DEKOPIN MENGGELAR DISKUSI KEMITRAAN | ARSAD CORNER

DEKOPIN MENGGELAR DISKUSI KEMITRAAN

Sabtu, 27 Agustus 20160 komentar

DISKUSI KEMITRAAN ANTAR KOPERASI

I. PROLOG
Agenda ini diawali dengan sambutan dari pimpinan Dekopin Pusat Bapak Ilham Nasa’i, temu usaha dan kemitraan antara koperasi dengan badan usaha lainnya adalah memperkuat aspek usaha koperasi. Koperasi perlu mengembangkan profesionalisme sehingga memiliki peluang untuk mengembangkan kemitraan, baik antar koperasi maupun koperasi dengan usaha lainnya.  Ada 3 (tiga)  target yang ingin di capai dalam pegelaran agenda ini, yaitu; (i) akses pemasaran baik dalam menciptakan pasar bersama maupun dalam menciptakan akses pasar; (ii) terbentuknya  kemitraan dalam manajemen dan; (iii) transformasi technologi sehingga meningkatkan peluang koperasi untuk meningkatkan pelayanan dan juga kemitraan. di penghujung, beliau berharap koperasi-koperasi di Banyumas bisa meng-akselerasi pertumbuhan dan perkembangan koperasi.   Sementara itu, Ketua Dekopinda Banyumas, Bapak Muhammad Arsad Dalimunte, menyampaikan terima kasih atas terpilihnya Dekopinda Banyumas menjadi penyelenggara salah satu diskusi temu usaha di Indonesia. Kesempatan ini merupakan momentum strategis bagi koperasi-koperasi Banyumas untuk meningkatkan pemahamannya tentang arti penting kerjasama dan sekaligus menumbuhkembangkan semangat untuk mengembangkan kerjasama sebagai bagian dari upaya meningkatkan kesejahtaraan atau  kemanfaatan koperasi.    

Temu usaha ini menghadirkan 2 (dua) nara sumber, yaitu  (1) Muhammad Na’im mewakili JUK (Jaringan Usaha Koperasi) Dekopin Pusat dan ; (2) Muhammad Arsad Dalimunte mewakili  Dekopinda Banyumas.  Dalam presentasinya, Bapak Na’im mengawali dengan  pemahaman tentang kemitraan. Strategi ATM (Amati, tiru dan modifikasi) adalah bagian dari cara untuk mengembangkan inovasi.  Kaitanya dengan membangun kerjasama, beliau mengistilahkan dengan “TAKE ME OUT”, yang merupakan singkatan dari ketemuan, kenal, mitra, eksyen, openi, pelihara, Ugemi/dijaga dan Tlateni/Bersabar).  Sementara itu,  Narasumber ke-2 (dua) mencoba untuk membangunkan percaya diri koperasi untuk menumbuhkembangkan kerjasama sebagaimana terjelaskan dalam tulisan berikut ini :



II. MATERI
POKOK-POKOK FIKIRAN
TENTANG
KERJASAMA DALAM KOPERASI

A.  Organisasi dan Perusahaan Koperasi
  1. Perusahaan koperasi itu sama harus dikelola secara efisien,efektif, produktif dan berkelanjutan
  2. Tantangan perusahaan koperasi adalah mewujudkan dirinya sebagai “captive market atau pasar tertutup” dalam arti sesungguhnya. Artinya, jumlah anggota bukan hanya angka statistik yang berguna dalam tahap proyeksi, tetapi berkontribusi nyata dalam mendukung kelancaran dan tumbuhkembangnya perusahaan koperasi.  Untuk mewujudkan kondisi ideal tersebut, maka perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
  3. Dalam menetapkan jenis aktivitas perusahaan, koperasi harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a.      azas subsidiary dalam arti “apa-apa yang bisa dikerjakan anggota sebaiknya tidak dikerjakan koperasi dan apa-apa yang tidak bisa dikerjakan anggota, maka itulah sebaiknya yang dikerjakan koperasi”. Ada beberapa manfaat nyata dari taat azas subsidiary, antara lain :
(i)     Antara usaha yang dijalankan koperasi dan anggota tidak terjadi persaingan yang saling meniadakan.
(ii)   Usaha yang dijalankan koperasi bersifat supporting terhadap usaha yang dijalankan anggota
(iii) Usaha yang dijalankan koperasi akan menjadi mesin penjawab atas ragam kebutuhan anggota.
(iv) Koperasi akan mewujud menjadi organisasi yang memberdayakan dalam arti luas 
b.      Koperasi tidak mengharamkan usaha berbasis peluang seperti potensi alam, peluang kontemporer dan lain sebagainya sepanjang tidak bertentangan dengan hukum dan norma sosial yang berlaku. Namun demikian harus dibangun kesadaran apakah peluang tersebut bersifat sementara dan atau rentan terhadap perubahan kebijakan. Hal ini berkaitan dengan kesiapan mental anggota bila peluang tersebut sewaktu-waktu tidak mungkin dimaksimalkan lagi karena suatu keadaan.
c.      Roh pengelolaan koperasi. Secara operasional, roh pengelolaan perusahaan koperasi harus menetapkan hakekat tujuan usaha yang akan dijalankan apakah berorientasi pada pertumbuhan SHU, pertumbuhan kemanfaatan dan atau campuran dari keduanya. Pilihan ini akan menjadi landasan untuk pedoman dalam menyusun strategi dan taktik pengelolaan.
  1. Loyalitas anggota terhadap usaha-usaha yang dijalankan perusahaan koperasi tidak lepas dari unsur rasionalitas anggota sebagai insan ekonomi (homo economicus). Untuk itu, koperasi harus dikelola secara efisien dan efektif yang mengkombinasikan antara profesionalisme pengelolaan, rasionalitas jumlah anggota dan skala sebagai pengguna jasa koperasi. Dengan demikian akan terbentuk apa yang disebut dengan transaksi subyektif  yaitu transaksi yang didasarkan pada rasa kepemilikan yang tinggi terhadap koperasi.

B. Kerjasama Koperasi
  1. Hakekat koperasi itu adalah kerjasama, baik ke dalam (antar anggota) maupun keluar dala wujud kemitraan
  2. Efektifitas kerjasama terletak pada nilai tambah baik dalam konteks materil maupun immateril (kemanfaatan/benefit)
  3. Kerjasama lahir atas dasar kepercayaan satu sama lain. Sementara itu, kepercayaan lahir dari akumulasi catatan kebaikan atau rekam jejak karya.
  4. Beberapa inspirasi/gagasan kemitraan antar koperasi berikut ini :
a.      Join dalam Managemen
b.      Join dalam permodalan
c.      Joiin dalam pengembangan IT 
d.      Join dalam pembelian
e.      Join dalam penjualan
f.        Join dalam pelayanan
g.  Join dalam pemasaran
h.  Join dalam pendidikan  dan pengembangan SDM
i.    Join dalam pengembangan product
j.    dan lain sebagainya


Apapapun kerjasama yang dilakukan, spirit yang diusung adalah meningkatkan kesejahteraan anggota. Agar koperasi terbiasa dengan kerjasama, maka pada koperasi harus terlatih berbagi minimal dalam3 (tiga) hal, yaitu : (i) berbagai ide, gagasan dan rasa ; (ii) berbagi peran dan tanggung jawab dan; (iii) berbagi hasil yang adil, proporsional dan memotivasi.

Sebagai bahan perenungan akhir, banyak perusahaan koperasi  yang terjebak pada ego pengembangan perusahaan dan menjadikan anggota sebagai populasi yang dieksploitasi. Akibatnya, anggota tidak merasa bangga dan tidak pernah merasa memiliki sebesar apapun capaian koperasi.




III.  Respon dan Testimoni Audience
1.      Ketua KUD Tani Maju memberikan testimoni tentang kemitraan mereka dengan temen-temen muda. Setelah melakukan kemitraan dengan kaum muda yang terhimpun dalam Kopkun Insitute, KUD ini berhasil melakukan revitalisasi. Unit usahanya pun kemudian berhasil me-renew unit-unit layanan seperti unit swalayan dan unit rice milk.
2.      Sementara itu, KPRI NEU Banyumas menyambut baik gagasan pengembangan kerjasama. Semangat edukasi sangat kental dari ragam pengembangan strategi yang dterapkan.  
3.      Ketua KUD Aris menyampaikan bahwa koperasi itu harus selalu mengembangkan kemitraan yang saling berkeuntungan. Perkembangan koperasi akan lebih cepat bila menggalang kerjasama. 
4.      Bapak Legowo pengurus Kopindo perlu membentuk “satu perusahaan” yang concern pada distribusi barang sehingga koperasi-koperasi
5.      Salah satu kelemahan di KUD adalah persoalan mindset. Beliau menyampaikan apresiasinya terhadap Koperasi KOGAT yang sukses mendorong anggotanya menabung sehingga koperasi surplus dan mampu memberikan pinjaman kepada anggota dengan margin rendah. Beliau berharap KOGAT mengembangkan kemitraan dengan koperasi-koperasi lain di lingkungan Kabupaten Banyumas. 

6.      Bapak Larto yang kebetulan adalah Ketua AMKI (Assosiasi Manager Koperasi Indonesia) menyampaikan bahwa AMKIN mendorong 2 (dua) hal; 1.Perbaikan tata kelola manajemen koperasi dan; 2. pemanfaatan teknologi. AMKI mendorong kerjasama tidak terbatas dalam hal simpan pinjam, tetapi semua aktivitas yang dijalankan koperasi dari jenis koperasi apapun. Beliau juga menyampaikan bahwa apabila pengembangan IT dilakukan bersama-sama/bekerjsama maka akan diperoleh pembangunan IT yang lebih murah. Koperasi memeiliki persoalan serius dalam 2 (dua) hal, yaitu: (i) Koperasi belum bisa off line ke on line dan (ii) End to End. 37,79 juta atai 17% dari penduduk indonesia tercatat sebagai anggota koperasi. 
Share this article :

Posting Komentar

.

 
Copyright © 2015. ARSAD CORNER - All Rights Reserved