LANJUTAN ISC :
PERSIBAS JELANG LAGA MELAWAN PERSIBANGGA
Hasil 1-1 melawan Tim
Mapan sekelas Persis Solo di hari Minggu lalu (17/6) merupakan sesuatu yang
layak di syukuri, walau tidak terlalu membanggakan. Alasannya sederhana saja,
Persis Solo merupakan tim yang sudah lama bertengger di level Divisi Utama,
sedangkan Persibas Banyumas adalah tim promosi di divisi utama. Namun demikian,
hasil seri tersebut tidak lantas dikatakan cukup atau kemudian berpuas diri,
karena ekspektasi masyarakat pencinta bola Banyumas adalah “kemenangan”.
Apalagi di 4 (empat) pertandingan sebelumnya di turnamen ISC ini, Persibas
menuai hasil tidak
menggembirakan dan bahkan 1 (satu) kali kalah saat menjadi
tuan rumah kalah menghadapi Persip Pekalongan.
Tingginya ekspektasi
masyarakat pencinta sepak bola Banyums terhadap prestasi Persibas telah menjadi
tekanan tersendiri bagi segenap pemain, tim pelatih dan tidak ketinggalan
manajemen. Disatu sisi berbagai kritikan tajam para fans fanatik akhir-akhir
ini dimaknai sebagai bukti cinta, di sisi lain sebagai inspirasi berbenah dan
melakukan lompatan capaian. Mengapa “lompatan?”.
Kekalahan beberapa
pertandingan lalu telah melahirkan luka dalam di hati para pencinta Persibas.
Sebagian dari mereka pun seperti kehilangan kesabaran dan berharap Persibas mampu meraih hasil yang
membahagiakan. Atas situasi ini, tidak ada pilihan lain bagi pemain kecuali “berlatih
lebih keras dan cerdas”. Demikian juga dengan tim pelatih harus
merapatkan barisan untuk meracik strategi jitu nan efektif. Tak soal saat ini
Persibas tanpa pelatih kepala pasca ditinggalkan oleh Coach Putut, Asisten pelatih
Ispri yang bertindak selaku pelatih terus menganalisa dan kemudian meracik
strategi berbasis pada ketersediaan dan potensi materi pemain yang ada.
“Ini memang tidak mudah, tetapi menyerah bukanlah pilihan menarik untuk
diambil sampai turnamen ini benar-benar usai”, demikian ungkap Dimas
Gustaman selaku manager Persibas sore kemarin. Statemen ini bisa difahami,
sebab disatu sisi loyalitas para pendukung merupakan sesuatu yang sangat
disyukuri, namun tanpa disadarai loyalitas tersebut telah mendorong harapan dan
bahkan tuntutan yang tidak ringan, yaitu prestasi. Bahkan, sebagian pendukung
tidak mau mengerti apakah Persibas berstatus tim debutan atau tim yang sudah
mapan bertengger di level divisi utama, yang penting “menang”.
Harapan besar para
pencinta Persibas terus menjadi inspirasi berbenah demi menampilkan hasil yang
terbaik. Seluruh awak tim harus menunjukkan greget dan upaya yang terus menerus
sehingga masyarakat pencinta bola mengetahui keseriusan dalam mempersiapkan
diri. Semua memerlukan proses dan membangun tim sepak bola itu memiliki
kompleksitas yang rumit dan pasti memerlukan waktu yang tidak sedikit. Namun
demikian, berbuat yang terbaik adalah satu-satunya pilihan yang tersedia.
Segenap Pasukan Persibas harus menampilkan yang terbaik dan mempertontonkan
semangat juang yang pantang menyerah sejak awal pluit dimainkan sampai pluit
akhir ditiup sang pengadil pertandingan.
Jelang Menghadapi Persibangga
Secara kesejarahan,
Persibangga lebih dulu menginjakkan kaki di level divisi utama. Artinya, para
pemain persibangga lebih dulu mengalami kerasnya persaingan pada level tinggi.
Namun demikian, itu tak kemudian membuat nyali Persibas Banyumas ciut. Ini
kesempatan melakukan memutar balik keadaan setelah pada pertemuan pertama di
Turnamen ISC Persibas dipukul Persibangga 2-1 saat bermain di Purbalingga.
Semua pemain dan pelatih menyadari ini bukan hal mudah, tetapi bukan berarti
menyerah sebelum permainan dimulai. Faktor tuan rumah akan dimanfaatkan
Persibas sebagai tambahan semangat untuk menampilkan permainan cantik dan
menawan. Dukungan para fans akan menjadi pemain ke-12 yang akan melipatgandakan
energi seluruh pemain untuk berjibaku mematahkan segala trik Persibangga untuk
membobol gawang Persibas.
Check terakhir dipagi
tadi menunjukkan seluruh pemain siap bertempur. Semua bertekad untuk menang dan
menandaskan pada para fans setia dan masyarakat pencinta bola banyumas bahwa
mereka masih layak ditonton dan dibanggakan. Semua kelemahan telah dievaluasi
dan tak ingin terjebak pada kesalahan yang sama. Berbagai alternatif strategi
diuji cobakan saat menghadapi tim yunior sekaligus mengukur titik
efektivitasnya.
Ada satu hal yang
menarik dari uji coba dengan para pemain Persibas Yunior kemarin dimana di 30
menit pertama Persibas Senior sukses menggulung Persibas Junior 2016 dengan
skore 2-0. di 30 menit kedua, Persibas Senior menghadapi Persibas Junior 2014
dimana Persibas Senior kebobolan 2 gol. Momen ini dimanfaatkan Pelatih Ispri
untuk mengujicobakan beberapa strategi kepada seluruh pemain. Sayangnya, maksud
hati meng-ujicobakan efektivitas racikan, namun salah satu koran harian di
Banyumas justru menilai kebobolan 2 gol oleh Persibas Junior 2014 ini dipandang
sebagai pertanda buruk saat Persibas menghadapi Persibangga nanti.
Apapun pemberitaan yang
dituliskan media tetap harus dilihat dari sisi positifnya. Tekanan media harus
dijadikan sebagai sumber energi bahwa Persibas akan menampilkan yang terbaik di
Derby Pangiyongan Jilid IV di besok Sabtu, 23 Juli 2016.
Apa yang akan terjadi di
Sabtu besok?. Menjadi menarik untuk disaksikan langsung di GSP (Gor Satria
Purwokerto) sejak Kick Off 15.30 Wib.
Posting Komentar
.