ISC : NO TICKET NO GAME
Naiknya
Persibas Banyumas ke level Divisi Utama, disatu sisi menjadi satu kebanggaan
tersendiri sebab capain ini menandakan naiknya level namun disisi lain
mendatangkan konsekuensi yang tidak sedikit. Hal yang paling berpengaruh signifikan adalah
tentang pendanaan. Kalau sebelum masuk jenjang divisi utama Persibas masih
didanai oleh APBD, pasca bertengger di level divisi utama keuangan club harus
mandiri. Atas dasar itulah, manajemen tim dituntut kreatif agar bisa membiayai tim berikut pernik-perniknya.
Kreativitas tidak saja pada sisi penciptaan pendapatan tetapi juga
pada penekanan
pengeluaran dengan tetap memperhatikan efektivitas. Dengan kata lain,
profesionalisme pengelolaan menjadi satu keharusan agar sebuah club bisa eksis.
Sampai
saat ini, manajemen Persibas terus berbenah dan mengembangkan kreativitas
dengan 3 (tiga) focus pertama : (i) membangun tim sepak bola profesional yang
berprestasi; (ii) membangun tata kelola
penyelenggaraan pertandingan kandang yang profesional nan produktif dan; (iii) merintis usaha-usaha produktif yang
bisa menjadi sumber pendapatan club.
Ketiga
fokus ini berjalan bersamaan, namun tulisan ini khusus membahas fokus kedua
yaitu penyelenggaran pertandingan yang profesional nan produktif. Hal
ini menjadi focus sebab penyelenggaraan pertandingan kandang adalah salah satu
sumber pemasukan club. Bahkan, saat usaha-usaha produktif permanen nan
progressif belum ada, maka pendapatan dari peyelenggaraan pertandingan home
adalah satu-satunya sumber pemasukan andalan.
Sehubungan
dengan hal tersebut, manajemen terus melakukan pembenahan dari segala aspek
sehingga sistem kerja pegelaran pertandingan mendatangkan
rasa nyaman bagi segenap penonton (baca: penggemar bola dan supporter) yang
datang ke GOR menyaksikan pertandingan secara langsung. Disisi lain, manajemen
mentargetkan agar penonton selalu membludak dengan tingkat kebocoran 0 (nol)
dan minus lompat pagar/tembok/dinding stadion.
Beberapa Strategi
Manajemen
terus mengembangkan formula kreatif dalam rangka meningkatkan pendapatan dari
pertandingan home . Beberapa strategi yang diterapkan antara lain :
1.
Efektivitas Promosi.
Promosi yang dikemas tidak sebatas untuk menggiring penonton datang ke GOR
untuk menyaksikan pertandingan, tetapi juga sekaligus mem-branding Persibas sebagai
club sepak bola yang profesional. Hal
ini menjadi bagian dari tahapan Persibas menuju era industrialisasi bola.
Untuk itu, berbagai media promosi dioptimalkan antara lain : komunikasi dengan
media massa, balho, komunikasi intensif dan produktif dengan kelompok fans, mobil
keliling di kampung-kampung, iklan berjalan di TV Lokal, media sosial facebook,
twitter, blog, Broadcast melalui BBM dan Whatsapp, mobil keliling di
kampung-kampung dan lain sebagainya. Format promosi ini terus di kembangkan
untuk peningkatan efektivitasnya.
2.
Pengendalian Tiket.
Pengendalian tiket ini dimulai dari membangun control internal. Pelibatan
kasir-kasir terlatih dan profesional dengan sistem control yang baik. Untuk
menghadirkan para kasir profesional, manajemen Persibas bekerjasama dengan para
kasir dari toko-toko swalayan di wilayah
Banyumas. Dalam mimpi jauhnya, penjualan tiket akan menggunakan sistem
on line yang disertai barcode
sehingga pengendalian lebih baik dan perform lebih modern.
3.
Pengendalian Pintu Masuk. Di
titik ini, Manajemen mengkombinasi antara petugas portir dan pihak aparat
keamanan. Di pintu ini akan dilakukan ticket checking untuk antisipasi
kehadiran penonton gelap dan body
checking sebagai antisipasi masuknya benda-benda terlarang ke dalam
stadion. Ada kerawanan pada pintu masuk ini, yaitu masih adanya sebagian orang
yang selalu memaksa untuk tetap masuk stadion dengan berbagai alasan yang
kurang tepat. Setelah dilakukan pendekatan-pendekatan edukatif, alhamdulillah
kian kemari kian sedikit anggota masyarakat yang suka memaksa untuk masuk.
Penggunaan barrier gate juga merupakan salah satu bentuk pengendalian.
Dengan barier gate, disatu sisi penonton akan masuk secara tertib dan
disisi lain hal ini untuk meminimalisir penonton tak bertiket yang sering
memanfaatkan kerumunan antrian untuk masuk.
No Ticket No Game adalah
kondisi ideal yang terus di sosialisasikan dan di edukasikan kepada segenap
penggemar dan penggila sepak bola di Banyumas.
4.
Pengendalian Tembok GOR. Rendahnya
tembok GOR selalu dumanfaatkan sebagian orang untuk melompat. Disatu sisi hal
ini menyebabkan hadirnya penonton gelap dan tentu merugikan Persibas, disisi
lain tindakan lompat tembok ini memiliki resiko tinggi terjadinya kecelakaan.
5.
Sterilisasi Stadion. Untuk
pegelaran pertandingan terakhi saat Persibas Banyumas akan menjamu tamunya
Persika Kerawang, dilakukan sterilisasi stadion 1,5 jam sebelum kick off di
mulai. Sterilisasi ini dimulai dengan 2 (dua) langkah, yaitu: (i) menutup semua
pintu stadion dan; (ii) sweeping penonton yang masuk sebelum
pintu stadion ditutup untuk kepentingan sterilisasi. Komunikasi yang baik dalam
bentuk himbauan diutamakan. 2 (dua) opsi di tawarkan yaitu berkenan keluar
untuk kemudian membeli tiket atau beli tiket di tempat sehingga tidak perlu
keluar terlebih dahulu.

7.
dsb
Pola-pola
lain akan terus dirumuskan dan diaplikasikan dengan tujuan untuk menciptakan
kenyamanan bagi semua pihak dan juga megoptimalkan pemasukan Persibas Banyumas.
Manajemen berharap langkah-langkah perbaikan yang dilakukan manajemen ini disambut
baik oleh masyarakat pencinta Bola. Sebab Persibas tidak akan bisa eksis bila
tidak ada daya dukung nyata dari segenap lapisan masyarakat, khususnya para
pencinta bola.
Satu
hal yang menjadi catatan akhir bahwa masuk tanpa tiket merupakan tindakan yang
kurang bijak. Disatu sisi hal ini tindakan kurang sportif karena pasti melukai
perasaan para penonton yang membeli tiket, di sisi lain tindakan itu tergolong
egois dan itu sama saja tidak mendukung Persibas Banyumas untuk eksis dan berprestasi.
Salam
Juang Persibas....!!!!!
Posting Komentar
.