MEN-TEMAKAN WIRAUSAHA
(Dalam Tinjauan Praktis)
A. Prolog Berdimensi Kontemplasi
Semua orang ingin bahagia/sukses
dan masing-masing orang memiliki defenisi
tentang bahagia/sukses. Namun faktanya, tidak semua orang mendapati
kebahagiaan. Hal ini mungkin dikarenakan terlalu tingginya defenisi tentang
kebahagiaan sehingga sulit untuk
digapai, atau karena kurang bersyukur sehingga selalu merasa kurang dan atau
mungkin karena salah dalam memilih jalan sehingga beujung ketidakbahagiaan.
Hidup adalah sebentuk kesempatan
yang didalam perjalanannya terdapat banyak pilihan. Pemaknaan atas hidup
selanjutnya mempengaruhi pada pilihan mana yang akan diambil untuk membuat hidup
tetap hidup. Atas dasar itu, setiap orang bergerak melakukan sesuatu baik
untuk sekedar bertahan hidup maupun mengembangkan makna-makna hidup ke wilayah
yang lebih luas di luar dirinya. Oleh karena itu, sebagai guidance (panduan) perlu disusun pemaknaan tentang hidup dan dirumuskan
tujuan hidup sehingga lebih jelas arah yang dituju dan peng-arus utamaan
energi, fikiran dan tindakan.
Sebagai satu bahan perenungan, “banyak orang yang menginginkan sukses,
tetapi sebagian mereka tidak benar-benar menginginkan kesuksesan itu datang. Hal ini terlihat dari kurang
relevannya antara langkah-langkah yang dilakukan dengan tujuan yang
sesungguhnya ingin diraih”. Sebagai contoh; adalah mustahil mendapatkan
nilai bagus pada satu mata kuliah tanpa diikuti belajar yang tekun, serius dan
sungguh-sungguh.
B. Memakna Kewirausahaan
Dalam terjemahan bebas,
kewirausahaan merupakan upaya sadar
membentuk kemandirian yang pada perkembangannya bias menciptakan harapan
hidup bagi orang lain. Sementara itu dari sisi praktek lapangan, wirausaha itu itu 90% tentang semangat dan mentalitas,
10% tentang hal-hal bersifat teknis. Dalam semangat dan mentalitas itu
terkandung keyakinan kuat, optimistic, positif thinking tanpa menghilangkan
kewaspadaan dan keberanian berkeputusan
untuk memperjuangkannya. Sedangkan hal-hal teknis menyangkut tentang operasionalisasi
usaha yang dijalankan dimana masing-masing obyek pasti memiliki karakter dan kekhasan
sendiri-sendiri.
Mereferensi
alinea diatas, maka bila ingin menekuni atau terjun ke dunia wirausaha, hal
pertama yang dilakukan adalah membangun semangat dan mentalitas. Sebab,
semangat dan mentalitas adalah inspirasi berkeberanian memulai, berkemauan
belajar untuk menjadi lebih baik, ber-kesabaran dalam berproses dan berbesar
jiwa atas hasil akhir.
Sementara
itu, hal-hal teknis menyangkut penyusunan gagasan/ide, perencanaan, tindakaan
operasional, pengendalian dan evaluasi. Berkaitan dengan hal-ha teknis
berwirausaha, berikut di berikan beberapa tips yaitu:
1.
Mulailah dari dari siapa. Seorang
wirausahawan itu harus berorientasi pada pangsa pasar (market oriented). Perumusan
market yang jelas akan mempermudah untuk menemukan detail usaha yang akan
dijalankan. Sesudah hal ini bisa ditegaskan baru memasuki tahap selanjutnya,
yaitu menentukan apa yang akan dijalankan
2.
Dalam rangkan menentukan apa,
sebaiknya me-referensi pada apa yang dibutuhkan oleh target market
tersebut. Penggunaan metode ini akan
lebih bisa mendekatan pasar karena apa yang ditawarkan memang apa yang mereka
butuhkan. Mereka akan merespon positif karena jawaban dari yang mereka butuhkan
adalah apa yang anda bawa atau tawarkan. Namun, hal ini sangat berbeda dengan
sesuatu yang benar-benar baru atau belum ada sebelumnya. Pada jenis ini,
seorang wirausahawan harus melakukan edukasi
pasar (market education) sehingga bisa diperoleh informasi yang
lengkap tentang apa yang ditawarkan dan nilai guna ketika di konsumsi atau di
gunakan.
3.
Bagaimana?. Goal akhir
dari penawaran adalah terjadinya transaksi. Untuk itu, dalam rangka
meningkatkan probabilitas kesuksesan maka pengenalan karakter target
market akan sanga membantu dalam
perumusan pola pendekatan yang efektif. Sebab, target konsumen yang didekati
dengan cara yang sesuai dengan karakternya, maka konsumen itu akan merasa
nyaman.
4.
Kapan dan dimana?. Sebenarnya
berwirausaha itu bisa dilakukan kapan saja dan dimana saja sepanjang terdapat ”peta
kebutuhan” atau berhasil
membentuk ”rasa butuh” pada target
market. Mendekatkan diri pada calon konsumen tentu akan memudahkan mereka untuk
meng-akses usaha yang anda jalankan. Dekat dengan konsumen yang dimaksud dalam
hal ini bukan saja secara geografis, tetapi juga dekat secara emosional dan
mudah dijangkau baik secara manual maupun melibatkan perangkat IT.
C.
Lakukan Segera dan Nikmati Prosesnya
Berwirausaha
itu memerlukan keberanian dan kecepatan dalam betindak. Kebanyakan pertimbangan
sering berujung penundaan. Oleh karena itu, lakukan segera dan nikmati
prosesnya. Artinya, kala sudah menjeburkan diri maka keadaan akan menuntun dan
bahkan memaksa sang wirausahawan untuk terus berfikir mengembangkan
kreativitasnya agar bisa bertahan (survive)
dan berkembangkan (grow) . Oleh
karena itu, keuletan, kesabaran, ketekunan dan kemauan untuk belajar dari
dinamika sangat berpengaruh pada hasil akhir. Wirausahawan yang terus menerus
melakukan evauasi atas setiap tindakan pada akhirnya akan menermukan cara
terbarukan yang kemudian berdampak pada peningkatan kualitas dan juga kuantitas
usaha yang dijalankan. Salah hal layak menjadi catatan dimana tidak ada
keberhasilan tanpa perjuangan dan keprihatinan. Hal ini juga menandaskan bahwa keberhasilan
memerlukan kerja keras, kerja cerdas, waktu dan kesabaran. Sementara itu,
keprihatinan yang dimaksud adalah terbangunnya daya tahan atas ragam hal yang
tak jarang sangat menguras energi dan emosi. Seorang wirausahawan harus tangguh
dan tetap dalam semangat terjaga ketika kenyataan belum seperti harapan.
Rintangan harus difahami sebagai bagian yang harus dihadapi dan bukan untuk
dihindari. Kekhawatiran harus dilawan hingga terangun keberanian.
D.
Ketajaman Insting Bisnis
Satu
pepatah bijak mengatakan ”bisa kerena biasa”. Artinya,
keterbiasaan akan mendatangkan kemampuan yang kian hari kian menjadi lebih
baik. Pada titik tertentu, kebiasaan itu akan masuk ke dalam alam bawah sadar
dan muncul seketika tanpa proses kesengajaan. Lihatlah bagaimana seorang yang
mendalami ilmu beladari memasang kuda-kuda seketika saat dikagetkan oleh
sesuatu. Sama halnya dengan orang yang sudah terbiasa dengan keypad HP atau
keyboard komputer yang bisa mengetik begitu cepat dan bahkan tanpa melihat
sekalipun. Belajar dari hal tersebut, maka ketika menginginkan untuk memiliki
insting bisnis yang tajam, maka bangunlah kebiasaan berfikir kreatif dan
produktif atas setiap apa yang dilihat, yang didengar dan bahkan yang
dirasakan. Lihatlah bagaimana para pencipta lagu sering terinspirasi atas apa
yang dirasakannya atau apa yang disaksikannya. Juga banyak terknologi
terbarukan yang terinspirasi oleh kesulitan yang sedang dialami masyarakat.
Ketajaman insting semacam ini sesungguhnya lahir dari kebiasaan-kebiasaan yang
dilakukan.
E.
Sekedar Tips Sederhana
Kalau
memulai berwirausaha memerlukan semangat dan mentalitas berkeputusan, semangat
dan mentalitas itu pun harus ada pada tahap menjalankan dan dalam menerima
hasil akhir dari proses panjang. Untuk membangunkan dan memelihara semangat dan
mentalitas itu, berikut disampaikan beberapa tips yang mungkin bisa menjadi
stimulan atau inspirasi :
- Mulailah segera, karena berangan-angan saja tak pernah bisa menghasilkan apapun. Untuk itu, mulailah dari apa yang memang bisa untuk dilakukan.
- Jangan pernah mengeluh, karena mengeluh tak pernah merubah keadaan. Seorang wirausahawan bukan diharamkan untuk menangis, sepanjang pada bulir air mata tertentu tertemukan kekuatan untuk berdiri dan melanjutkan langkah.
- Tekuni dan jalani wirausaha dengan jiwa dan nikmati setiap dinamika yang mewarnainya. Menjalani sesuatu dengan jiwa akan menuntun untuk senantiasa ber-energi dan teguh pada upaya-upaya memperjuangkan mimpi.
- Kesuksesan adalah hadiah bagi mereka yang berani berkeputusan dan efektif dalam memilih cara. Oleh karena itu, kebelum berhasilan bukanlah alasan untuk berhenti, tetapi seharusnya dijadikan sumber energi untuk terus memperbaiki “diri dan cara”.
- Semua menginginkan laba yang banyak, tetapi control diri untuk tidak terjebak dalam emosi berlebihan diperlukan. Hal ini ter-inspirasi dari kesuksesan yang berujung kesedihan karena ketidakmampuan mengendalikan emosi dalam berwirausaha.
- dan lain sebagainya.
F. Penghujung
Kalau keberhasilan ternyata di
langkah ke-100, maka adalah sebuah kekliruan besar untuk berhenti di langkah
ke-99. Namun akan menjadi sangat tidak mungkin sampai dilangkah 100 kalau tidak
pernah berani melakukannya mulai langkah ke-1 (pertama).
Demikian
tulisan sederhana ini disampaikan, semoga menginspirasi kebaikan dan lompatan
semangat dalam menekuni kewiirausahaan. Semoga Tuhan senantiasa berpihak pada
langkah dan do’a kita semua. Amin.
Posting Komentar
.