RAKOR TPAKD (TIM PERCEPATAN AKSES
KEUANGAN DAERAH)



TPKAD Banyumas dipimpin oleh
Bapak Wahyu Budi Saptono yang kesehariannya menjabat sebagai Sekda Kabupaten
Banyumas. Bertindak selaku wakil ketua bapak Farid Falatehan yang kesehariannya bertugas sebagai Kepala
Kantor OJK Perwakilan Purwokerto. Bapak Didi Rudwianto berposisi sebagai
sekretaris yang kesehariannya bertindak
selaku Asekbang Kesra Setda Banyumas.
Awalnya TPKAD dibentuk untuk
membantu pemerintah daerah setempat (dimana OJK ada di daerah tersebut) dalam
mengembangkan UMKM. TPKAD-TPKAD di
lingkungan Propinsi Jawa Tengah (Semarang, Solo, Tegal, Purwokerto) rencananya akan
dilaunching tangal 11 april 2016 di Kota Brebes dan rencananya di hadiri oleh
Presiden. Sementara itu, di Kabupaten Banyumas launching di targetkan pada
minggu kedua April 2016.
Dalam prosesi diskusi, beberapa
pemikiran dan gagasan yang berkembang dijelaskan berikut ini :
1.
UMP (Universitas Muhammadiyah
Purwokerto). Pak Darmawan selagu delegasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP menyampaikan tentang perlunya mengembangkan
jumlah entrepreneur dan juga pendampingan UMKM. Dalam hal ini UMP siap mencetak para wirausahawan baru.
2.
STAIN (Sekolah Tinggi Agama Islam
Negeri). Delegasi STAIN mendorong perlunya pengembangan focus pada pengembangan
kesempatan bagi masyarakat pinggiran.
3. Berkaitan dengan efektifitas
pencapaian target, Delegasi Bapeda Bapak Jaka mengusulkan 3 (tiga) Pokja yang diusulkan
Bapeda Banyumas, yaitu ; (i) Pokja UMKM dan Industri Kreatif; (ii) Pokja
Pertanian dan koperasi dan; (iii) Pokja Edukasi dan dana desa.
4.
Dinas Pendidikan menyampaikan bahwa
dalam menumbuhkembangkan pelaku UMKM, Dinas Pendidikan memiliki 3 (tiga) SKB, yaitu; (i) SKB
Purwokerto; (ii) SKB Ajibarang dan; (iii) SKB Kalibagor. Dari proses interaksi
dengan para pelaku UMKM ditemukan bahwa proses produksi sudah berjalan dengan
baik. Persoalan utamanya adalah pemasaran dan hal ini sangat memerlukan solusi.
Beliau juga menyampaikan perlunya kemitraan dengan pelaku usaha besar, baik
dalam tujuan mengembangkan kapasitas sumber daya manusia maupun dalam
memperluas akses pemasaran.
5. Bapak Fadil dari BI Purwokerto
menyampaikan bahwa sampai saat ini dari 1,6 juta masyarakat Banyumas, ternyata
hanya 12% atau sekitar 200 ribuan yang sudah meng-akses perbankan. “Bank
tumbuh apabila bisnis tumbuh”, prinsip ini yang kemudian menjadi
motivasi untuk terlibat dalam upaya menumbuhkembangkan pelaku UMKM.
6. Bung Dimas Gustaman selaku perwakilan Hipmi
BPC Banyumas menyarankan untuk mengefektifkan diskusi dengan mereferensi fungsi
dasar TPKAD sebagai edukator bagi masyarakat dalam hal meng-akses lembaga
keuangan. Hal-hal yang bersifat teknis menjadi materi bahasan di pokja-pokja.
7.
Dinas pertanian menyerukan perlunya
sosialisasi yang lebih edukatif sehingga masyarakat petani merasa lebih
familiar dengan lembaga keuangan. Percaya diri petani harus dibangun agar
merasa nyaman dengan lembaga keuangan. Disisi lain, lembaga keuangan harus
membangun kepedulian terhadap petani.
Beberapa kesepakatan yang
dihasilkan dari rakor kali ini adalah :
Memperhatikan pemikiran dan
gagasan yang berkembang, ada 3 (tiga) pokja yang akan dibentuk :
1.
pokja pertanian dipimpin oleh
perwakilan OJK dan perwakilan dinas pertanian.
Beberapa rancang programnya : (1) pembentukan LKM; (ii) sertifikasi
asset /legalisasi.
2. Pokja UMKM dan industri kreatif dipimpin oleh
Disperindagkop (selaku ketua), BRI (selaku wakil) dan bertindak sebagai anggota
PNM dan Pegadaian. Beberapa rancang programnya : (i) Akses keuangan untuk UMKM
produk unggulan Gula kelapa, Minyak Atsiri dan batik; (ii) Akses keuangan untuk
industri kreatif dan; (iii) sertifikasi asset /legalisasi.
3.
Pokja sosialisasi dan edukasi. Pokja
ini dipimpin oleh Pemda dan OJK. Beberapa rancang programnya antara lain
Roadshow bersama ke beberapa daerah dan komunitas.
Posting Komentar
.