KETIKA SANG ANAK MENJADI PENOLONG ORANG TUA | ARSAD CORNER

KETIKA SANG ANAK MENJADI PENOLONG ORANG TUA

Jumat, 18 Desember 20150 komentar



KETIKA SANG ANAK MENJADI PENOLONG ORANG TUA
‎oleh-oleh dari  mengikuti tauziyah
pra penerimaan raport siswa/i SD Al-Irsyad Al Islamiyah 02 Purwokerto

Anak adalah amanah dari Allah SWT yang harus dipertanggungjawabkan kepada si pemberi amanah. Oleh karena itu, anak harus dijaga sebaik mungkin sehingga terhindar dari hal-hal yang sekiranya berpotensi merusak aqidah, akhlak dan masa depannya. Tanggungjawab besar terhadap anak  ini harus diwujudkan ke dalam tindakan-tindakan  yang membentuk anak menjadi pribadi yang soleh/solehah dan menjadi pribadi yang selalu dekat  dengan Allah SWT. Jadi, andai seorang anak menjadi peengusaha, maka dia akan pengusaha yang selalu dekat dengan Allah SWT, andai anak itu menjadi seorng dokter, dia pun akan senantiasa dekat dengan Allah dan lain sebagainya. Oleh karena itu, anak perlu dibekali ilmu pengetahuan dan akhlakul karimah, sehingga bisa menuntun hidupnya ke jalan yang senantiasa di ridhoi oleh Allah SWT.

Sebagai pengingat kepada segenap orang tua, anak pada usia 12 sd 15 tahun adalah usia kritis sehingga memerlukan pendampingan orang tua dan  pendidikan yang tepat. Apalagi anak se-usia tersebut  sedang tumbuh dan lingkungan sangat berpengaruh.  Sebagai bahan perenungan bersama, lingkungan anak remaja saat ini sungguh sangat rawan dari berbagai ancaman, seperti narkoba dan juga pergaulan bebas.   Oleh karena itu, diperlukan penangkal efektif dalam bentuk pembelajaran yang akan memunculkan perasaan takut jika melakukan hal-hal yang dilarang oleh Allah SWT. Dengan aqidah yang kuat, seorang anak akan menghindari hal-hal yang sekiranya mendatangkan mudhorot. Berkaitan dengan hal tersebut, anak2 diusia remaja idealnya  diasupi dengan pendidikan agama sehingga senantiasa terjaga kesadaran dan terbangun ketaatan terhadap Allah SWT. 

Sebagai bagian dari upaya membentuk pribadi yang sholeh/sholehah, maka para orang tua perlu men-disiplinkan anak, khususnya dalam 3(tiga) hal berikut ini;
1.      Sholat tepat waktu. Sholat itu mencegah perbuatan keji dan mungkar
2.      Membudayakan ”tiada hari tanpa membaca alqur'an”. Hal ini sebagai bagian dari upaya menghadirkan ayat-ayat alqur’an di keseharian sang anak.   
3.      Membangun ketaatan atau tidak durhaka pada orang tua. Ketaatan terhadap orang tua diperlukan sebab berkah anak bersumber dari ridho orang tua. Sebaliknya, kedurhakaan seorang anak adalah sumber petaka dalam hidupnya. Sedikit bicara ketaatan tentu sangat dipengaruhi ketauladanan-ketauladanan yang di contohkan para orang tua di setiap harinya.
Untuk mendukung hal-hal tersebut diatas, komunikasi intensif antara anak dan orang tua merupakan hal yang harus dibudayakan sehingga kuatnya ikatan emosional antara anak dan orang tua mendorong sang anak untuk senantiasa sehingga sang anak senantiasa memegang teguh nilai2 etika dan moral di kesehariannya. 

Satu hal yang menjadi pengingat, bila seorang cucu adam meninggal maka terputuslah segala amalannya di dunia kecuali 3 (tiga) perkara,  yaitu ; amal jariyah, anak soleh/solehah yang senantiasa mendoakan  dan ilmu yang bermanfaat. Berkaitan dengan hal tersebut, maka membentuk anak yang sholeh sesungguhnya tidak hanya menjadi kebutuhan seorang anak untuk kesuksesan hidupnya, tetapi juga membentuk pertolongan diri orang tua saat masa hidup dicukupkan Allah SWT di dunia ini. Semoga kita semua memiliki dan dikarunia anak-anak yang soleh/solehan..Amin Ya Robbal ’Alamin 

Jum’at yang barokah
SD Al-Irsyad Al-Islamiyah 02 Purwokerto
Share this article :

Posting Komentar

.

 
Copyright © 2015. ARSAD CORNER - All Rights Reserved