KUALITAS
PEMUDA DAN PERTUMBUHAN KOPERASI
disampaikan pada acara Pendidikan Dasar Perkoperasian (Diksarkop) yang dilaksanakan oleh Kopma Unlam (Koperasi Mahasiswa Universitas lambung Mangkurat), Kalimantan Selatan, tanggal 4-6 Oktober 2013
A. Pendahuluan
Manusia adalah makhluk yang
memiliki akal, energi dan waktu sehingga
memiliki kemampuan melakukan sesuatu, membentuk kenyataan hari ini lebih baik
daripada kemarin dan hari esok lebih baik dari hari ini. Oleh karena itu, kualitas
sejarah dari setiap generasi sesungguhnya sangat dipengaruhi oleh bagaimana
satu generasi men-sinergikan bakat dan potensinya dengan alam dan seisinya.
Untuk itu, setiap generasi perlu di tempa, mulai dari mempelajari dan
meng-intrepretasikan sejarah ke dalam cara pandang yang bijak, mengambil
inisiatif berkontribusi positif di kenyataan hari ini dan membentuk kemampuan
melihat kedepan sehingga menjadi pribadi-pribadi yang visioner, pribadi-pribadi
yang tidak hanya mementingkan dirinya sendiri, tetapi memiliki kesadaran tinggi
membangun kebermanfaatan diri bagi lingkungannya.
Demikian halnya dengan
perkoperasian. Fakta tak menggembirakan di mayoritas koperasi adalah kenyataan
yang tidak bisa dipungkiri. Kalaupun sebagian kecil ada karya-karya spektakuler,
tetapi hal itu belum mampu menjadi inspirasi dan sumber energi bagi lainnya
untuk mengikuti jejak-jejak kebaikan itu. Namun demikian, realitas itu bukan
alasan untuk berhenti, tetapi justru menjadi sumber energi untuk berbuat
sesuatu demi terbentuknya harapan-harapan baru.
Harapan itu layak disematkan
pada generasi muda, sebab golongan ini
adalah merupakan pewaris tongkat
perjuangan di suatu waktu nanti. Generasi muda memiliki energi besar yang merupakan
pra-syarat terbentuknya sebuah perubahan. Mereka adalah penentu warna
koperasi ditanah air ini pada masa yang akan datang. Intinya, mereka
adalah penentu apakah koperasi masih ada atau bahkan lenyap dari negeri
tercinta ini.
Oleh karena itu, pembentukan pejuang-pejuang
muda koperasi adalah sebuah kebutuhan. Jika tidak, maka “mengubur
harapan” adalah agenda paling rasional untuk dilakukan.
B. Koperasi
Mungkin saja...beberapa fakta dibawah ini adalah bagian
dari jawabannya :
- Keterjepitan Ideologi koperasi ditengah suburnya invidualisme.
- Paradigma yang keliru terhadap koperasi.
- Traumatic masa lalu.
- Minimnya kader Muda handal
Untuk lebih memahami beberapa fakta diatas, berikut akan dijelaskan
satu persatu dari 4 (empat) hal tersebut diatas.
B.1. Keterjepitan Ideologi Koperasi
di Tengah Suburnya Individualisme
Hal ini bertolak belakang
dengan semangat individualisme, dimana setiap orang ingin lebih unggul.
Individualisme telah mendorong orang untuk selalu bersaing dan saling
mengalahkan. Masing-masing orang berbuat untuk kejayaannya dan tanpa disadari
telah membuat orang tersebut menjadi minim empati alias kepekaan sosialnya rendah.
Inilah bibit-bibit terjadinya perpecahan dan mempermudah terjadinya dis-integrasi
bangsa. Keinginan untuk lebih baik telah membuat “perasaan
ke-kita-an” diantara anggota masyarakat berangsung sirna. Hubungan antar
individu lebih didominasi oleh kepentingan sempit dan transaksional.
Hal-hal semacam ini telah menjadi bibit-bibit permusuhan yang berakibat lahirnya
keresahan sosial, disparitas kesejahteraan ekonomi yang kian tinggi dan semakin berjaraknya si
kaya dan si miskin dalam segala aspek kehidupan. Apresiasi terhadap individu
lainnya pun lebih didominasi oleh capaian-capaian materialitas dan kian hari
nilai-nilai kesetiakawanan kian menipis. Hal semavam ini makin meluas dengan kencang di
tengah-tengah masyarakat. Bahkan perkembangannya seperti ter-skenario dengan
tahapan-tahapan yang tersistematis.
Oleh karena itu, dalam konteks
koperasi menyuarakan kolektivitas yang sesungguhnya nilai-nilai dasar asli
masyarakat Indonesia, saat bersamaan para pejuang koperasi berhadapan langsung
dengan efek dari arus individualisme yang kian kencang. Hal ini disebabkan bertolakbelakangnya
semangat koperasi yang mengusung kolektivitas dengan individualisme
yang selalu mengusung capaian pribadi.
B.2. Paradigma Yang Keliru Tentang Koperasi
Oleh karena itu,
penyelenggaraan “pendidikan” bagi “calon anggota” tidak hanya merupakan sebuah
kewajiban, tetapi sebuah kebutuhan organisasi yang harus terpenuhi. Pendidikan
yang diselenggarakan minimal apa, mengapa dan bagaimana berkoperasi. Dengan
demikian, setiap orang yang menjadi bagian dari barisan koperasi memiliki
landasan yang sama dalam mempersepsikan koperasi. Dengan demikian, pengetahuan
yang sama akan melahirkan semangat yang sama pula dalam
men-drive
mimpi-mimpi bersama.
B.3. Traumatic masa lalu.
Fakta menunjukkan bahwa banyak koperasi mengalami “mis-management alias error”. Hal ini juga sesungguhnya akibat dari belum taatnya koperasi terhadap nilai-nilai dan prinsip-prinsip koperasi. Kejadian-kejadian serupa dan berulang telah melahirkan traumatic, sehingga masyarakat cenderung anti pati ketika diajak bergabung dalam sebuah koperasi. Ini memerlukan koreksi bijak melalui pengkampanyean nilai-nilai kebaikan koperasi baik dalam logika konsepsi maupun fakta-fakta kebrmanfaatan koperasi terhadap banyak sisi kehidupan anggota (masyarakat). Masyarakat perlu disampaikan telah banyak peran koperasi terhadap sebagian angggota sehingga berhasil menyekolahkan anaknya sampai sarjana, bagaimana peran koperasi dalam mendukung usaha-usaha yang diselenggarakan oleh anggota, bagaimana koperasi telah berperan dalam memperluas pangsa pasar dari produk yang dikembangkan anggota. Banyak lagi fakta menarik yang kesemuanya merupakan “bukti kebermanfaatan” perkumpulan yang bernama koperasi. Hal ini perlu dikampanyekan sehingga ada pembanding dari beberapa kasus yang memantik traumatic itu. Dengan adanya info pembanding, maka masyarakat akan lebih bijak ketika mendengar atau mendapati informasi yang miring tentang sebagian kecil koperasi.
B.4. Minimnya Kader Muda Handal
Keterlibatan kader muda di
koperasi masih tergolong sangat minim. Kebanyakan mereka lebih memilih berkarya
di perusahaan-perusahaan swasta. Berdasarkan hasil komunikasi dengan beberapa
kaum muda, ada beberapa hal yang menjadi alasan yang mereka ungkapkan untuk
tidak memilih berkarir di koperasi, antara lain :
3.
Jenjang karir yang sempit. Pendapat
ini didukung fakta bahwa struktur dan area operasional koperasi sangat sempit
alias local oriented. Hal ini bertolak belakang dengan defenisi kaum
muda tentang sebuah keberhasilan dan eksistensi diri.
C. Kaum Muda dan Koperasi
Oleh karena itu, secara
obyekti, tidak ada alasan yang cukup mendefenisikan koperasi tidak memiliki
peluang untuk berkembang. Juga tidak beralasan berkesimpulan bahwa di koperasi
tidak memiliki masa depan. Artinya, kebelum eksis-an koperasi
semata-mata disebabkan oleh terbatasnya kapasitas insan koperasi itu sendiri dalam menterjemahkan konsepsi koperasi ke dataran
operasional. Hal ini diperkuat dengan fakta nyata dimana koperasi terlalu
sulit berharap lahirnya harapan-harapan baru dalam sebuah koperasi.
Atas dasar itu, tanpa
mengurangi rasa hormat kepada para sesespuh koperasi, sesungguhnya kaum muda adalah generasi potensial untuk
diberdayakan. Kaum muda sangat vital dalam me-revitalisasi koperasi.
Kaum muda intelektual lebih mungkin diharapkan melakukan perubahan revolusioner
yang berujung pada perubahan perwajahan koperasi dalam arti luas. Intinya, Kaum muda lebih layak diharapkan
untuk membentuk akselerasi
Satu hal yang menjadi catatan
penting, bahwa membangun koperasi memerlukan tahapan-tahapan yang
berkelanjutan, sebab yang dibangun adalah pertumbuhan orang (baca: kualitas),
bukan pertumbuhan modal. “Perusahaan” dalam koperasi sesungguhnya bukan tujuan,
tetapi berfungsi sebagai sarana atau alat dalam memenuhi ragam aspirasi
dan kebutuhan
ekonomi, sosial dan budaya di
lingkungan anggota. Disinilah letak kekenyalan
koperasi dimana perusahaannya sangat mungkin di drive berdasarkan dinamika
aspirasi
dan kebutuhan
sepanjang tetap berkomitmen dengan Jati Diri Koperasi. Hal ini
tentu menjadi peluang yang luas bagi kaum muda untuk mengembangkan karya lewat
optimalisasi intelectual talent yang
didapat selama proses belajar di kampus.
Bagi kaum muda yang visioner
dan memiliki semangat juang tinggi, biasanya menjadikan “keadaan yang tidak nyaman” sebagai sumber
energi dan inspirasi untuk melakukan hal-hal yang revolusioner. Namun,
pembacaan ini tentu tidak sejalan bagi kaum muda apatis, tidak memiliki mental
pejuang, menyukai hal-hal instan dan tidak suka tantangan. Luasnya “ruang juang” ini juga merupakan ruang
bagi kaum muda dalam membangun eksistensi diri dan sekaligus ke-guna an diri
terhadap masyarakat.
Ini tawaran menarik bagi kaum
muda yang brilian dan visoner serta mampu membaca koperasi secara jernih sebagi
media
strategis untuk menciptakan memontum hidup dalam bentuk karya-karya melegenda.
Hal ini bukan tentang pencapaian pribadi saja, tetapi juga menyangkut
kontribusi nyata dalam membangun hidup yang lebih berkualitas di lingkungan
masyarakat. Kaum muda juga harus menjadikan koperasi harus dijadikan sebagai filter
bagi arus modernisasi yang lebih mendorong manusia menjadi egois dan minim
kepekaan sosial. Bahkan tidak berlebihan kalau kemudian mendefenisikan koperasi
sebagai alat juang dalam membentuk karakter bangsa. Seluas itu Kah?
D. Penghujung
Sebagai kaum muda yang
bernergi, power full dan memiliki idealisme tinggi, realitas mayoritas
koperasi yang kurang menggembirakan bukanlah alasan untuk tidak memikirkannya,
tetapi justru harus dimaknai sebagai bentangan “ruang juang” dalam melakukan tindakan
heroisme.
Apresiasi rendah masyarakat harus dijadikan sumber lipatan energi untuk membuktikan
bahwa koperasi sesungguhnya format perusahaan masa depan. Sebagai kaum muda
yang memiliki intelektual tinggi, selayaknya mengambil tanggungjawab untuk
merubah keadaan dan melakukan koreksi
bijak melalui karya-karya yang menginspirasi banyak orang untuk menauladani.
Energi muda dalam ber-orasi harus diimbangi dengan aksi, sebab pada akhirnya
koperasi selalu menuntut keseimbangan perkataan dan perbuatan.
Demikian disampaikan sebagai
pengantar dalam acara “talk show” tentang “Koperasi
dan Pemuda”, semoga menginspirasi gairah kaum muda, khususnya di
lingkungan Universitas Lambung Mangkurat, Kalimantan Selatan untuk mengambil bagian
penting dari barisan pejuang koperasi yang militan. Semoga......
GALLERY
GALLERY
Posting Komentar
.