PERAN ASOSIASI PENGUSAHA DALAM PEMBERDAYAAN PENGUSAHA DI KABUPATEN BANYUMAS | ARSAD CORNER

PERAN ASOSIASI PENGUSAHA DALAM PEMBERDAYAAN PENGUSAHA DI KABUPATEN BANYUMAS

Selasa, 17 April 20120 komentar


Disampaikan pada agenda “peningkatan koordinasi dan kerjasama penanaman modal antara Pemerintah Kab.Banyumas dan Dunia Usaha”, di Purwokerto ,Jawa Tengah,  19 April 2012

A.  Pendahuluan
Tema investasi terus di dengungkan oleh Pemkab Banyumas sebagai bagian dari upaya meningkatkan kesejahteraan rakyat Banyumas. Tema investasi tidak hanya sebatas ketersajian peta potensi yang sudah dilakukan oleh Pemkab Banyumas dengan sungguh-sungguh, tetapi memerlukan respon positif dari kalangan dunia usaha untuk menindaklanjutinya ke dalam dataran optimalisasi potensi menjadi karya  berimplikasi luas, khususnya dalam peningkatan  kualitas perekonomian masyarakat.

Sinkronisasi antara Pemda dan Dunia Usaha menjadi suatu keharusan, sehingga targetan-targetan pembangunan menjadi tepat sasaran. Untuk itu, komunikasi  antara pemerintah dan pelaku usaha perlu di intensifkan sehingga kedua nya bisa berjalan seiring  sejalan, saling mendukung  dan bahu membahu  dalam satu judul yang sama; “membangun Banyumas”.

Untuk itu, pelaku usaha harus mengambil inisiatif dan memperkuat diri lewat menumbuhkembangkan organisasi. Hal ini menjadi penting, apalagi dikaitkan dengan perkembangan global yang menegaskan batas-batas wilayah dan bahkan negara. Di era informasi yang demikian maju, segenap pelaku dunia usaha dipaksa keadaan untuk menyesuaikan diri .


B.  Assosiasi Pengusaha Sebagai Sumber Inpirasi.  
Data lapangan menunjukkan bahwa hingga 2012 ada  27 (dua puluh tujuh) asosiasi di lingkungan Kab.Banyumas dan yang terekam di Kadin Banyumas baru 13 (tiga belas) Assosiasi. Ironisnya, sebagian pelaku usaha  masih menilai peran asosiasi-asosiasi yang ada dalam naungan Kadin Banyumas ini belum menjalankan fungsinya secara optimal. Hal ini menimbulkan satu pertanyaan; “apa yang menjadi penyebab utamanya???.”

Ini memerlukan solusi integratif mengingat tingkat urgensi eksistensi asosiasi, khususnya bila dikaitkan dengan geliat usaha di lingkungan Kabupaten Banyumas. Tak bijak menyalahkan siapapun, tetapi yang terbaik saat ini adalah menumbuhkan gairah dan spirit baru  untuk menyemangati kembali asosiasi-asosiasi yang ada. Upaya ini bisa dilakukan secara bottom-up maupun dengan menggunakan metode top down. Ini hanya masalah pilihan metode saja yang kesemuanya mengarah pada satu tujuan yang sama, yaitu: “semakin semaraknya dunia usaha”.  Satu hal yang menjadi catatan, kesemarakan dunia usaha pasti akan berpengaruh pada  tingkat kehidupan perekonomian masyarakat Banyumas.

Untuk itu, sebagai wadah bersatunya para pelaku usaha, asosiasi harus berinisiatif mencerahkan kembali perwajahannya. “Nilai-nilai kebaikan dan implikasi positif” dari solidnya asosiasi selayaknya dijadikan jargon untuk membangun kesadaran dan sekaligus meningkatkan keinginan  segenap pelaku usaha untuk bergabung dan berpartisipasi aktif di dalamnya.  Korelasi peningkatan eksistensi asosiasi dengan peningkatan kapasitas usaha dari anggotanya harus terbangun di setiap asosiasi. Aplikasi ragam pendekatan harus dikembangkan untuk membentuk  kembali semangat korsa di tiap-tiap assosiasi. Dengan demikian assosiasi akan menjadi sumber inspirasi bagi anggotanya untuk mengembangkan usahanya masing-masing.


C.  Menakar Makna Asosiasi Bagi Perkuatan Usaha Anggotanya
Adanya “kebermanfaatan” adalah muasal keterbangunan loyalitas. Namun harus disadari, kebermanfaatan adalah buah dari soliditas. Untuk itu, kebermanfaatan harus dibangun dari partisipasi setiap anggota dengan mengedepankan prinsip-prinsip saling asah, saling asuh dan saling asih.  Disisi lain, elit organisasi juga harus mengembangkan sikap-sikap akomodatif dan edukatif bagi segenap anggotanya. Satu hal yang menjadi catatan penting, perkuatan asosiasi tidak bisa kalau hanya di drive oleh segelintir elit organisasi saja, tetapi memerlukan komitmen yang kuat dari segenap stake holder asosiasi itu sendiri. Kolektivitas (kebersamaan)  di internal tiap assosiasi harus dijadikan modal  penting dalam membangun eksistensi kelembagaan dan sekaligus perkuatan anggotanya. Jika tidak, terlalu sulit berharap eksistensi asosiasi akan terbangun dengan baik.

Sebagai illustrasi, pengingat dan sekaligus penyemangat, berikut ini disadur beberapa kebermanfaatan dari ber-asosiasi, antara lain :
1.             Sumber informasi. Fakta menunjukkan bahwa kemajuan teknologi telah membuat informasi semakin terbuka dan bahkan menembus batas-batas kewilayahan bahkan negara. Perkembangan informasi yang begitu cepat perlu di ketahui dan sekaligus disikapi dengan arif. Untuk itu, asosiasi perlu menyajikan ragam informasi berkaitan dengan profesi yang sedang dijalankan oleh anggotanya.    
2.             Media pemberdayaan anggota. Persaingan yang tak mengenal batas kewilayahan memaksa pelaku usaha untuk memberdayakan diri lewat peningkatan kapasitas untuk menghasilkan produk dengan kualitas yang  baik dan di back up oleh manajemen yang tangguh.  Lewat asosiasi, bisa dilakukan ragam aktivitas peningkatan kapasitas yang berujung  pada peningkatan daya saing. 
3.             Media strategis membentuk jaringan antaranggota. “Jaringan” adalah cara memperkuat diri. Terkadang, pada satu titik tertentu, seorang pengusaha memiliki peluang, tetapi disisi lain punya keterbatasan menindaklanjutinya. Pada titik inilah jaringan mutualisme sebagai jembatan untuk meraih kesuksesan bersama.
4.             Media penghubung anggota pada harapan yang lebih luas. Hal ini bisa berbentuk perkembangan market, peningkatan modal dan lain sebagainya.
5.             Media perjuangan penyampaian aspirasi dan idealisme.  Setiap jenis usaha memiliki tensi dan idealisme nya sendiri-sendiri. Dalam hal ini, asosiasi memegang peranan penting dalam mengakomodir segala gagasan dan pemikiran  serta mengembangkan nilai-nilai perjuangan.   
6.             Media Diskusi dan konsultasi. Dinamika usaha sering tak tertebak sehingga situasinya sering menjadi tidak terkendali. Goncangan sering datang dan berakibat pada in-stabilitas usaha itu sendiri.  Lewat asosiasi, anggota bisa berbagi cerita dan bukan tidak mungkin tertemukan solusi atas ragam permasalahan yang sedang dihadapi seorang anggota.
7.             Sebagai media pelindung. Setiap usaha mengidamkan stabilitas. Namun demikian, perjalanan usaha terkadang memerlukan perlindungan yang lebih. Pada fase inilah diperlukan assosiasi untuk melindungi dan memberikan rasa aman dan nyaman bagi anggotanya dalam menjalankan usaha.
8.             Sebagai media pembentukan iklim persaingan sehat. Asosiasi pengusaha biasanya terbentuk dari keseragaman aktivitas, sehingga persaingan adalah bagian yang tidak terhindarkan diantara anggota asosiasi itu sendiri.  Namun demikian, terbentuknya ikatan moral yang kuat diantara sesama anggota asosiasi, secara otomatis akan terbentuk nuansa persaingan yang sehat.
9.            dan lain sebagainya

Penyajian beberapa kemanfaatan asosiasi diharapkan mampu menaikkan minat segenap pelaku usaha untuk menghidupkan kembali asosiasi yang mungkin sedang tertidur, atau meningkatkan adrenaline anggota assosiasi yang sudah eksis untuk lebih berkibar lagi.

D. Eksistensi Assosiasi dan  Implikasinya 
Me-referensi pada sub bahasan menakar makna asosiasi, eksistensi asosiasi menjadi linier terhadap perkembangan usaha anggotanya. Dengan demikian, pemaparan  ini diharapkan bisa membantu bagi lahirnya semangat pelaku usaha untuk berorganisasi dalam asosiasi yang sesuai dengan bidang aktivitasnya.

Pada asosiasi yang eksis sesungguhnya harapan geliat usaha layak ditambatkan. Untuk itu kelahiran dan perkuatan eksistensi sebuah asosiasi  sesungguhnya tidak hanya fokus pada perkuatan  anggotanya, tetapi juga perlu membangun kesadaran dan sekaligus tanggungjawab sosial untuk ikut membangun masyarakat, khususnya dalam hal perekonomian.

Sebagai sebuah stimulan, salah satu upaya menekan tingginya angka pengangguran adalah  menumbuhkembangkan dunia usaha. Untuk itu, lahir dan tumbuh kembangnya  para wirausahawan  sangat diharapkan banyak pihak. Hal ini bisa difahami sebab implikasi dari pengangguran bisa menjadi sumber keresahan sosial yang menyesakkan.

Atas cara baca itu, pengembangan usaha para wirausahawan hendaknya tidak hanya difahami sebagai upaya memupuk pertumbuhan modal, tetapi juga sebagai upaya meningkatkan kebermanfaatan bagi banyak orang.  Dengan demikian, pada saat para pengusaha mengembangkan karyanya, pada saat yang sama pengusaha tersebut juga sedang meningkatkan kemuliaannya dipandangan Sang Pencipta. 


E.  Pertumbuhan Investasi Adalah Imbas
Pertumbuhan investasi merupakan harapan semua pihak, sebab hal ini berkaitan dengan tumbuhnya harapan-harapan baru dalam banyak hal.  Namun demikian, pertumbuhan investasi dipengaruhi oleh banyak faktor yang antara lain adalah “kualitas wirausahawan”. Kualitas yang dimaksud menyangkut tentang kualitas mental wirausahawan itu sendiri dan  ketangguhan manajemen usaha yang di jalani. Data empiris menunjukkan, usaha-usaha  yang di topang oleh manajemen yang settle menunjukkan grafik pertumbuhan yang  progressive lewat pengembangan ragam inovasi dan kecepatan respon atas setiap perubahan. Untuk itu, lewat assosiasi diharapkan akan terbentuk semangat untuk  meningkatkan kualitas manajemen dari usaha yang dijalankan oleh setiap anggotanya.

Di kalangan anggota harus dibangunkan kesadaran bahwa dengan manajemen yang  tangguh, peluang berkembang akan lebih terbuka, pembentukan kemitraan  mutualisme akan lebih mudah dan peningkatan kapasitas usaha akan lebih memungkinkan. Dengan demikian,  pertumbuhan kualitas manajemen usaha dari segenap pelaku usaha akan mendorong terjadinya ekstensifikasi dan diversifikasi usaha yang pada akhirnya menstimulan  pertumbuhan investasi dengan segala implikasi positif yang mengikutinya..     


F. Penghujung.
Demikian pemikiran sederhana tentang urgensi membangun kembali eksistensi asosiasi dengan segala implikasi positifnya dalam makna luas. Semoga bisa menginspirasi kebaikan, khususnya dalam meningkatkan geliat dunia  usaha di wilayah Kab. Banyumas. Selamat Mengembangkan Karya dan sekaligus meningkatkan kemuliaan dipandangan-Nya....!!!!!



Purwokerto, 15 April 2012
an. Kadin Banyumas


Muhammad Arsad Dalimunte,SE,Ak
                                                                                         Wakil Ketua    
Share this article :

Posting Komentar

.

 
Copyright © 2015. ARSAD CORNER - All Rights Reserved