Prolog : Tak Bertemu Lagi si Pengais Sampah
Mukzi kembali dapat amanah dari orang yang sama untuk ke-4 (empat) kalinya, yaitu menyalurkan zakat mal yang kali ini berjumlah Rp 100.000,oo (seratus ribu rupiah). Kali ini, Tuhan sepertinya memberi PR (Pekerjaan Rumah) pada mukzi.
PR ini bermula ketika dia keluar malam (sekitar jam 21.15 wib) dengan sepeda motor. Dibalik sebuah pohon yang tak jauh dari sebuah warung tahu sumedang yang cukup terkenal, mukzi melihat seseorang sedang mengais-ngais di karung sampah dalam cahaya yang remang. Mukzi hanya memperhatikan sesaat dan berlalu begitu saja dengan motornya yang tidak begitu kencang. 100 meter sesudahnya, dia teringat amanah sahabatnya yang belum menemukan sasaran yang tepat. Sayangnya, malam itu dompet mukzi hanya berisi uang Rp 5.000,oo. Akhirnya, dia melanjutkan perjalanan dan tiba-tiba tergerak untuk berhenti di depan sebuah ATM untuk mengambil uang Rp 100.000,oo dan kemudian menancap gas untuk menemui sang pengais karung sampah. Sesampai disana, dia tak menemukan pengais sampah itu. Dia tutup kekecewaannya dalam senyum dan berfikir mungkin malam ini belum rejeki pengais itu. Akan tetapi dia menetapkan dia lah yang akan menerimanya dan bertekad akan terus mencari pengais itu di tempat yang sama. Hampir 2 (dua) minggu, setiap malam mukzi menuju ke lokasi itu, tiap kali dia menemukan hasil yang sama...tidak bertemu. Dalam kecewanya, mukzi membangun senyum dan berfikir, semakin sering dia gagal menemui pengais itu, semakin banyak kebaikan dipandangan Tuhan yang dia dapatkan. Dia memilih tidak menyerah dan akan terus berupaya.
Disuatu pagi...ntah apa yang menggerakkan Mukzi...dia berinisiatif menitipkan uang Rp 100.000,oo kepada seorang staff nya di kantor yang kebetulan baru saja diskusi tentang prinsip dan spirit vertikal dalam bekerja. Mukzi mengatakan kepadanya,” tolong berikan uang zakat mal ini pada orang yang menurut anda layak menerimanya”. Sebelum menutup pembicaraan dia berpesan pada staffnya 2 (dua) hal; (1) ”tolong sampaikan pada orang seperti apa kamu memberikan uang amanah ini dan; (2) Ceritakan bagaimana anda mencari orang yang tepat itu dan jangan lupa lakukan penelusuran untuk meyakinkan diri mengapa Tuhan mengarahkanmu pada orang tersebut.
Sesudah staff nya berlalu, Mukzi bertekad tetap akan memberikan Rp 100,000,oo bila ternyata kemudian hari bertemu dengan pengais yang sampai detik ini belum berhasil dia temui.
Ketika Amanah yang diwakilkan TERSAMPAIKAN.
Keesokan hari setelah mukzi menitipkan amanah tersebut, menjelang maghrib HP Mukzi berdering menandakan ada sebuah email masuk, dia dapati dari staff yang dia titipin amanah. Dalam email itu, dia dapati informasi bahwa staffnya (sebut aja namanya : imah/bukan nama sebenarnya) telah menunaikan amanahnya berikut kisah yang mengikuti perjalanannya. Kemudian atas persetujuan Imah dan juga siapa tahu bisa menginspirasi kebaikan bagi banyak orang, email ima tersebut disampaikan kepada pembaca berikut ini:
hari ini ada sy di undang di acara ultah nenek seorang teman. setelah acara berakhir q putuskan untuk mencari orang yang sekiranya pantas di beri titipan yang bapak titipkan ke imah. imah niati dan berdoa semoga di beri petunjuk... di depan sebuah sekolah SLTA, imah melihat tukang becak dengan tatapan mata yang sepertinya sungguh- sungguh menanti rejeki pada teriknya siang ini. Awalnya imah gak yakin, sampai sampai imah mondar mandir 4 x di depan tukang becak itu. Imah hbskan wktu 30 mnt untuk bolak balik di depan tukang becak itu. imah putuskan untuk berhenti dan duduk di samping becaknya sambil mengajak berbincang.
Imah pandangi wajah dan penampilannya, berkacamata dengan frame yang pada satu sisinya sdh dibalut dengan isolas . Bajunya juga sobek hampir 20 cm di bagian lengan.
Beliau sangat ramah dan meladeni setiap pertanyaan yang imah lontarkan. imah tanya apakah hri ini banyak penumpang. jawab si tukang becak ”Alhmdlh.. belum mba... sekarang banyak yang naik motor”. Imah ajak dia terus berbincang untuk mendapatkan keyakinan kalau di Tukang becak ini berhak atas titipan bapak.
imah bertanya tentang anaknya, lalu dia tba2 dengan semangat 45 menceritakan anak sulung kebanggaanya. inti dari cerita si Tukang becak , anak sulungnya sudah lulus dari smk dengan nilai elektro yang bgs. Dia menandaskan kalau anaknya berbeda dari kebanyakan siswa smk di sekolah anaknya yang notabene di cap sebagai sekolah para berandal. Dia juga mengatakan, waktu di SMK, anaknya juga menjadi ketua osis, tdk merokok, tidak mnm mnmn keras seperti kbnykn tmn ny.
Diakhir kisah tentang anaknya, si Tukang becak menyampaikan dengan mata berbinar2 kalau anak sulungnya baru saja diterima kerja di sebuah pabrik di jakarta.
Si tukang Becak juga tak luput menceritakan bagaimana perjuangannya dalam menyekolahkan si sulung, Si bpk rela narik becak dari pagi hingga petang meskipun hari libur. Bahkan, Istrinya mau bekerja sebagai pembantu di rumah dosen sebuah universitas.
entah kenapa si tukang becak malah mendongeng ke imah. Dia bilang, ” mba... kulo mbten bosen2 nyuwun kalih gusti Allah, aja ngasi anak kulo sengsara kya bpke. mbuh kepripun cara ne kulo kepengin nyekolahna bocah. aben tahajud sing tak suwun moga2 gusti paring rejeki ngo biaya sekolah bocah2. Jan alhmdlh eh ya mba... anak e kulo sedoyo pada sregep gole sholat lan tahajud. nah mulane mbak...mba e sing sregep gole ibadah, Insyaalh ana dalan nek njenengan ana kesulitan.(mbak..saya tidak bosan2 nya bermohon pada Allah agar anak saya tidak sengsara seperti bapaknya, ntah gimana caranya saya ingin menyekolahkan anak. Tiap kali tahajjud, yang tak minta moga2 Allah memberi rejeki untuk biaya sekolah anak2. Alhamdulillahnya mbak..anak saya semua rajin sholat dan tahajjud. Nah...mbak nya yang rajin beribadah, Insya Allahada jalan kalan anda mengalami kesulitan).
setelah sekitar 30 mnt berbincang sama si tukang becak, munculah seorang tukang becak lain membawa 2(dua) penumpang dan menurunkan seorang penumpang untuk di berikan kpd tukang becak yg lagi imah ajak ngobrol. penumpang itu seorang ibu2 dan meminta diantar ke sebuah perumahan. lalu menawar dengan harga 5rb rupiah. dari jarak yag di tuju, menurutku Rp 5.000,oo terlalu sedikit dan imah fikir si tukang becak bakal menawar, ternyata tidak... si tukang langsung meng- iya kan dan langsung berpamittan sembari kembali mengulang nasehat terakhir nya.. "ampun kesupen tahajud ngih mb.."(jangan lupa tahajjud ya mbak..)
setelah si tukang becak menyampaikan pesan terakhirnya sebelum menarik becaknya, imah langsung sodorkan amplop berisi amanah dari bapak . imah bilang,” onten titipan nge bapak saking tiyang, mugi2 manfaat nge kelg” (imah bilang ada titipan dari seseorang untuk bapak, semoga bermanfaat untuk keluarga) . Si tukang becak bingung dan menandang imah dengan mata yang agak berkaca2 dan mengucapkan terimakasih berulang2. sembari naik ke atas sadel becaknya, dia bilang akan segera pulang ke rumah dan membeli buku yg diminta anak ke-2 nya.
imah nggak tahu apakah si tukang becak ini ini masuk dalam kriteria orang yang bapak maksud atau tidak. imah fikir ini hadiah untuk ketegarannya dalam menjalani hidupnya yang terbatas. jika menurut bapak tujang becak itu bukan termasuk kriteria orang yang layak menerimanya, imah bersedia mengganti uang zakat mal tersebut dan besok imah kembalikan ke bapak.
Mukzi berkaca-kaca membaca email dari imah. Sebuah kisah yang sangat mengharukan, fikirnya. Kemudian Mukzi menjawab email staffnya tersebut;
Thanks atas perkenannya menyalurkan zakat mal tersebut, sangat mengesankan dan memberi hikmah yang luar biasa. Semoga Imah juga dapat hikmah dari momen itu, mohon izin saya angkat menjadi sebuah cerita di tulisan saya, dengan menyembunyikan nama anda....kecuali anda menginginkan namanya di cantumkan. Mohon juga perkenan untuk menjelaskan hikmah apa yang anda dapatkan dari moment ini
Tak lama berselang, imah menjawab email mukzi :
Saya tak keberatan bapak mengangkat itu menjadi sebuah cerita kalau untuk sebuah kebaikan. Saya berharap nama saya tidak dicantumkan karena khawatir merusak niat saya.
Ada beberapa hikmah yang saya dapatkan, Ternyata di luar sana, ada orang yg keadaannya lebih menderita dari imah. Momen itu juga me-refresh kembali rasa sayang saya terhadap orang tua.. jika si tukang becak melakukan apapun demi anak nya, pastinya itu juga yg dilakukan orang tua saya untuk masa depanku.Saya juga berkesimpulan, spirit itu tergntung dari dari kita sendiri..dan campur tangan Allah itu selalu muncul di saat yg nggak pernah kita duga sebelumnya.. Allah selalu memberi apa yang manusia butuhkan bukan apa yg manusia inginkan..terimakasih Pak sudah mempercayai saya untuk menjalankan amanah itu.
Mukzi kembali dapat amanah dari orang yang sama untuk ke-4 (empat) kalinya, yaitu menyalurkan zakat mal yang kali ini berjumlah Rp 100.000,oo (seratus ribu rupiah). Kali ini, Tuhan sepertinya memberi PR (Pekerjaan Rumah) pada mukzi.
PR ini bermula ketika dia keluar malam (sekitar jam 21.15 wib) dengan sepeda motor. Dibalik sebuah pohon yang tak jauh dari sebuah warung tahu sumedang yang cukup terkenal, mukzi melihat seseorang sedang mengais-ngais di karung sampah dalam cahaya yang remang. Mukzi hanya memperhatikan sesaat dan berlalu begitu saja dengan motornya yang tidak begitu kencang. 100 meter sesudahnya, dia teringat amanah sahabatnya yang belum menemukan sasaran yang tepat. Sayangnya, malam itu dompet mukzi hanya berisi uang Rp 5.000,oo. Akhirnya, dia melanjutkan perjalanan dan tiba-tiba tergerak untuk berhenti di depan sebuah ATM untuk mengambil uang Rp 100.000,oo dan kemudian menancap gas untuk menemui sang pengais karung sampah. Sesampai disana, dia tak menemukan pengais sampah itu. Dia tutup kekecewaannya dalam senyum dan berfikir mungkin malam ini belum rejeki pengais itu. Akan tetapi dia menetapkan dia lah yang akan menerimanya dan bertekad akan terus mencari pengais itu di tempat yang sama. Hampir 2 (dua) minggu, setiap malam mukzi menuju ke lokasi itu, tiap kali dia menemukan hasil yang sama...tidak bertemu. Dalam kecewanya, mukzi membangun senyum dan berfikir, semakin sering dia gagal menemui pengais itu, semakin banyak kebaikan dipandangan Tuhan yang dia dapatkan. Dia memilih tidak menyerah dan akan terus berupaya.
Disuatu pagi...ntah apa yang menggerakkan Mukzi...dia berinisiatif menitipkan uang Rp 100.000,oo kepada seorang staff nya di kantor yang kebetulan baru saja diskusi tentang prinsip dan spirit vertikal dalam bekerja. Mukzi mengatakan kepadanya,” tolong berikan uang zakat mal ini pada orang yang menurut anda layak menerimanya”. Sebelum menutup pembicaraan dia berpesan pada staffnya 2 (dua) hal; (1) ”tolong sampaikan pada orang seperti apa kamu memberikan uang amanah ini dan; (2) Ceritakan bagaimana anda mencari orang yang tepat itu dan jangan lupa lakukan penelusuran untuk meyakinkan diri mengapa Tuhan mengarahkanmu pada orang tersebut.
Sesudah staff nya berlalu, Mukzi bertekad tetap akan memberikan Rp 100,000,oo bila ternyata kemudian hari bertemu dengan pengais yang sampai detik ini belum berhasil dia temui.
Ketika Amanah yang diwakilkan TERSAMPAIKAN.
Keesokan hari setelah mukzi menitipkan amanah tersebut, menjelang maghrib HP Mukzi berdering menandakan ada sebuah email masuk, dia dapati dari staff yang dia titipin amanah. Dalam email itu, dia dapati informasi bahwa staffnya (sebut aja namanya : imah/bukan nama sebenarnya) telah menunaikan amanahnya berikut kisah yang mengikuti perjalanannya. Kemudian atas persetujuan Imah dan juga siapa tahu bisa menginspirasi kebaikan bagi banyak orang, email ima tersebut disampaikan kepada pembaca berikut ini:
hari ini ada sy di undang di acara ultah nenek seorang teman. setelah acara berakhir q putuskan untuk mencari orang yang sekiranya pantas di beri titipan yang bapak titipkan ke imah. imah niati dan berdoa semoga di beri petunjuk... di depan sebuah sekolah SLTA, imah melihat tukang becak dengan tatapan mata yang sepertinya sungguh- sungguh menanti rejeki pada teriknya siang ini. Awalnya imah gak yakin, sampai sampai imah mondar mandir 4 x di depan tukang becak itu. Imah hbskan wktu 30 mnt untuk bolak balik di depan tukang becak itu. imah putuskan untuk berhenti dan duduk di samping becaknya sambil mengajak berbincang.
Imah pandangi wajah dan penampilannya, berkacamata dengan frame yang pada satu sisinya sdh dibalut dengan isolas . Bajunya juga sobek hampir 20 cm di bagian lengan.
Beliau sangat ramah dan meladeni setiap pertanyaan yang imah lontarkan. imah tanya apakah hri ini banyak penumpang. jawab si tukang becak ”Alhmdlh.. belum mba... sekarang banyak yang naik motor”. Imah ajak dia terus berbincang untuk mendapatkan keyakinan kalau di Tukang becak ini berhak atas titipan bapak.
imah bertanya tentang anaknya, lalu dia tba2 dengan semangat 45 menceritakan anak sulung kebanggaanya. inti dari cerita si Tukang becak , anak sulungnya sudah lulus dari smk dengan nilai elektro yang bgs. Dia menandaskan kalau anaknya berbeda dari kebanyakan siswa smk di sekolah anaknya yang notabene di cap sebagai sekolah para berandal. Dia juga mengatakan, waktu di SMK, anaknya juga menjadi ketua osis, tdk merokok, tidak mnm mnmn keras seperti kbnykn tmn ny.
Diakhir kisah tentang anaknya, si Tukang becak menyampaikan dengan mata berbinar2 kalau anak sulungnya baru saja diterima kerja di sebuah pabrik di jakarta.
Si tukang Becak juga tak luput menceritakan bagaimana perjuangannya dalam menyekolahkan si sulung, Si bpk rela narik becak dari pagi hingga petang meskipun hari libur. Bahkan, Istrinya mau bekerja sebagai pembantu di rumah dosen sebuah universitas.
entah kenapa si tukang becak malah mendongeng ke imah. Dia bilang, ” mba... kulo mbten bosen2 nyuwun kalih gusti Allah, aja ngasi anak kulo sengsara kya bpke. mbuh kepripun cara ne kulo kepengin nyekolahna bocah. aben tahajud sing tak suwun moga2 gusti paring rejeki ngo biaya sekolah bocah2. Jan alhmdlh eh ya mba... anak e kulo sedoyo pada sregep gole sholat lan tahajud. nah mulane mbak...mba e sing sregep gole ibadah, Insyaalh ana dalan nek njenengan ana kesulitan.(mbak..saya tidak bosan2 nya bermohon pada Allah agar anak saya tidak sengsara seperti bapaknya, ntah gimana caranya saya ingin menyekolahkan anak. Tiap kali tahajjud, yang tak minta moga2 Allah memberi rejeki untuk biaya sekolah anak2. Alhamdulillahnya mbak..anak saya semua rajin sholat dan tahajjud. Nah...mbak nya yang rajin beribadah, Insya Allahada jalan kalan anda mengalami kesulitan).
setelah sekitar 30 mnt berbincang sama si tukang becak, munculah seorang tukang becak lain membawa 2(dua) penumpang dan menurunkan seorang penumpang untuk di berikan kpd tukang becak yg lagi imah ajak ngobrol. penumpang itu seorang ibu2 dan meminta diantar ke sebuah perumahan. lalu menawar dengan harga 5rb rupiah. dari jarak yag di tuju, menurutku Rp 5.000,oo terlalu sedikit dan imah fikir si tukang becak bakal menawar, ternyata tidak... si tukang langsung meng- iya kan dan langsung berpamittan sembari kembali mengulang nasehat terakhir nya.. "ampun kesupen tahajud ngih mb.."(jangan lupa tahajjud ya mbak..)
setelah si tukang becak menyampaikan pesan terakhirnya sebelum menarik becaknya, imah langsung sodorkan amplop berisi amanah dari bapak . imah bilang,” onten titipan nge bapak saking tiyang, mugi2 manfaat nge kelg” (imah bilang ada titipan dari seseorang untuk bapak, semoga bermanfaat untuk keluarga) . Si tukang becak bingung dan menandang imah dengan mata yang agak berkaca2 dan mengucapkan terimakasih berulang2. sembari naik ke atas sadel becaknya, dia bilang akan segera pulang ke rumah dan membeli buku yg diminta anak ke-2 nya.
imah nggak tahu apakah si tukang becak ini ini masuk dalam kriteria orang yang bapak maksud atau tidak. imah fikir ini hadiah untuk ketegarannya dalam menjalani hidupnya yang terbatas. jika menurut bapak tujang becak itu bukan termasuk kriteria orang yang layak menerimanya, imah bersedia mengganti uang zakat mal tersebut dan besok imah kembalikan ke bapak.
Mukzi berkaca-kaca membaca email dari imah. Sebuah kisah yang sangat mengharukan, fikirnya. Kemudian Mukzi menjawab email staffnya tersebut;
Thanks atas perkenannya menyalurkan zakat mal tersebut, sangat mengesankan dan memberi hikmah yang luar biasa. Semoga Imah juga dapat hikmah dari momen itu, mohon izin saya angkat menjadi sebuah cerita di tulisan saya, dengan menyembunyikan nama anda....kecuali anda menginginkan namanya di cantumkan. Mohon juga perkenan untuk menjelaskan hikmah apa yang anda dapatkan dari moment ini
Tak lama berselang, imah menjawab email mukzi :
Saya tak keberatan bapak mengangkat itu menjadi sebuah cerita kalau untuk sebuah kebaikan. Saya berharap nama saya tidak dicantumkan karena khawatir merusak niat saya.
Ada beberapa hikmah yang saya dapatkan, Ternyata di luar sana, ada orang yg keadaannya lebih menderita dari imah. Momen itu juga me-refresh kembali rasa sayang saya terhadap orang tua.. jika si tukang becak melakukan apapun demi anak nya, pastinya itu juga yg dilakukan orang tua saya untuk masa depanku.Saya juga berkesimpulan, spirit itu tergntung dari dari kita sendiri..dan campur tangan Allah itu selalu muncul di saat yg nggak pernah kita duga sebelumnya.. Allah selalu memberi apa yang manusia butuhkan bukan apa yg manusia inginkan..terimakasih Pak sudah mempercayai saya untuk menjalankan amanah itu.
Posting Komentar
.