SUMBANG SARAN : KOPINDO MENATAP MASA DEPAN
(Tulisan 02 TAK KEREN dari Kampung Purwokerto)
Sebagai insan koperasi, tergerak hati untuk menyumbang sekedar saran yang mungkin jauh dari cerdas. Semoga kesederhanaan gagasan ini dibaca sebagai keinginan kuat melihat bagaimana KOPINDO bisa berperan dalam menciptakan ketauladanan berkoperasi. Sebab, dengan label ”pemuda”, KOPINDO lekat dengan tanggungjawab moral mengingat pemuda selalu dipersepsikan sebagai calon pemimpin masa depan.
Lama bergelut dan hidup di koperasi menggiring saya berkesimpulan bahwa koperasi itu layaknya negara dalam negara. Artinya, targetan-targetan yang melekat dan sering di dengungkan oleh sebuah koperasi juga linier dengan targetan-targetan negara, khususnya dalam bidang ekonomi, sosial dan budaya. Koperasi hanya tidak mentargetkan pencapaian di bidang HANKAM (pertahanan dan keamanan). Atas dasar itulah, KOPINDO sesungguhnya lembaga yang sangat potensial, baik dalam memerankan diri melalui contoh nyata (lewat karya spektakuler) maupun melahirkan pemimpin-pemimpin masa depan yang patut ditauladani.
Oleh karena itu, menuju terwujudnya KOPINDO yang marketable dan tauladan-able (istilah nyelenah) dari segala aspek, berikut ini saya memberi beberapa masukan :
1.Kembali Ke KONSEP KOPERASI. Seperti yang saya sampaikan 2 (dua) haru lalu dalam tulisan berjudul :menggugat KOPINDO....ada 2 (dua) fakta menarik dan sering berulang yaitu; (i) penyelenggaraan RAT selalu ditempat2 prestisius dan; (ii) seringnya terjadi perebutan kekuasaan, sehingga pergantian kekuasaan sering terjadi bukan pada waktunya. Artinya KOPINDO masih menarik dan sangat menarik. Tentu 2 (dua) fakta ini menjadi perhatian bersama dan atau menjadi keprihatinan bersama (khususnya terjadinya pergantian kekuasaan yang terlalu sering). Saya orang yang terlalu faham politik dan kekuasaan, tetapi ragam fakta menunjukkan bahwa jabatan KOPINDO memiliki nilai strategis, sehingga banyak meyakini efektif untuk menjadi jembatan mencapai sesuatu. Ironisnya, ketika tingkat strategisnya difahami hanya dari sisi strategisnya, sang pemegang kekuasaan lupa mewujudkan rasa syukur pencapaian puncak kekuasaan dalam bentuk karya2 yang menegaskan KOPINDO sebagai koperasi yang layak ditauladani. Dengan demikian..bisa jadi kebelumberdayaan KOPINDO bermula dari perwujudan rasa syukur yang keliru..he222. Disisi lain, kebelum-ikhlasan yang kalah dalam pertarungan kekuasaan...selalu berimplikasi pada kelahiran suara2 sumbang yang mengganggu kenyamanan sang pemenang, Ini geliat berulang dan membudaya...(he2). Untuk mengurai hal semacam ini memang sangat tidak menarik dan memberi daya dongkrak bagi lompatan eksistensi KOPINDO...karena hal yang berkaitan dengan syahwat politik kekuasaan adalah hal yang hampir tabu dibicarakan tetapi lumrah dilakukan..(wkwkwkwk...). Mari tutup buku tentang kebiasaan yang mungkin buruk dimasa lampau...saatnya mengembalikan KOPINDO dalam judul ”KOPERASI”. Artinya, kalau segenap insan (yang pernah, yang sedang dan yang akan pernah menakhodai KOPINDO) berkomitmen mengembalikan KOPINDO dalam judul ”KOPERASI”, maka segala pemikiran yang berseberangan dengan spirit koperasi (sebagaimana termaktub dalam konsepsinya) haram dibicarakan. (he2....)
2.Dalam perspektif konsepsi, ketika kita berhasrat kuat untuk membicarakan
masa depan KOPINDO, ada baiknya kita mereferensi tujuan dasar berdirinya
sebuah koperasi, yaitu mencapai kesejahteraan yang rancang wujudnya
dirumuskan secara bersama2 (segenap anggota) dan pencapaiannya melalui
distribusi peran proporsional di segenap unsur organisasi. KOPINDO haru
membudayakan kata KITA, baik dalam proses berjuang mencapai impiannya
maupun dalam hasil akhirnya. Dengan demikian, apapun yang terjadi di
KOPINDO dibaca sebagai KARYA BERSAMA...bukan keberhasilan atau
kegagalan PERORANGAN. Untuk itu 2 (dua) hal pertama yang harus di
lakukan adalah : (i) duduk bersama (segenap unsur organisasi) merumuskan
impian dan; (ii) distribusi peran dalam mencapainya.
3.Beberapa catatan dalam pendefenisian Tujuan bersama. Satu hal yang
menjadi catatan bahwa KOPINDO memiliki anggota yang berstatus primer
mereka juga memiliki tujuan-tujuan sendiri yang ingin dicapai mereka),
oleh karena itu defenisi tujuan KOPINDO itu harus memuat hal-hal sebagai
berikut:
a. Tujuan-tujuan yang efektif bagi lompatan eksistensi KOPINDO secara
kelembagaan.
b. Komitmen tinggi KOPINDO untuk berkontribusi bagi pencapaian cita-
cita anggotanya (agenda2 koperasi primer). Dengan demikian,
kehadiran dan kebermanfaatan KOPINDO betul-betul dirasakan anggotanya.
c. Spirit kemandirian. Artinya, KOPINDO harus membangun kekuatan diatas
kakinya sendiri. Dengan demikian, potensi intervensi yang kontra
produktif akan bisa terminimalisir sedini mungkin. KOPINDO tak perlu
mengharamkan berkomunikasi dengan pemerintah atau pihak lain,
sepanjang hal itu dilandasi spirit mutual (saling memberi manfaat)
dan proporsional peran.
d. Terbangunnya usaha yang layak dan bisa menghidupi organisasi. Belum
terwujudnya usaha yang layak dari KOPINDO mempengaruhi kinerja
organisasi secara keseluruhan. Oleh karena itu, disamping perjuangan
eksistensi kelembagaan, KOPINDO juga harus concern membangun
kapasitas usahanya.
e. Mediasi Potensi Insan Yang Sudah Tak Terdefenisi. Perubahan kompisisi
kepengurusan haruslah difahami sebagai sebuah proses yang biasa dan
tidak perlu dilebih-lebihkan. Artinya, kelegawaan (baca keikhlasan)
dan kedewasaan semua pihak harus dikedepankan. Oleh karena itu, para
alumnus harus berjiwa besar dan tetap bertanggungjawab secara moral
atas eksistensi dan masa depan KOPINDO secara kelembagaan. Untuk itu,
komitmen moral dari para alumnus ini patutu diapresiasi dan di
mediasi dalam kelembagaan yang tepat dengan catatan; “sadar peran
dan sadar posisi”...(he222). Koperasi itu institusi yang selalu
menjujunjung tinggi semangat kekeluargaan, dengan demikian tidak ada
alasan siapapun berdebat untuk kepentingan pribadi dengan mengangkat
tema yang seolah2 kepentingan kelembagaan KOPINDO.
4. Komitmen tingi dan Konsistensi adalah WAJIB. Apapun yang disepakati dan
didefenisikan secara tertulis maupun lisan, kunci keterwujudannya
terletak pada konsistensi. Dalam hal ini kita sering lalai dan harus
terus relajar bersama (he22).
Demikian beberapa pemikiran awal sebagai wujud keinginan saya melihat KOPINDO menjelma sebagai koperasi yang bisa ditauladani oleh koperasi lainnya. Disisi lain, ketika keberdayaan dan eksistensi KOPINDO lewat karya menjadi nyata, hal itu merupakan fakta tak tergugat untuk berkesimpulan bahwa SDM-SDM jebolan KOPINDO layak di apresiate. Semoga….
Gagasan-gagasan mentah yang tersaji dalam tulisan ini tidak mempertimbangkan syahwat-syahwat politik yang mungkin acapkali berperan dalam lingkar KOPINDO selama ini..Hal itu semata-mata karena ketidakfahaman saya tentang politik dengan segala geliatnya yang sering menggelitik..he222….salam koperasi.
(Tulisan 02 TAK KEREN dari Kampung Purwokerto)
Sebagai insan koperasi, tergerak hati untuk menyumbang sekedar saran yang mungkin jauh dari cerdas. Semoga kesederhanaan gagasan ini dibaca sebagai keinginan kuat melihat bagaimana KOPINDO bisa berperan dalam menciptakan ketauladanan berkoperasi. Sebab, dengan label ”pemuda”, KOPINDO lekat dengan tanggungjawab moral mengingat pemuda selalu dipersepsikan sebagai calon pemimpin masa depan.
Lama bergelut dan hidup di koperasi menggiring saya berkesimpulan bahwa koperasi itu layaknya negara dalam negara. Artinya, targetan-targetan yang melekat dan sering di dengungkan oleh sebuah koperasi juga linier dengan targetan-targetan negara, khususnya dalam bidang ekonomi, sosial dan budaya. Koperasi hanya tidak mentargetkan pencapaian di bidang HANKAM (pertahanan dan keamanan). Atas dasar itulah, KOPINDO sesungguhnya lembaga yang sangat potensial, baik dalam memerankan diri melalui contoh nyata (lewat karya spektakuler) maupun melahirkan pemimpin-pemimpin masa depan yang patut ditauladani.
Oleh karena itu, menuju terwujudnya KOPINDO yang marketable dan tauladan-able (istilah nyelenah) dari segala aspek, berikut ini saya memberi beberapa masukan :
1.Kembali Ke KONSEP KOPERASI. Seperti yang saya sampaikan 2 (dua) haru lalu dalam tulisan berjudul :menggugat KOPINDO....ada 2 (dua) fakta menarik dan sering berulang yaitu; (i) penyelenggaraan RAT selalu ditempat2 prestisius dan; (ii) seringnya terjadi perebutan kekuasaan, sehingga pergantian kekuasaan sering terjadi bukan pada waktunya. Artinya KOPINDO masih menarik dan sangat menarik. Tentu 2 (dua) fakta ini menjadi perhatian bersama dan atau menjadi keprihatinan bersama (khususnya terjadinya pergantian kekuasaan yang terlalu sering). Saya orang yang terlalu faham politik dan kekuasaan, tetapi ragam fakta menunjukkan bahwa jabatan KOPINDO memiliki nilai strategis, sehingga banyak meyakini efektif untuk menjadi jembatan mencapai sesuatu. Ironisnya, ketika tingkat strategisnya difahami hanya dari sisi strategisnya, sang pemegang kekuasaan lupa mewujudkan rasa syukur pencapaian puncak kekuasaan dalam bentuk karya2 yang menegaskan KOPINDO sebagai koperasi yang layak ditauladani. Dengan demikian..bisa jadi kebelumberdayaan KOPINDO bermula dari perwujudan rasa syukur yang keliru..he222. Disisi lain, kebelum-ikhlasan yang kalah dalam pertarungan kekuasaan...selalu berimplikasi pada kelahiran suara2 sumbang yang mengganggu kenyamanan sang pemenang, Ini geliat berulang dan membudaya...(he2). Untuk mengurai hal semacam ini memang sangat tidak menarik dan memberi daya dongkrak bagi lompatan eksistensi KOPINDO...karena hal yang berkaitan dengan syahwat politik kekuasaan adalah hal yang hampir tabu dibicarakan tetapi lumrah dilakukan..(wkwkwkwk...). Mari tutup buku tentang kebiasaan yang mungkin buruk dimasa lampau...saatnya mengembalikan KOPINDO dalam judul ”KOPERASI”. Artinya, kalau segenap insan (yang pernah, yang sedang dan yang akan pernah menakhodai KOPINDO) berkomitmen mengembalikan KOPINDO dalam judul ”KOPERASI”, maka segala pemikiran yang berseberangan dengan spirit koperasi (sebagaimana termaktub dalam konsepsinya) haram dibicarakan. (he2....)
2.Dalam perspektif konsepsi, ketika kita berhasrat kuat untuk membicarakan
masa depan KOPINDO, ada baiknya kita mereferensi tujuan dasar berdirinya
sebuah koperasi, yaitu mencapai kesejahteraan yang rancang wujudnya
dirumuskan secara bersama2 (segenap anggota) dan pencapaiannya melalui
distribusi peran proporsional di segenap unsur organisasi. KOPINDO haru
membudayakan kata KITA, baik dalam proses berjuang mencapai impiannya
maupun dalam hasil akhirnya. Dengan demikian, apapun yang terjadi di
KOPINDO dibaca sebagai KARYA BERSAMA...bukan keberhasilan atau
kegagalan PERORANGAN. Untuk itu 2 (dua) hal pertama yang harus di
lakukan adalah : (i) duduk bersama (segenap unsur organisasi) merumuskan
impian dan; (ii) distribusi peran dalam mencapainya.
3.Beberapa catatan dalam pendefenisian Tujuan bersama. Satu hal yang
menjadi catatan bahwa KOPINDO memiliki anggota yang berstatus primer
mereka juga memiliki tujuan-tujuan sendiri yang ingin dicapai mereka),
oleh karena itu defenisi tujuan KOPINDO itu harus memuat hal-hal sebagai
berikut:
a. Tujuan-tujuan yang efektif bagi lompatan eksistensi KOPINDO secara
kelembagaan.
b. Komitmen tinggi KOPINDO untuk berkontribusi bagi pencapaian cita-
cita anggotanya (agenda2 koperasi primer). Dengan demikian,
kehadiran dan kebermanfaatan KOPINDO betul-betul dirasakan anggotanya.
c. Spirit kemandirian. Artinya, KOPINDO harus membangun kekuatan diatas
kakinya sendiri. Dengan demikian, potensi intervensi yang kontra
produktif akan bisa terminimalisir sedini mungkin. KOPINDO tak perlu
mengharamkan berkomunikasi dengan pemerintah atau pihak lain,
sepanjang hal itu dilandasi spirit mutual (saling memberi manfaat)
dan proporsional peran.
d. Terbangunnya usaha yang layak dan bisa menghidupi organisasi. Belum
terwujudnya usaha yang layak dari KOPINDO mempengaruhi kinerja
organisasi secara keseluruhan. Oleh karena itu, disamping perjuangan
eksistensi kelembagaan, KOPINDO juga harus concern membangun
kapasitas usahanya.
e. Mediasi Potensi Insan Yang Sudah Tak Terdefenisi. Perubahan kompisisi
kepengurusan haruslah difahami sebagai sebuah proses yang biasa dan
tidak perlu dilebih-lebihkan. Artinya, kelegawaan (baca keikhlasan)
dan kedewasaan semua pihak harus dikedepankan. Oleh karena itu, para
alumnus harus berjiwa besar dan tetap bertanggungjawab secara moral
atas eksistensi dan masa depan KOPINDO secara kelembagaan. Untuk itu,
komitmen moral dari para alumnus ini patutu diapresiasi dan di
mediasi dalam kelembagaan yang tepat dengan catatan; “sadar peran
dan sadar posisi”...(he222). Koperasi itu institusi yang selalu
menjujunjung tinggi semangat kekeluargaan, dengan demikian tidak ada
alasan siapapun berdebat untuk kepentingan pribadi dengan mengangkat
tema yang seolah2 kepentingan kelembagaan KOPINDO.
4. Komitmen tingi dan Konsistensi adalah WAJIB. Apapun yang disepakati dan
didefenisikan secara tertulis maupun lisan, kunci keterwujudannya
terletak pada konsistensi. Dalam hal ini kita sering lalai dan harus
terus relajar bersama (he22).
Demikian beberapa pemikiran awal sebagai wujud keinginan saya melihat KOPINDO menjelma sebagai koperasi yang bisa ditauladani oleh koperasi lainnya. Disisi lain, ketika keberdayaan dan eksistensi KOPINDO lewat karya menjadi nyata, hal itu merupakan fakta tak tergugat untuk berkesimpulan bahwa SDM-SDM jebolan KOPINDO layak di apresiate. Semoga….
Gagasan-gagasan mentah yang tersaji dalam tulisan ini tidak mempertimbangkan syahwat-syahwat politik yang mungkin acapkali berperan dalam lingkar KOPINDO selama ini..Hal itu semata-mata karena ketidakfahaman saya tentang politik dengan segala geliatnya yang sering menggelitik..he222….salam koperasi.
Posting Komentar
.