Disampaikan pada Diklat Koperasi & Kewirausahaan pada SMK-SMK SE KAB.BANYUMAS, JULI 2006 yang dilaksanakan Dinas Pendidikan Kab.Banyumas
PENDAHULUAN
Kalau kita mengadakan kuisioner yang berisi pertanyaan “mengapa orang tua menyekolahkan putera/I nya ke SMK?”, mungkin mayoritas akan menjawab bahwa dengan menyekolahkan ke SMK, putera/I nya akan cepat bekerja dan menghasilkan uang. Sedikit orang tua yang berfikir akan meng-kuliahkan putera/i nya setamat SMK. Ironisnya, realitas yang ada menunjukkan harapan tersebut “berbanding terbalik” dengan kesempatan kerja. Sehingga semakin tingginya angka pengangguran adalah suatu hasil akhir yang hampir bisa dipastikan.
Kalau kita mau berkontemplasi, diakui atau tidak, SMK telah bekontribusi dalam jumlah angka pengangguran tersebut. Tercapaikah misi kita ?. Apa yang sebaiknya kita lakukan?. Kalau boleh menyarankan, sebaiknya kita memposisikan diri sebagai pendidik yang memegang teguh prinsip “customer satisfied oriented”. Artinya output yang kita hasilkan haruslah seperti apa harapan orang tua untuk menyekolahkan anaknya di SMK. Mengapa demikian ?. Sebab kepuasan orang tua dan anak didik (customer) adalah indikator yang paling obyektif untuk mengukur tingkat keberhasilan dan kegagalan proses yang kita laksanakan.
Selanjutnya, komitmen tersebut dijadikan sebagai “roh” dalam penyusunan strategi pengembangan kualitas output SMK. Dalam melakukan penyusunan langkah-langkah taktis ada dua alternatif pilihan yang mungkin dapat dijadikan acuan, yaitu :
1. Memposisikan SMK sebagai pencetak tenaga kerja profesional. Pada pilihan ini, siswa/i dididik dengan ilmu-ilmu terapan yang sesuai dengan kebutuhan pasar (demand driver). Dengan demikian peluang perwujudan mimpi siswa dan juga orang tua terbuka lebar.
2. Memposisikan SMK sebagai pencetak para wirausaha. Pada pilihan ini, anak didik lebih diarahkan pada cara-cara hidup mandiri. Sejujurnya pilihan ini memang tidak gampang. Hal ini mengingat bahwa pengembangan jiwa kewirausahaan berkaitan dengan rekayasa sosial dimana didalamnya diikuti dengan penanaman nilai-nilai kemandirian dan semangat berwirausaha.
Pada Pilihan manapun yang diambil, konsistensi merupakan kunci dari semuanya. Jika tidak, kita bukan hanya melakukan kebohongan publik, tetapi kita juga sedang menipu diri sendiri. Tentu hal ini sangat tidak nyaman di telinga dan dihati. Namun, saya hanya mengajak kita semua untuk bertindak rasional dan proporsional serta bertanggung jawab secara horizontal maupun vertikal. Disamping itu, ketika kita senantiasa memlihara kualitas proses dan atau output, maka sesungguhnya kita pun sedang melaksanakan “pemasaran” dalam arti sesunggguhnya. Siapkah kita ?
HAKEKAT USAHA/BISNIS
Persepsi awal kita terhadap bisnis adalah hal yang terpenting untuk memulai bisnis. Pemahaman/pakem bukan hanya langkah awal untuk melahirkan inspirasi, tetapi juga menjadi semangat untuk terus berjuang mewujudkan impian. Sekedar tukar informasi, saya mencoba memaparkan pemahaman saya tentang apa yang disebut bisnis, yaitu :
1. Pada dasarnya bisnis adalah usaha untuk memindahkan uang dari kantong orang ke kantong kita, dengan cara-cara yang disukai Tuhan dan atau Syaitan…..(namun jangan memilih cara yang disukai syaitan).
2. Bisnis adalah proses menyenangkan orang lain untuk menyenangkan diri sendiri.
3. Pada titik tertentu, bisnis akan berkembang dan menciptakan lapangan pekerjaan, sehingga bisnis adalah tindakan menolong orang lain.
4. Menolong orang lain adalah tindakan terpuji, disukai Tuhan dan merupakan salah satu jalan untuk menuju ke sorga.
Sejujurnya pakem diatas adalah cara baca subyektif saya dan mungkin agak sedikit berbeda dengan kebanyakan teori ekomoni/bisnis yang selama ini kita baca/fahami.
TEKNIK MEMULAI USAHA
Ketika anda mau mulai menggeluti dunia usaha, maka mulailah dari kata “Who?”. Hal ini untuk menjawab “siapa” calon konsumen yang menjadi sasaran anda. Kalau anda sudah menemukan jawabannya, kenalilah mereka secara menyeluruh dan petakan tentang kebutuhan mereka. Kemudian jual lah apa yang dibutuhkan. Dengan demikian, peluang anda untuk sukses diawal akan semakin besar .
Disamping cara tersebut diatas, dibawah ini saya sampaikan Tips untuk membantu dalam proses pencarian ide. Misalnya anda mentargetkan calon konsumen anda adalah orang (human). Cobalah berdiri dicermin, coba renungkan sudah berapa bisnis yang lahir/tercipta dari ujung kaki sampai ujung rambut, sudah berapa orang yang menjadi karyawan atau bahkan jutawan hanya dengan memenuhi kebutuhan dari ujung kaki sampai ujung rambut. Sekarang tinggal tergantung anda, ujung mana yang akan anda jadikan bisnis?
Posting Komentar
.