MEMAKNAI GELIAT RAT (RAPAT ANGGOTA TAHUNAN) | ARSAD CORNER

MEMAKNAI GELIAT RAT (RAPAT ANGGOTA TAHUNAN)

Kamis, 25 November 20100 komentar

Dalam tinjauan legitimasi keputusan di koperasi, tidak ada keputusan yang lebih tinggi kecuali keputusan Rapat Anggota Tahunan (RAT) .  Dalam bahasa ekstrim, apapun tentang organisasi dan usaha bisa dibicarakan dalam forum ini. Apapun keputusan bisa ditelorkan dalam forum ini. Namun demikian, masih banyak anggota  memahami RAT terbatas pada proses pertanggungjawaban pengurus, sehingga makna yang didapat tidak lebih dari sekedar laporan diterima atau ditolak. Tidak ada nilai lebih bagi organisasi dan bahkan terkadang terkesan hanya acara seremonial dan bagi-bagi uang duduk/uang transport.

Untuk membangun sebuah koperasi yang mengakar, pemahaman ini perlu dibongkar dan wajib untuk diluruskan. Memahami RAT merupakan investasi penting bagi masa depan organisasi. Ketika seluruh organisasi memahami nilai-nilai strategis RAT diharapkan akan berimbas pada percepatan pertumbuhan dan perkembangan usaha.

Untuk lebih meningkatkan aura dan nilai sakral RAT dihadapan dan difikiran seluruh unsur organisasi, saya mencoba mendeskripsikan beberapa nilai strategis RAT,antara lain:
1.      Evaluasi :
a)    Peran/kontribusi  seluruh unsur organisasi dalam proses perjalanan koperasi.
Kebesaran koperasi terletak pada kualitas kebersamaan yang diantara unsur organisasi. Kebersamaan dan tanggungjawab tidak terbatas pada proses penyusunan mimpi bersama, tetapi juga pada proses pencapaian lewat distribusi peran proporsional yang maksimal dari semua unsur organisasi. Dalam konteks formal, dalam forum RAT ini Pengurus dan Badan Pengawas melaporkan kepada anggota tentang  kinerja dan kondisi terkini koperasi.  Setelah presentasi dan evaluasi dari anggota kemudian dilanjutkan dengan pengambilan kesimpulan apakah diterima atau ditolak.  Ada satu hal yang sangat jarang dilakukan adalah evaluasi tentang konsistensi komitmen anggota terhadap proses pencapaian mimpi  bersama. Andai ini dilakukan, maka RAT akan jauh dari kesan pengganyangan pengurus/BP, tetapi lebih dominan sebagai moment untuk melakukan kontemplasi atas kekurangan masing-masing unsur organisasi dan selanjutnya dijadikan sebagai bentuk kesadaran-kesadaran baru untuk periode berikutnya.
b)   tingkat kesolidan organisasi.
Antusiasme anggota untuk menghadiri dan berpartisipasi aktif  selama RAT  berlangsung merupakan cerminan obyektif tingkat kesolidan organisasi. Antusiasme dan partisipasi yang rendah merupakan referensi yang cukup baik untuk melakukan langkah-langkah yang lebih efektif untuk membangun kesadaran kolektif.
c)    Tingkat harapan 
Antusiasme adalah indikator kecintaan anggota terhadap perusahaannya sendiri. Tingkat antusiasme identik dengan tingkat loyalitas terhadap perusahaan dan berarti juga mengandung nilai harapan masa depan perusahaan.
2.      Edukasi
Hidup bersama dan berbagi tidaklah sesederhana membalikkan tangan. Untuk itu, nilai-nilai kebersamaan menjadi mutlak dibutuhkan ada pada setiap unsur organisasi yang ada. Untuk itu, perlu dilakukan edukasi/pendidikan yang pada tingkat implementatif divariasi sedemikian rupa, termasuk moment RAT. RAT yang dihadiri semua unsur organisasi merupakan forum strategis untuk melakukan proses edukasi atas nilai-nilai koperasi.  Dengan demikian, koperasi akan dipersepsikan sama oleh semua unsur dan hal ini akan berimplikasi terhadap sikap dan perilaku anggota dalam koperasi.
3.       Penyerapan aspirasi
Koperasi adalah kumpulan orang-orang yang memiliki latarbelakang dan kepentingan yang majemuk. Dalam tinjauan “pembangunan koperasi yang bottom-up”, berkumpulnya unsur-unsur organisasi pada forum RAT seharusnya dimanfaatkan untuk menyerap segala aspirasi yang berkembang. Dengan demikian, aktivitas koperasi dapat dipastikan sebagai bentuk representasi/keterwakilan kepentingan anggota. Kalau demikian adanya, maka berharap animo dan apresiasi anggota terhadap koperasi adalah sesuatu yang sangat pantas.
4.       Komitmen mimpi 
Aspirasi yang berkembang selanjutnya dijadikan bahasan yang kemudian dikonstruktifkan dalam garis-garias besar program kerja (GBPK) dan dinominalkan dalam bentuk RAPB (Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja). Proses tersusunnya GBPK dan RAPB melalui proses aspiratif setidaknya akan membentuk ikatan emosional yang produktif terhadap peluang pencapaian.
5.       Distribusi Peran
Kebersamaan tidaklah terbatas pada proses merangkai mimpi, tetapi juga dalam proses pencapaiannya. Hal ini perlu ditegaskan dalam momen RAT sehingga semua pihak menyadari bahwa sesungguhnya keberhasilan atau kegagalan adalah keberhasilan atau kegagalan bersama. Saling menyalahkan dalam forum RAT adalah identik dengan mentertawakan kebodohan diri sendiri.  Oleh karena itu, ketika mimpi –mimpi sudah disistematiskan dalam GBPK dan RAPB, maka selanjutnya harus ada penekanan tugas masing-masing unsur dalam proses pencapaiannya.
Share this article :

Posting Komentar

.

 
Copyright © 2015. ARSAD CORNER - All Rights Reserved