MENG-GELORAKAN
SPIRIT PEJUANG AKTIVIS KOPMA UPGRIS SEMARANG
Pertemuan dengan para pejuang Kopma UPGRIS ini berlangsung
mendadak dan tidak terjadual sebelumnya, sebab agenda utama penulis ke Kota
Semarang adalah mengikuti penyusunan Kursil (Kurikulum SIlabi) Koperasi &
UKM yang diselenggarakan oleh Balatkop Dinkop & UKM Provinsi Jawa Tengah
sejak tanggal 28 Oktober 2019.
Setelah Bung Niam, sang senior yang juga merupakan salah satu tokoh muda koperasi
Jawa Tengah memastikan kesiapan para kader Kopma Upgris berdiskusi, Kami pun
berangkat menuju lokasi sekitar pukul 21.00 Wib. Ternyata jarak dari Hotel
Grand Edge menuju Kampus Upgris hanya memerlukan waktu sekitar 10 (sepuluh)
menit, sehingga jam 21.20 bib diskusi ringan pun dimulai setelah sebelumnya berbincang
ringan dengan beberapa pengurus yang sedang ada di sekre Kopma Upgris.
Tidak ada tema specific untuk dibincangkan,
sebab target utama menyambangi para aktivis kopma ini adalah bersilaturrahmi
dan sekaligus memompa semangat juang mereka untuk terus menumbuhkembangkan
kopma. Membincang relevansi antara kopma dan kecerahan masa depan pun dibahas
guna menemukan nalar rasional mengapa ber-kopma itu sebagai sesuatu yang
istimewa.
“Berkopma
bukan mengurangi waktu belajar, tetapi meng-efektifkan waktu bermain”,
kalimat ini didengungkan Bung Arsad sebagaimana sering disampaikan setiap kali
bertemu dengan aktivis muda kopma. Kalimat tersebut merupakan penandas bahwa sesungguhnya tidak ada relevansi antara
IP (Indeks Prestasi) yang rendah dan atau lulus lama. Kalimat ini sengaja dilontarkan pada
bagian prolog sehingga terbangun pembacaan bahwa berkopma dan study bukanlah
dua hal yang saling meniadakan, tetapi justru saling menguatkan. Sederhananya, kalau
study di kampus focus pada pembentukan hard skilll, maka ber-kopma
sesungguhnya media menumbuhkembangkan soft
skill. Dengan demikian, tidak berlebihan untuk men-simpulkan ber-kopma sangat erat
kaitannya dengan upaya membangun kecerahan masa depan. Atas nalar ini, berkopma merupakan upaya sadar dalam menolong diri sendiri (baca:self help), khususnya dalam membangun
masa depan yang lebih berpengharapan melalui peng-integrasian hard skill dan soft skill.
Sejalan dengan pembacaan demikian, maka aktivis kopma
harus terus mengembangkan kreativitas dan menyelenggarakan aktivitas yang
didalam proses pelaksanaannya terkandung unsur pembelajaran seperti kepemimpinan, managerial skill, communication skill, berjejaring dan
tidak ketinggalan kewirakoperasian. Untuk mencapai titik efektivitasnya, maka
aktivis kopma tidak perlu takut melakukan trial dalam arti meng-ujicobakan keyakinan dan ragam gagasan ke dataran praktek
sehingga diperoleh pengalaman empiris yang menguatkan mentalitas juang dan
sekaligus menciptakan nilai tambah, baik bagi dirinya dan juga anggota kopma.
Sementara itu, dalam rangka meng-akselerasi
tumbuhkembang managerial skill dan leadership serta tumbuhkembang karya, para
pengurus kopma disarankan untuk melibatkan
anggota dalam spirit pemberdayaan potensi yang ada. Dengan demikian, peluang keterciptaan
kreativitas dan inovasi baru akan senantiasa terbuka lebar seiring dengan
ter-fasilitasinya bakat-bakat hebat yang melekat pada anggota. “Sinergitas semacam ini diperlukan sehingga bakat dan potensi yang ada
menemukan titik optimalnya”, tegas Bung Arsad.
Diskusi malam ini berlangsung santai namun proses dialog
berlangsung mencerahkan dan meng-energi. Antusiasme yang mereka tunjukkan disepanjang diskusi malam
ini menandaskan semangat kepemudaan yang tengah menyala. Mereka masih mudah,
full energy dan memiliki gairah membentuk capaian-capaian baru nan inspiratif
di lingkar Kopma tempat mereka bernaung dan sekaligus berjuang membentuk jejak hidup nan produktif. Hal inipun menambah
keyakinan tentang kecerahan perwajahan
koperasi Indonesia di masa depan, sebab mereka-lah yang akan memegang tongkat
estafet kepemimpinan dan kejuangan koperasi pada waktunya nanti.Simpulnya, sepanjang kaum muda masih punya keyakinan dan spirit untuk berjuang di gelanggang koperasi, maka tidak ada alasan khawatir tentang masa depan koperasi di negeri tercinta ini.
Tak terasa waktu sudah menunjukkan jam 00.15 dan pembakaran semangat terpaksa dicukupkan karena
keterbatasan waktu sang penulis yang harus siap-siap kembali ke kota kelahiran
koperasi pertama di Indonesia, Purwokerto. Sebagai catatan penghujung,
semangat dan bara api juang yang tengah menyala itu merupakan pemantik
keberanian untuk terus melangkah dan sekaligus men-stimulan kelahiran karya-karya kreatif nan keren dengan semangat ke-milenialan dan berasa kekinian zaman. Dalam hal demikian mewujud, maka Kopma sahih sebagai media strategis pembinaan dan sekaligus mencetak kader koperasi yang keren dan inovatif.


+ komentar + 1 komentar
Waktu yang singkat mampu menyuntikkan motivasi baru bang. Terimakasih atas kunjungan & ilmu yang diberikan.
Salam koperasi bang arsyad... 💪
Semoga dapat dipertemukan lagi
Posting Komentar
.