BAPPEDA BANYUMAS MENGGELAR FGD
“ARAH KEBIJAKAN EKONOMI DAERAH KABUPATEN BANYUMAS”
Bertempat
di RM Red Chilli, Bappeda Banyumas
meggelar FGD t”arah kebijakan ekonomi daerah Kab Banyumas”, di hari Senin 06
Januari 2017 dan dimulai jam 12.00 Wib. FGD ini menghadirkan 4 (empat) orang
nara sumber : (i) Prof DR. Agus Soeroso (FEB Unsoed); (ii) Bapak Refius Pradipta
(FEB Unsoed); (iii) Bapak Fadil Nugroho (Bank Indonesia) dan ; (iv) Bapak Edi selakau
kepala BPS (Badan Pusat Statistik).
Dalam
prolognya, Bapak Eko selaku Kepala Bappeda menyampaikan, “agenda semacam ini sebenarnya bersifat
rutin, namun beliau menginginkan ada sesuatu hal yang baru dan
memberi warna
dinamika ekonomi Daerah Banyumas”. Sementara itu, Bapak Jaka selaku moderator FGD
ini menyampaikan perlunya gagasan-gagasan baru yang sekiranya meng-akselerasi
pertumbuhan dan perkembangan ekonomi Banyumas. Oleh karena itu, beliau berharap
dalam FGD ini akan mengemuka gagasan-gagasan baru dan inspiratif.
Bapak Prof. DR. Agus Suroso menyampaikan tentang indikator
ekonomi daerah Kab. Banyumas. Bapak Refiu Pradipta kemudian menyampaikan beberapa
hal yang beliau tandaskan seputar isu-isu perekonomian internasional &
lokal 2018:
1.
Masih belum jelasnya arah perekonomian
dunia (AS, Tiogkok, Eropa) dan menurunnya kepercayaan internal terhadap Uni
Eropa
2.
Reorientasi ekspor nasional. Ditengah
isu perekeonomian negara maju yang belu pasti. Orientasi ekspor ke
negara-negara Asean merupakan pilihan paling logis mengingat cukup besarnya
potensi,kemudahan dan masih rendahnya free trade di Asean
3.
Membaiknya kinerja ekspor Indonesia
meskipun ada kecenderungan kebijakan proteksionis negara2 maju diberlakukan
4.
Meningkatnya kompetisi pasar gula
kelapa internasional terutama dari negara-negara produsen gula di Asia Tenggara
5.
Masalah ketahanan pangan berkaitan
dengan perubahan iklim dan pola perilaku
6.
Semakin berkembangnya purwokerto
sebagai urban centre dan masalah tata kota, alih fungsi lahan disekitar kota.
7.
Kecenderungan semakin dominannya
sektor industri manufaktur dan jasa-jasa
8.
Branding Banyumas belum
menunjukkan gaung yang signifikan. Beliau menilai bahwa secara internal Branding Banyumas masih banyak yang
belum tahu sehingga perlu lebih di massifikasi.
Rekomendasi-rekomendasi:
1. Pelru penguatan pada sektor pertanian,
kehutanan dan industri pengoahan. Dua sektor ini memiliki keunggulan kompetitif
2.
Mendorong peran dominan koperasi dalam
kehidupan ekonomi untuk meningkatkan pengelolaan proses bisnis di klaster
masyarakat
3.
Masalah pengangguran masih menjadi isu
penting karena berkaitan dengan kemiskinan, sehingga perlu diantisipasi. Untuk
itu, pemberdayaan UMKM pada sektor-sektor potensial
4.
Kualitas institusi menentukan
keberlanjutan pertumbuhan ekonomi jangka panjang.
Peningkapatan kapasitas
institusi sangat krusial mengingat perannya yang krusial.
Sementara
itu Bapak Fadil Nugroho menyampaikan presentasinya yang diberi judul “Kondisi
dan Prospek Ekonomi”. Beliau memulai presentasinya degann 2 (dua) tugas
penting negara yaitu : (i) menciptakan lapangan kerja sehingga masyarakat punya
penghasilan dan; (ii) mengendalikan inflasi agar masyarakat bisa membeli
kebutuhannya dengan penghasilan yang diperoleh.
Pertumbuhan
ekonomi lobal 2017 diperkirakan
lebih baik, di dukung membaiknya ekonomi AS dan
Tiongkok. Sebagai bagian dari ekonomi
global, Banyumas tetap terpengaruh dengan dinamika ekonomi global. Pertumbuhan ekonomi Indonesia 2017
diperkirakan mencapai 5,0%, meningkat dari 4,5% di bandung tahun sebelumnya-ditopang
permintaan domestik stabil. Pada 2017, perekonomian domestik memasuki fase
pemulihan. Pertumbuhan ekonomi diperkirakan meningkat pada kisaran 5,0% sd
5,4%. Dengan angka pertumbuhan ekonomi yang demikian diharpkan linier dengan penyerapan tenaga kerja dan menekan
kemiskinan. Disamping itu perlu diciptakan quick win yang langsung memberikan dampak terhadap pertumbuhan
ekonomi dan juga kesejahteraan masyarakat.
Pak
Edi selaku kepala BPS menyampaikan data sosial ekonomi strategis Banyumas. Beberapa
hal yang beliau sampaikan :
1. Pertumbuhan ekonomi banyumas ditargetkan 6,5
sd 7%
- Penyerapan
tenaga kerja khusus pekerja lokal sehingga ada penurunan angka
pengangguran terbuka yang ditargetkann 4,5 sd 5 prosen
- Peningkatan
pendapatan rumah tangga, daya beli masyarakat meningkat sehingga sektor
riil bisa tumbuh (tidak ada PHK)
- Pengurangan
kemiskinan tahun 2018 sebesar 6-6,5 prosesn
- Kesenjangan
ekonomi (gini ratio) 2018 sebesar 0,32 prosen
- Sektor2
yang menjadi pengungkit ekonomi Banyumas sekaligus terjadi penyerapan
tenaga kerja lokal yaitu sektor pertanian, penggalian dan sektor
pariwisata. Sektor tersebut harus ada target pertumbuhan dan mempunyai
peranan ekonomi yang cukup tinggi. Sebagai catatan, kontribusi Pariwisata
sangat minim dibanding dengan potensi-potensi yang ada.
- Meingkatkan
besaran upah minimum kabupaten (UMK) sebesar Rp 1.600.000 di tahun 2018. Hal
ini diinspirasi karena angka yang dihasilkan oleh karyawan hanya untuk
memenuhi kebutuhan konsumsi.

2. Inflasi ditargekan sebesar 3% sd 5%
a.
Pembelian barang-barang komoditas
hasil produksi petani untuk ketersediaan stok dalam rangka ketahanan pangan dan
menjaga harga barang pertanian tidak anjlok saat panen.
b.
Distribusi barang dibuat sependek
mungkin dibuat penampung hasil produksi.
c.
Kebijakan pemerintah harus
memperhatikan pengaruhnya terhadap inflasi.
3. Pernaikan Infra struktur guna menunjang
kegiatan ekonomi banyumas
a.
Jalan umum
b.
Perbaikan armada
c.
Temapat wisata
d.
Rumah sakit
4. Peningkatan investasi terutama domestik
tumbuh sebesar 10 prosen
(peranan terhadap ekonomi banyumas sebesar 35,38 prosen.
a.
Penyerapan TK lokal
b.
Baha Baku lokal
c.
Pengusaha (investor) lokal menghindari
keluarnya putaran uang dari Banyumas.
5.
Tantangan di Kab Banyumas tahun 2018
a.
Ada PILKADA yang dimungkinkan
berpengaruh dalam perekonomian banyumas (anggaran terfokus digunakan untuk
Pilkada)
b.
Iklim lanina (basah) ditahun 2017
diperkirakan sampai bulan mareat 2017, sehingga di perkirakan elnino (kering)
tahun 2017 lebih panjang.
c.
UMK masih rendah di tahun 2017
d.
Kebijakan2 atau regulasi pemerintah
baik nasional, propinsi atau kabupaten yang mengganggu pereknomian Banyumas,
misal kenaikan listrik, pengaturan gas elpigi
e.
Pengaruh ekonomi global (MEA) masuknya
barang-barang impor dengan harga murah. Padahal daya saing produksi lokal masih
rendah maka harus meningkatkan daya saing produksi lokal untuk menjaga
eksistensi.
Posting Komentar
.