“MERENCANAKAN PETANI BER-GAJI”

Pertemuan di siang menejlang sore ini meng-agendakan sosialisasi konsep
yang sedang dikembangkan oleh PT BUMR TERHUBUNG dalam perbaikan nasib petani
dan juga pertanian di Indonesia, khususnya komoditas padi berikut turunannya.
Dalam penjelasan awalnya. Bapak Luwarso menyampaikan bahwa program prinsipnya
adalah ingin mengulang pengalaman sukses
mereka dalam memperbaiki nasib petani padi di Wilayah Sukabumi melalui koperasi.
Success story itupun kemudian
diapresiasi oleh banyak pihak, termasuk Bapak Tanri Abeng yang kebetulan sedang
menggagas BUMR (Badan Usaha Milik Rakyat).
Stabilitas harga, ketersediaan dan kecukupan bahan pangan, pertumbuhan ekonomi pedesaan dan
pengendalian inflasi kemudian didefenisikan sebagai target dari BUMR .
Dalam aksinya, BUMR akan bernaung dalam satu perusahaan yang diberi nama PT
BUMR TERHUBUNG. Penggunaan kata TERHUBUNG dalam namanya me-referensi pada
spirit dasarnya yaitu ingin
menghubungkan atau men-sinergikan koperasi-koperasi dalam skala ekonomi
rasional dengan sistem kerja sistematis
berbasis IT. Dengan penggunaan IT, segala sesuatunya menjadi lebih mudah,
terencana, terukur dan terkontrol.
Ada 2 (dua) dua hal menarik dari apa yang dikonsepkan mereka, yaitu : (i)
petani akan digaji berdasarkan skala lahan yang dikelola. Disamping untuk
memberikan living cost di rentang
waktu tanam dan panen, pemberian gaji ini juga sebagai antisipasi praktek ijon yang selama ini begitu
kental di lingkungan petani padi dan; (ii) Penggunaan integrated process dimana
petani terlibat dari keseluruhan proses mulai persiapan tanam sampai dengan
pasca panen. Dipenghujung, 60% dari net profit (total hasil penjualan
dikurangi biaya keseluruhan) akan dikembalikan kepada petani melalui koperasi. Disamping
itu, juga dilengkapi dengan asuransi sehingga terhindar dari resiko gagal
panen.
2 (dua) hal ini akan merubah atau memperbaiki nasib petani yang selama ini
selalu dalam kesulitan. Adanya perencanaan yang komprehensif mulai persiapan
lahan sampai dengan panen, terkonsepnya aksi pasca panen, pendampingan
disepanjang proses, membuat harapan baru layak disematkan pada program ini.
Program ini menuntut adanya perubahan tata kelola lahan pertanian sehingga
tantangan terbesarnya terletak pada perubahan mindset petani. Dengan program ini, petani akan bekerja berdasarkan
skema dan schedule yang di formulasikan oleh tim pendamping yang merupakan
perwakilan PT BUMR TERHUBUNG. Untuk mensukseskan program ini, dibutuhkan
kesamaan komitmen dan perilaku para petani. Pelibatan IT dalam sistem kerja ini bercirikan paperless dan kartal less.
Tentu petani masih belum familiar sehingga memerlukan pelatihan dan
pendampingan untuk melahirkan kebiasaan-kebiasaan baru.
Dalam cita-cita besarnya, BUMR berharap ekonomi berbasis gotong royong
semacam ini menjadi alternatif yang paling
efisein dan produktif sehingga efektif sebagai bagian dari strategi pemenuhan
kebutuhan pangan di Tanah air.
Sebagai langkah awal, mereka men-target
Jawa Tengah (Banyumas dan Demak) dan jawa timur. Sebagai catatan, Banyumas
memiliki 62ribu ha lahan sawah irigasi, sehingga konsep ini sangat potensial
untuk dikembangkan.
Posting Komentar
.