TPID BANYUMAS MENJELANG RAMADHAN dan IDUL FITRI | ARSAD CORNER

TPID BANYUMAS MENJELANG RAMADHAN dan IDUL FITRI

Kamis, 19 Mei 20160 komentar



TPID BANYUMAS MENJELANG RAMADHAN dan IDUL FITRI

A.  PROLOG
Mengambil tempat rapat di ruang rapat Bank Indonesia Perwakilan Purwokerto, TPID (Tim Pengendali Inflasi Daerah) Banyumas di gelar pada tanggal 20 Mei 2016 dan dimulai jam 09.30 Wib. 

Dalam prolognya, Bapak Denny selaku Kepala BI Perwakilan Purwokerto menyampaikan bahwa rapat TPID ini  agak krusial mengingat Bulan Puasa sudah menjelang dna akan

dilanjutkan dengan lebaran. Pak Denny juga mengutip harapan Bupati Banyumas, “Kita perlu melakukan beebrapa hal yang bersifat antisipasi berkaitan dengan kenaikan harga-harga komoditas yang sangat berpengaruh dengan inflasi”. BI juga menilai bahwa Demand masyarakat terhadap produk dan jasa lebih tinggi dari kebiasaan. Hal ini didukung meningkatnya kebutuhan masyarakat akan uang kartal. Prakiraan penarikan uang karta di eks-karasidenan di kisaran 3,5 Triliun rupiah dan 60% nya terjadi di wilayah Purwokerto. Penarikan uang ini tentu diikuti dengan pemanfaatan uang untuk mengkonsumsi produk dan jasa, sehingga hal ini pasti berhubungan erat dengan dinamika inflasi.  Untuk itu, langkah-langkah antisipasi harus segera dilakukan.     

Mewakili Bapak Kepala Sekda selaku ketua TPID menyambut “isu sentral” yang disampaikan oleh Bapak Didik. Beliau juga menyampaikan kekhawatiranya adanya kenaikan tarif angkutan menjelang ramadhan dan lebaran. Sebagai bagian dari pengendalian dan perolehan data lapangan, TPID Banyumas juga berencana akan turun ke lapangan seperti pasar, toko emas, gudang-gudang, daging, beras, terigu dan lain sebagainya. Dipenghujung sambutan pembukaannya, beliau berpesan agar TPID harus berjalan efektif agar masyarakat bisa tenang dalam menyambut dan menjalankan ibadah puasa Ramadhan.    

B. PANTAUAN INFLASI
1.  BPS (Badan Pusat Statistik).
Dbulan april terjadi deflasi sebesar 0,45. Namun di bulan mei 2016, ada kecendrungan pedagang menahan barang dagangannya untuk dijual karena kekhawatiran akan kebelumpastian harga khusunya menjelang ramadhan. Disamping itu, mereka juga khawatir pasokan yang terbatas. Barang dipasar juga bergejolak karena kebiasaan masyarakat yang konsumsinya meningkat saat menjelang ramadhan. Budaya borong emas juga terjadi sebagai perilaku masyarakat untuk tampil hebat di lebaran nanti. Secara umum, sampai minggu ke-3 Bulan Mei 2016, untuk kota Purwokerto terjadi inflasi di angka 0,01 sd 0,05. 
 
Atas Presentasi Bapak Edy Apro selaku ketua BPS, Pak Didik merespon perlunya antisipasi terjadinya penimbunan sebab bisa menciptakan in-stabilitas.  

2.  BULOG
Bulog menyampaikan bahwa Posisi stock beras  aman sampai Bulan September 2016. Artinya, 4 (empat) bulan ke depan posisi cadangan beras pada posisi aman. 

3. ASSOSIASI PEDAGANG BERAS
Realisasi raskin sampai dengan 50% dan  para pemasok beras saat ini sedang concern memenuhi pasokan beras ke Bulog. Percepatan penerimaan raskin diharapkan akan efektif mengendalikan gejolak harga. Mereka juga berharap masyarakat penerima raskin benar-benar mengkonsumsi berasnya dan  bukan menjualnya. Sebagai antisipasi, kalau memang terjadi gejolak harga tidak terkendali maka akan dilakukan  operasi pasar (OP)

3. DINAS PERTANIAN
Ibi Cucun selaku kepala dinas pertanian menyampaikan panen sudah sampai 25.000 ha dan masih tersisa sedikit yang berasal dari masa tanam februari dan maret. Beliau juga menginformasikan bahwa hasil meeting di Jakarta diperoleh ketegasan bahwa “tidak ada alasan Bulog untuk menolak gabah petani”.  Aksi tanam juga sudah siap  untuk lahan seluas 10 Ha. Disamping memenuhi kebutuhan lokal, Banyumas juga masih bisa memenuhi kebutuhan daerah lain. Keluhan petani adalah anjloknya harga beli gabah saat petani panen.

4. BAPELUH KP (KETAHANAN PANGAN)
Bapeluh menyampaikan bahwa gapoktan-gapoktan berjalan dengan baik dan sukses menghasilkan beras kualitas premium dengan harga Rp 7.500. 

5.DINAS PERIKANAN dan PETERNAKAN
Ada trend kenaikan pada daging ayam dari Rp 30.000/kg menjadi Rp 32.000,oo  Telur juga mengalami kenaikan sekitar Rp 1000,00 yaitu dari Rp 19.000,00 menjadi Rp 20.000,oo. Kekhawatiran akan adanya pengusaha menyimpan/menahan  stock kedua komoditas ini kemungkinan kecil karena sifat kedua produk itu tidak tahan lama. Ada masalah seputar RPH (Rumah Pemotongan Hewan) dimana beberapa waktu lalu terjadi pemotongan di tempat sendiri dan bukan di tempat seharusnya yaitu RPH. Atas hal ini, sudah dilakukan pendekatan dan sosialisasi sehingga terbangun kesadaran untuk mengikuti aturan yang ada. Dengan adanya perluas balai benih, diharapkan efektif menjadi sumber benih. Secara umum stock aman untuk 3 (tiga) bulan ke depan.

6. PERTAMINA
Dari bagian Elpizi direncanakan akan ada tambahan 2 hari kerja untuk juni dan 3 hari kerja di bulan juli. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi kelangkaan elpiji sebagaimana pernah terjadi tahun lalu. Untuk kesediaan stock, pertamina akan menyediakan satgas yang rutin memantau ketersediaan stock.  Sebagai informasi, di Yogya dan Semarang, Elpiji ukuran 5 (lima) Kg sudah di launching namun di Purwokerto direncanakan dilakukan sesudah lebaran.

7. DISPERINDAGKOP
Sembako (sembilan bahan pokok) dan 9 (sembilan) barang penting lainnya (seperti gas, BBM dan lain sebagainya) merupakan komoditas yang terus diperhatikan perkembangannya dari hari ke hari. Disperindagkop juga merangkul paguyuban pasar untuk mempermudah akses informasi harga dan ketercukupan stock. Disperindagkop juga mengalami kesulitan dalam meng-akses data valid tentang stock dan sirkulasi pasokan khususnya di gudang-gudang. Ada hal menarik dari arahan Pak Didik dimana para kepala pasar perlu memahami suasana kebathinan dan dinamika harga-harga produk di pasar.

8. ESDM
Arus mudik akan melalui wilatah Banyumas. Oleh karena itu perlu antisipasi stock dan jalur distribusi arus mudik dan arus balik sehingga jangan sampai terjadi kelangkaan stock dan antrian yang panjang.

6.DINSOSNAKER
Kaitannya dengan inflasi,  menjelang lebaran perusahaan swasta  biasanya membagi THR (Tunjangan Hari Raya). Hal ini tentu berpengaruh pada tingkat inflasi mengingat jumlah karyawan/ti swasta lebih kurang berjumlah 42.000 orang yang kalau dirupiahkan lebih kurang 56 Milyar.

7. KADIN BANYUMAS
Kadin memasukkan gagasan perlunya pengendalian dari sisi permintaan (demand) melalui pendekatan-pendekatan kreatif. Sebagai contoh adalah pelibatan MUI dalam mengkampanyekan perlunya hidup hemat dan sederhana. Contoh lain adalah pelibatan sosiolog dan psicholog dari universitas untuk merumuskan pola pendekatan keasadaran dan control pola konsumsi.  

8. BAPPEDA
Sebagaimana pertemuan sebelumnya dimana Bapeda diinstruksikan untuk mendorong terbentuknya sistem informasi yang terintegrasi sehingga memudahkan masyarakat mengakses informasi.  Pak Eko menyampaikan pola-pola peng-informasian kreatif berbasis pemberdayaan. Sebagai contoh pelibatan komunitas-komunitas yang memiliki kepedulian dalam pemberitaan (baca: blogger).    

 
Dipenghujung, Pak Denny menyampaian gagasan agenda bulanan TPID yang dibagi menjadi 4 (emapt) langkah, yaitu ; 1. analisis inflasi bulanan (minggu 1); 2.  Survey pemantauan harga mingguan ; 3. Rakor TPID menyikapi Hasil Survey Pemantauan Harga (minggu 2-3); 4. Melakukakn aksi dan press release strategi bulanan (Minggu 3-4). Pembentukan Grup WA TPID juga dikemukakan sebagai cara membangun intensitas komunikasi tanpa menghilangkan efektivitas.







  
Share this article :

Posting Komentar

.

 
Copyright © 2015. ARSAD CORNER - All Rights Reserved