KREATIVITAS
MENJAGA GIZI PEMAIN PERSIBAS ITU BERJUDUL “DAPUR UMUM”
Setahap demi tahap,
Persibas Banyumas terus berbenah. Era non-APBD tentu sangat berbeda dibanding
saat Persibas Banyumas masih belum listing di level Divisi Utama. Era Non-APBD,
segala sesuatunya harus berbasis kemandirian khususnya dalam urusan financial. Kreativitas dan semangat inovasi menjadi
tuntutan, agar Tim tetep Eksis dan berprestasi di kancah persepak bolaan
nasional.
Kalau sebelumnya manajemen
Persibas banyumas memberitakan tentang bagaimana segenap pemain di edukasi tentang sikap dan mental, mulai hari
ini manajemen Persibas men-agendakan tentang strategi jitu dalam menjaga gizi para pemain. Ide ini dilatarbelakangi
oleh 2 (dua) hal berikut ini; (i) manajemen sedang mencari format yang efisien
ditengah kondisi keuangan yang masih "tahap berjuang" dan; (ii) perlunya "gizi pemain" diperhatikan
untuk mendukung porsi latihan berat yang diterapkan oleh coach putut agar
Persibas berprestasi. "Dapur
Umum"..mungkin istilah ini cocok mewakili apa yang sedang diuji
cobakan manajemen Persibas. Dalam konsep “dapur umum” ini, pengelolaan makan dan gizi para pemain dioperasionalkan
dengan pola swa-kelola.
Konsep “Dapur
Umum” ini akan diujikan dalam 3 (tiga) hari ke depan untuk kemudian diambil
kesimpulan apakah tujuan awal dari ide ini efektif. Selama ini, manajemen
Persibas menggunakan pola catering dan atau pesan nasi box. Memang secara
teknis lebih mudah, cukup pesan via telepon maka pesenan pun datang dalam waktu yang tidak
terlalu lama. Namun demikian, salah satu
kelemahan konsep ini adalah pada menu yang relatif sama sehingga berpotensi
mendatangkan kejenuhan. Situasi ini pun mendatangkan kekhawatiran manajemen dan
pelatih khususnya dalam hal ketercukupan
asupan gizi para pemain Persibas. Oleh karena itu, lewat format dapur umum yang
pengelolaannya swa kelola, menu memungkinkan lebih variatif dan ketercukupan
asupan gizi pun lebih terjamin. Disisi
lain, pola ini ditargetkan bisa
menghemat anggaran sekaligus meningkatkan efektivitas.
Konseptor pola dapur
umum ini adalah para istri punggawa PT Persibas yang diberdayakan dalam judul voulentir
alias gratisan. Secara bersama-sama, mereka mencoba merumuskan menu dan kemudian secara
bergantian satu per satu bergilirian ke pasar berbelanja bahan baku. Tidak
sampai disitu saja, secara bergantian mereka akan mengantar makanan hasil
olahan ke base camp Persibas di GOR
Satria. Dalam urusan pengelolaan bahan baku, para ibu muda ini dibantu 1 (Satu)
orang operator yg memang sudah ahli dalam urusan masak memasak dan 2 orang asisten processing bahan baku.
Ada catatan menarik
dari 2 (dua) asisten pengolahan bahan baku ini adalah mahasiswa yang juga
aktivis organisasi PMAT (Persatuan Mahasiswa Anak Transmigran) Unsoed. Secara kebetulan,
PMAT sendiri berencana menjalankan
konsep dapur umum di internal organisasi mereka, sehingga momentum 3 (tiga)
hari ini uji coba ini dijadikan sarana belajar sekaligus magang bagaimana pola
pengelolaan sebuah dapur umum.
Well..satu program
banyak makna, semoga akan menjadi bagian efektif dalam membangun sebuah tim
sepak bola yang solid, eksisdan berprestasi.
Semoga 3 hari kedepan akan diperoleh kesimpulan tentang pola efektif dan efisien dalam pengelolaan makanan dan gizi para
pemain Persibas Banyumas.
Salam Juang
Persibas...!!!!
Posting Komentar
.