Membangun Koperasi Sekolah Berbasis Pemberdayaan
Disampaikan pada
acara Seminar “Rintisan Koperasi Berbasis Sekolah Kejuruan”, di Hotel Diradja Tendean Jakarta, 11 Desember 2015
A. Memakna Koperasi
Hakekat koperasi itu adalah
kumpulan orang yang berkedudukan setara (equal) dan tidak memandang perbedaan
status sosial, ras, agama dan gender. Semua berposisi “duduk sama rendah dan berdiri
sama tinggi”. Hal ini semakin dipertegas dalam salah satu prinsip
keangotaan koperasi yaitu sukarela dan terbuka. Prinsip ini menegaskan bahwa koperasi itu terbuka pada semua
kalangan sepanjang ada keyakinan serupa bawa kebersamaan di koperasi mendatangkan
kemanfaatan yang mungkin sulit diperoleh bila melakukannya sendirian. Prinsip
ini juga menekankan bahwa koperasi mengedepankan kolektivitas (kebersamaan)
dalam arti semakin banyak yang berkumpul semakin besar peluang sebuah
koperasi mengembangkan aktivitas
produktif yang berujung pada tumbuhkembangnya kemanfaatan yang bisa dinikmati oleh
segenap anggotanya. Dalam perspektif
koperasi, penambahan satu anggota bermakna penambahan potensi dan sumber daya.
Atas dasar itu, koperasi perlu mengembangkan jumlah keanggotaannya.
Namun demikian, banyak fakta
yang bertolak belakang dengan alinea diatas. Akibat ego sektoral seperti
profesi, kesamaan status dan lain sebagainya, keanggotaan koperasi menjadi
terbatasi dan bahkan stagnan. Padahal, ketika hal ini terjadi, maka peluang
koperasi untuk mngembangkan aktivitas produktifnya pun ikut terbatasi.
Akibatnya, sulit berharap terbentuknya perluasan aktivitas dan juga manfaat
yang bisa dinikmati oleh anggotanya. Satu hal yang menjadi catatan, pada skala
keanggotaan yang terbatas dan atau membatasi diri dengan sengaja, biasanya mengalami
kesulitan untuk berkembang. Disamping permodalan yang tumbuh lamban, kapasitas
usahanya juga sulit berkembang sebab pangsa pasar loyalnya yang sangat terbatas.
Oleh karena itu, koperasi
sebagai member based association harus terus menumbuhkembangkan
keanggotaannya, baik secara kuantitas maupun secara kualitas. Tumbuhkembang
secara kualitas yang dimaksud adalah
partisipasi dan keterlibatan anggota yang terus menerus sebagai wujud dari rasa
kepemilikan yang tinggi.
B.
Sekilas Menilik Potensi Melekat Pada SMK (Sekolah Menengah Kerjuruan)

Potensi-potensi yang melekat
pada SMK dan segenap stake holdernya layak menjadi inspirasi untuk
mengembangkan ragam karya yang berorientasi ada penciptaan kesejahteraan bagi
segenap stake holder. Sebagai stimulant, berikut deteksi beberapa potensi yang
melekat pada sebuah SMK, antara lain:
1.
SMK adalah gudang ilmu pengetahuan
dimana para orang-orang pintar berkumpul didalamnya. Hal ini memungkinkan untuk
mengembangkan banyak gagasan berbasis IPTEK.
2.
SMK adalah tempat berkumpulnya SDM-SDM
potensial berstatus peserta didik sehingga sangat strategis untuk dikembangkan
dengan ragam tema. Para peserta didik ini bisa dimobilisiasi potensinya, baik
dalam tujuan menciptakan aktivitas-aktivitas yang mendukung kelancaran
sekolahnya maupun mempertinggi peluang sukses di masa depan.
3.
SMK adalah media strategis untuk
mencetak kader-kader wirausahawan. Dengan pengetahuan dan terhimpunnya
orang-orang cerdas didalamnya, SMK bisa menyelenggarakan berbagai aktivitas
kewirausahaan tanpa menegasikan substansi keterlaksanaan kurikulum dan
pembentukan kualitas peserta didik. Kewirausahaan yang dikembangkan tidak saja
bersifat umum seperti perdagangan dan jasa, tetapi juga bisa bersifat khusus
berupa penciptaan teknologi tepat guna yang sangat dibutuhkan masyarakat luas.
Semua potensi ini bisa
dikembangkan dalam satu wadah koperasi yang melibatkan para guru, siswa dan
bahkan orang tua siswa/i. Sebab, koperasi merupakan organisasi berbasis kebersamaan dan memiliki
media produktif berbentuk perusahaan yang bisa menyelenggarakan ragam aktivitas
berbasis kebutuhan, kreativitas dan atau peluang yang mungkin untuk
dikembangkan.
C.
Manakar Potensi Mengembangkan Koperasi di Lingkungan SMK
Koperasi itu kumpulan orang otonom
yang concern
pada pembangunan orang agar terbentuk kesejahteraan secara ekonomi, sosial dan
budaya. Untuk tujuan itu, koperasi menyelengggarakan perusahaan yang berfungsi
sebagai media pemenuhan aspirasi dan juga kebutuhan
para anggotanya. Sementara itu, jenis aktivitas produktif yang bisa
diselenggarakan perusahaan koperasi sangat tergantung pada aspirasi dan
dinamika kebutuhan anggota.
Mereferensi pada potensi yang
melekat pada sebuah SMK, maka pendirian dan pengembangan koperasi menjadi
sangat mungkin. Disamping pada diri
insan setiap insan melekat ragam kebutuhan yang bisa dimobilisasi untuk
menciptakan efisiensi kolektif, bermukimnya insan-insan cerdas dan memiliki
kapasitas intelektual menjadikan koperasi di SMK bisa di drive ke ruang-ruang
produktif yang sangat luas.
Atas dasar hal itu, tidak
berlebihan kalau kemudian mendorong setiap SMK untuk mendiringan atau
mengembangkan koperasi. Bahkan, SMK sebagai gudang ilmu pengetahuan sangat
memungkinkan untuk melahirkan koperasi hebat yang menginspirasi dan memotivasi
koperasi-koperasi lainnya untuk menauladani. Pada titik ini, keberadaan Koperasi
SMK bisa menjadi barometer dan referensi dalam mengembangkan koperasi di
wilayah sekitarnya.
Satu hal yang perlu menjadi
catatan bahwa sampai detik ini masih sedikit contoh sukses (succes story) koperasi di tanah air,
sehingga ini kesempatan koperasi SMK untuk
menambah statistik keberhasilan dan sekaligus menjadi lokomotif
perubahan.
D. Gagasan Tentang
Model Koperasi SMK
Dalam men-drive kalahirannya,
koperasi SMK harus merujuk pada konsepsi koperasi yang benar sehingga bisa
menciptakan satu keadaan yang di cita-citakan. Koperasi yang dibangun harus
berkomitment dan concern pada pembangunan
orang-orang di dalamnya. Sementara itu kelahiran dan tumbuhkembangnya
perusahaan diyakini sebagai imbas dari kecerdasan dan kapasitas yang terbentuk
dari proses pendidikan.
Mengacu para paragraf diatas,
ada beberapa hal yang perlu menjadi perhatian :
1.
Aspirasi cerdas anggota adalah muasal
munculnya gagasan aktivitas produktif perusahaan koperasi. Untuk itu, koperasi
harus mencerdaskan anggotanya melalui penyelenggaraan pendidikan yang terus
menerus. Pendidikan yang dimaksud tidak sebatas dalam bentuk classing, tetapi juga bisa dalam metode
beragam sepanjang efektif membentuk pemahaman dan melahirkan tindakan-tindkan berpihak yang meng-aksekerasi
pertumbuhan koperasi. Dari sisi content (isi), pendidikan yang
dilaksanakan tidak hanya memahamkan apa, mengapa dan bagaimana koperasi, tetapi
juga harus di doktrinkan bahwa status keanggotaan koperasi bukan hanya bukti
kepemilikan dan hak untuk mendapatkan pelayanan, tetapi juga sebagai bentuk
komitmen untuk mengambil tanggungjawab ikut membesarkan organisasi dan
perusahaan koperasi.
2.
Perusahaan dalam koperasi merupakan alat
dan bukan tujuan. Artinya, perusahaan koperasi berperan sebagai mesin
penjawab atas kebutuhan anggota yang ragamnya ditentukan aspirasi dari segenap
anggotanya.
3.
Besar kecilnya atau sedikit banyaknya
ragam aktifitas produktif perusahaan koperasi sangat tergantung pada anggotanya
sebagaimana dijelaskan berikut ini :
- Ketika kebersamaan dalam koperasi di tujukan sebatas untuk pemenuhan kebutuhan konsumsi, maka perusahaan koperasi akan terdorong menjalankan aktivitas perdagangan dan jasa yang melayani kebutuhan anggotanya.
- Ketika kebersamaan dalam koperasi ditujukan untuk mendorong produktifitas anggota atau memfasilitasi ragam kreativitas anggota, maka aktivitas koperasi bisa menjadi lebih bervariasi dan tidak terbatas sejalan dengan pertumbuhan kreativitas yang berkembang di kalangan anggota
Pada titik
manapun concern perusahaan koperasi, sesungguhnya terletak pada pilihan
anggotanya. Di Koperasi yang anggotanya memiliki kapasitas maka
aktivitas-aktivitas produktif koperasi akan terus tumbuh dan berkembang. Pada
titik ini, koperasi akan mewujud menjadi institusi atau organisasi yang
memberdayakan.
Idealnya, pada koperasi SMK
terkandung spirit pemberdayaan dimana semua elemen ikut bergerak melalui
distribusi peran aefektif. Pelibatan semua unsur perlu ditata sedemikian rupa
sehingga melahirkan sinergitas yang terus tumbuh. Disamping itu, proses
pelibatan seluruh siswa juga harus berkontribusi pada pembentukan sikap dan
mental positif sehingga berpegaruh significant terhadap kecerahan masa
depan mereka.
Pelibatan segenap siswa/i
seharusnya menginspirasi kesadaran bahwa apa-apa yang mereka lakukan adalah
sesuatu yang memang harus lakukan demi masa depan yang lebih berpengharapan.
Oleh karena itu, ragam pelibatan dan penugasan siswa/i harus disertai dengan
sosialisasi dan edukasi terhadap nilai-nilai yang terkandung di dalam pelibatan
atau penugasan itu sendiri. Dengan demikian, pertumbuhan kesadaran dan
kemamauan siswa/i mengembangkan partisipasinya akan liner terhadap
tumbuhkembangnya koperasi SMK. Satu hal
lagi yang perlu menjadi catatan bahwa pelibatan dan penugasan siswa/i tidak
difahami mengurangi waktu belajar tetapi mengefektifkan waktu bermain dengan
hal-hal produktif.
E. Stimulan Gagasan
Tentang Ragam Aktivitas Koperasi SMK
Untuk pengembangan ide
aktivitas-aktivitas yang akan dijalankan oleh perusahaan koperasi SMK, berikut
disajikan beberapa gagasan sebagaimana dijelaskan berikut ini:
1.
Mengembangkan
aktivitas perusahaan berbasis kebutuhan anggota. Dalam tinjauan
konsepsi, perusahaan adalah media pemenuhan kebutuhan dan aspirasi anggota.
Oleh karena itu, aktivitas perusahaan Koperasi SMK seharusnya memiliki
relevansi dengan kebutuhan yang ada pada anggota. Artinya, luasnya kebutuhan
menjadi faktor penentu luasnya aktivitas perusahaan Koperasi SMK. Sebagai
contoh, ketika angota Koperasi SMK menginginkan adanya sebuah swalayan yang
menyediakan keperluan anggota, maka Koperasi SMK bisa mengadakan sebuah
swalayan. Demikian halnya ketika anggota membutuhkan foto kopi, warnet, cafe
yang refresentatif dan lain sebagainya, Koperasi SMK bisa menyelenggarakan
aktivitas-aktivitas tersebut. Semua tergantung kesepakatan dan perkembangan
kebutuhan anggotanya. Pengembangan aktivitas berbasis bakat dan keahlian adalah
sumber inspirasi tambahan dalam mengembangkan aktivitas perusahaan. Sebagai
contoh, jurusan tata boga bisa mengembangkan usaha dibidang catering, jurusan
tata busana mengembangkan mengembangkan usaha di bidang fashion, jurusan teknik
mesin bisa mengembangkan perbengkelan, jurusan pertanian bisa mengembangkan
bidang pertanian dan lain sebagainya. Bakat-bakat semacam ini harus
dioptimalkan bagi pengembangan perusahaan Koperasi dan sekaligus pengembangan potensi diri dari segenap anggota Koperasi
SMK itu sendiri. Dengan demikian, Koperasi SMK akan menjadi Koperasi yang meng-anggota.
Artinya, setiap anggota merasa dekat dengan keseharian Koperasinya-nya. Walau “member oriented”, bukan berarti
aktivitas perusahaan Koperasi mengharamkan melayani non-anggota (kecuali yang
memang dilarang oleh UU tentang perKoperasian, seperti pada unit simpan pinjam
yang terbatas hanya untuk melayani anggota). Bahkan, semakin luas populasi
terlayani maka semakin besar peluang untuk berkembang. Kesemua aktivitas
tersebut tentu harus dikelola dengan manajemen yang baik, terencana, terukur
dan terkendali. Satu hal yang menjadi catatan penting dalam lingkup manajemen
perusahaan koperasi SMK, yaitu keterlibatan
siswa/i dalam proses pengelolaan perusahaan. Hal ini menjadi penting agar
tumbuhnya perusahaan juga bermakna peningkatan kualitas para pengelola (baca :
siswa/i atau anggota). Oleh karena itu, pelibatan siswa/i ini perlu dirancang
sedemikian rupa sehingga tidak bertabrakan dengan kepentingan study nya. Tahapan-tahapan
manajemen (baca: perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan dan
evaluasi) bisa dijadikan salah satu referensi dalam pelibatan siswa di proses
operasionalisasi keseharian perusahaan Koperasi SMK. Sebagai contoh, ketika
siswa memiliki keterbatasan waktu karena harus mengikuti pelajaran, maka
disamping mengangkat karyawan tetap/standby sebagai salah satu solusi,
keterlibatan siswa bisa dibuat dengan sistem piket atau bergantian. Demikian
juga dalam hal pengambilan keputusan-keputusan organisasi, siswa/i harus
memegang hak penuh sebagai proses belajar tanggungjawab
2.
Mengembangkan
perusahaan Koperasi berbasis pengembangan kewirausahaan. Dalam
tinjauan intrepretasi konsepsi Koperasi, aktivitas Koperasi bisa dibedakan
menjadi 2 (dua), yaitu; (i) mencerdaskan anggota dalam menggunakan
uang/pendapatannya dan; (ii) mencerdaskan anggota dalam meningkatkan
uang/pendapatannya. Intinya adalah “mencerdaskan”, baik dalam penggunaan
maupun dalam peningkatan. Dalam konteks penggunaan, perusahaan Koperasi yang
menyelenggarakan pelayanan kebutuhan anggota diorientasikan pada penciptaan
efisiensi kolektif, sehingga anggota bisa menikmati harga yang lebih murah
dibandingkan ketika anggota bertransaksi ditempat lain. Sementara itu, dalam
rangka meningkatkan pendapatan anggota, Koperasi bisa mendorong anggotanya
untuk meningkatkan produktivitasnya.Artinya, Koperasi SMK melalui aktivitas
perusahaannya bisa melibatkan anggotanya baik dalam tujuan membesarkan
perusahaan Koperasi dan sekaligus membesarkan anggotanya sendiri. Pada titik
ini, KoperasiSMK dan anggotanya akan tumbuh dan berkembang bersama. Khusus pada anggota, disamping
membuka peluang untuk membentuk pendapatan, juga sebagai media pembentukan dan
pembinaan jiwa kewirausahaan para siswa/i. Untuk mempermudah pemahaman atas hal
ini, berikut dijelaskan contoh sebagai berikut :
a.
Dalam rangka melatih,
menumbuhkembangkan jiwa kewirausahaan anggota
dan sekaligus meningkatkan omzet penjualan toko swalayan Koperasi SMK,
maka setiap siswa dilatih menjual produk-produk yang disiapkan oleh Koperasi
SMK dengan target market keluarga siswa, tetangga siswa dan juga masyarakat
umum. Sebagai motivasi, siswa akan diberikan reward atas setiap barang yang
berhasil dijualnya.
b.
Dalam rangka meningkatkan omzet
bengkel milik Koperasi SMK, setiap anggota dijadikan sebagai tenaga pemasaran
dimana setiap berhasil pembawa pelanggan akan diberi insentif.
c.
Dalam rangka mengembangkan marketnya,
Koperasi SMK yang mengelola usaha catering memberikan kesempatan kepada segenap
anggotanya untuk memasarkan paket catering dan akan diberikan insentif atas
setia keberhasilan mendatangkan konsumen.
3.
Mengembangkan
Perusahaan Berbasis Jaringan. Satu Koperasi SMK tentu memiliki ciri
khas sendiri dalam mengelola perusahaannya. Mungkin, satu Koperasi SMK sukses
mengembangkan toko retail, sementara Koperasi SMK lain berhasil mengembangkan
cafetaria atau bengkel atau fashion. Pada titik inilah dimungkinkan
terbentuknya sinergitas dalam wujud kerjasama saling menguntungkan (mutual
partnership). Hal ini sangat mungkin dilakukan, sebab setiap Koperasi
SMK sesungguhnya memiliki anggota dalam jumlah yang tidak sedikit dan bisa
didefenisikan sebagai located market (pasar terlokalisir)
sehingga memungkinkan untuk dimobilisasi sebagai market dari satu usaha
tertentu. Untuk mewujudkan kerjasama ini, antar Koperasi SMK perlu membangun
semangat kebersamaan yang dipersatukan oleh nilai2 dan prinsip2 Koperasi.
Disamping itu, secara rasional keterbentukan kerjasama ini juga berpeluang
meningkatkan kebermanfaatan Koperasi SMK bagi segenap anggotanya.
4.
Membangun
permodalan Koperasi SMK
melalui pembangunan budaya menabung. Banyak pegiat Koperasi yang mengatakan
bahwa “terbatasnya permodalan” menjadi penyebab tidak berkembangnya
Koperasi. Jawaban ini menunjukkan ketiadaan semangat dan ketidakfahaman apa,
mengapa dan bagaimana seharusnya berkoperasi. Satu hal yang menjadi catatan, Koperasi adalah organisasi otonom yang berdiri diatas
kemandirian kolektifnya. Artinya, kekuatan dari dalam (inner power) adalah sumber
utama kemajuan sebuah Koperasi. Itulah sebabnya Koperasi identik dengan
organisasi berbasis pemberdayaan dimana pelibatan modal eksternal sesungguhnya
hanya bersifat supporting. Hal itu pun boleh dilakukan bila
otonomi Koperasi tetap terjaga atau tidak ternodai sedikitpun. Oleh karena itu,
dalam hal permodalan, Koperasi harus fokus mengoptimalkan sumber daya internal
melalui mobilisasi konstruktif. Demikian
juga halnya Koperasi SMK yang seharusnya mengadakan permodalannya dari internal
organisasi, yaitu siswa/i anggota Koperasi SMK itu sendiri. Dalam prakteknya, Koperasi
SMK bisa menerapkan iuran sejumlah tertentu yang dinilai cukup untuk mendukung
aktivitas yang akan dijalankan perusahaan Koperasi SMK. Hal ini bisa diwujudkan
dalam bentuk iuran bulanan. Bila hal ini dirasa terlalu memberatkan, penggalian
modal ini bisa diwujudkan dalam bentuk pelaksanaan program “membudayakan
menabung” dengan “menyisihkan uang jajan” setiap
harinya. Program ini tidak hanya berimplikasi pada pertumbuhan modal Koperasi SMK,
tetapi juga membudayakan pola hidup sederhana alias anti konsumerisme. Dengan
demikian, multiplier effect dari
program ini berimplikasi positif terhadap keterbangunan perusahaan dan juga
kualitas pribadi-pribadi civitas Koperasi SMK.
F. Penghujung
Koperasi SMK memiliki nilai strategis dalam menentukan
perwajahan dan eksistensi koperasi Indonesia dimasa mendatang, sebab di
lingkaran SMK terdapat generasi muda potensial. Oleh karena itu, Koperasi SMK
merupakan media strategis pembentukan kader-kader muda handal koperasi
dan juga wirausaha.
Demikian tulisan sederhana ini
disusun dan disampaikan sebagai bahan diskusi, semoga menginspirasi kebaikan
khususnya bagi peningkatan semangat menumbuhkembangkan koperasi di lingkungan SMK-SMK
di tanah air. Amin
Posting Komentar
.