KETIKA KOPERASI-KOPERASI
PENGHASIL GULA KELAPA
BER-JEJARING
A. INSPIRASI AWAL
MEA (Masyarakat Ekonomi Asean)
akan segera diberlakukan dan hal ini
harus disikapi gerakan koperasi sebagai tantangan dan juga peluang.
Untuk mendukung pemaknaan itu, koperasi perlu melakukan serangkaian persiapan
dan upaya konstruktif dalam meningkatkan daya saingnya. Salah satu upaya
yang bisa dilakukan adalah dengan
membentuk jejaring (networking). Dengan pendekatan networking, koperasi akan
lebih mampu melayani market dalam kapasitas yang lebih luas. Disamping itu,
berjejaring juga merupakan cara
menciptakan efisiensi kolektif dalam banyak hal seperti dalam
biaya pengiriman, packaging, kualitas produk dan lain sebagainya. Intinya,
berjejaring akan membuat usaha koperasi menjadi lebih kuat. Bahkan, berjejaring
bisa menjadi sarana bagi peningkatan kapasitas organisasi dan usaha
masing-masing koperasi yang berhimpun di dalamnya.
Me-refensi semangat diatas, Dinas
Koperasi Jawa Tengah berinisiasi meng-gelar satu pertemuan dengan maksud bisa meng-akselerasi peningkatan kapasitas
usaha koperasi melalui jaringan dengan mengambil fokus bahasan “gula
kelapa”. Berkaitan dengan agenda
tersebut, 7 (tujuh) kabupaten penghasil gula kelapa dihadirkan oleh Dinas
Koperasi Jawa Tengah yaitu : Purworejo, Banjarnegara, Kendal, Kebumen,
Banyumas, Purbalingga. Masing-masing Dinas Koperasi Kabupaten juga menyertakan
beberapa koperasi yang memang concern bergerak di lini bisnis gula kelapa.
Dalam sambutan dan arahannya,
Pak Bima selaku Kabid Koperasi Jawa Tengah meng-informasikan bahwa hanya
beberapa negara di dunia yang memiliki potensi mengembangkan gula kelapa dan
salah satunya adalah Indonesia. Namun demikian, persaingan di lini bisnis
ini tergolong ketat dimana pelakunya
begitu banyak dan tidak semata-mata koperasi. Disisi lain, kebutuhan gula
kelapa terus mengalami peningkatan. Beliau meng-informasikan ada buyer
yang membutuhkan 100 ton/bulan.
Disamping itu, berdasarkan informasi Pak Nartam (ketua Koperasi Nira,
Kec. Cilongok, Kab.Banyumas) juga ada
market dari Amerika dan German yang membutuhkan gula kelapa 150 ton/bulan.
Hongkong juga meminta dalam kapasitas 20 ton/Bulan.
Sementara itu, berdasarkan
data, tidak satupun koperasi di lingkungan Jawa Tengah yang memiliki
kemampuan produksi sampai dengan jumlah itu. Untuk itu, “berjejaring” diantara koperasi
merupakan solusi sehingga pelayanan market bisa dilakukan koperasi secara
maksimal.
Sementara itu, dilapangan
didapat informasi bahwa koperasi mengalami kesulitan dalam urusan ekspor. Oleh
karena itu, pada kesempatan ini Dinkop Jateng juga menghadirkan PT Pos
Indonesia yang kebetulan memiliki divisi pengiriman barang ke luar negeri.
Dalam penjelasannya, PT Pos menginformasikan bahwa khusus untuk Sektor
UMKM, PT Pos Indonesia memiliki paket
khusus pengiriman dengan berat 10 sampai dengan 300 kg dengan durasi pengiriman
antara H+4 sampai dengan H+8 . Untuk
jenis produk ini, PT Pos Indonesia sudah bekerjasama dengan 215 negara tujuan.
Sementara itu, untuk berat melebihi 300 bisa dilayanani dengan paket pos
Express. PT Pos Indonesia juga
memberikan fasilitas kredit bagi koperasi-koperasi yang melakukan ekspor secara
rutin dan memiliki likuiditas keuangan yang bagus. Di penghujung presentasi
singkatnya, beliau memberikan jaminan tentang keamanan, kerusakan dan bahkan
kehilangan atas setiap pengiriman.
B. RESPON GERAKAN
KOPERASI
Gagasan dan sekaligus
peluang yang disampaikan oleh Pak Bima selaku Kabid. Koperasi Propinsi Jawa
Tengah disambut baik oleh gerakan koperasi. Berdasarkan pemikiran yang
berkembang disepanjang diskusi, segenap koperasi pelaku gula kelapa sangat
mendukung dan bersepakat membentuk satu jaringan dalam bentuk “assosiasi”
yang diberi nama "Assosiasi Koperasi Gula Semut Jawa Tengah".
Selaku pengurus inti, Mas Nartam Hehanusa dari
Koperasi Nira Satria, Cilongok, Kab. Banyumas dipercaya sebagai ketua
assosiasi. Dalam menjalankan tugas-tugasnya Mas Nartam didampingi oleh
Mas Syamsul (koperasi dari Kab Purbalingga) yang bertindak sebagai sekretaris
dan Bu Rusini ( dari Koperasi Nira Satria, Kec. Cilongok) yang bertindak
sebagai bendahara assosiasi.
Sebagai deteksi awal, ada beberapa hal yang bisa menjadi
fokus awal dari jaringan ini, antara lain:
1.
memperkuat kapasitas organisasi masing-masing anggota assosiasi.
2.
media tukar informasi dan pengalaman
guna meng-akselerasi perkembangan perusahaan masing-masing koperasi.
3. Bekerjasama
dalam menyelesaikan persoalan yang
mewarnai perjalanan masing-masing koperasi.
4.
Bekerjasama dalam hal pemenuhan kebutuhan market dengan konsep “mutual
partnership”.
5.
Bekerjasama dalam hal peningkatan kualitas produk sehingga memenuhi standar
market.
6.
Bekerjasama dalam meningkatkan nilai tambah produk gula kelapa
sehingga meningkatkan produktivitas koperasi.
7. Bekerjasama
dalam hal perolehan sertifikasi dan kelengkapan legalitas lainnya sehingga
koperasi bisa menjadi pelaku langsung ekspor secara mandiri.
Dengan lahirnya jaringan koperasi pelaku usaha gula
kelapa ini, maka diharapkan bisa berimplikasi nyata bagi peningkatan
kesejahteraan masyarakat peng-rajin gula kelapa, khususnya anggota koperasi.
Disamping itu, persoalan keterjebakan
peng-rajin gula kelapa dengan rentenir harus di pandang sebagai persoalan
serius yang memerlukan solusi integratif dari koperasi sehingga mereka
merasa terlindungi dan terperhatikan.
Di penghujung, Pak Bima menyemangati segenap koperasi yang
hadir agar terus berproses dalam konsep learning by doing. Koperasi harus
bekerja cerdas sehingga bisa memberikan kesejahteraan anggota. Pak Bima juga
mengingatkan agar pendidikan anggota terus dilakukan sebagai cara efektif
membangun modal sosial koperasi untuk bisa maju dan berkembang secara
berkesinambungan. Akhirnya, Pak Bima berpesan Kepada Dekopinda Banyumas untuk
aktif menggawangi jalannya Assosiasi ini. Pemilihan Dekopinda Banyumas atas
pertimbangan kewilayahan dimana punggawa Assosisasi berdomisili di Kab.
Banyumas dan Koperasi Nira Satria juga dipandag sebagai salah satu koperasi
yang berhasil mengembangkan gula kelapa.
+ komentar + 1 komentar
Nira satria apa ada hubunganya dengan pt sugar royal karena alamatnya kok sama tetapi beda nama
Posting Komentar
.