KETIKA KOPERASI-KOPERASI PENGHASIL GULA KELAPA BER-JEJARING | ARSAD CORNER

KETIKA KOPERASI-KOPERASI PENGHASIL GULA KELAPA BER-JEJARING

Selasa, 24 November 20151komentar



KETIKA KOPERASI-KOPERASI  PENGHASIL GULA KELAPA  BER-JEJARING

A.  INSPIRASI AWAL
MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) akan segera diberlakukan dan hal ini  harus disikapi gerakan koperasi sebagai tantangan dan juga peluang. Untuk mendukung pemaknaan itu, koperasi perlu melakukan serangkaian persiapan dan  upaya konstruktif dalam meningkatkan daya saingnya. Salah satu upaya yang bisa  dilakukan adalah dengan membentuk jejaring (networking). Dengan pendekatan networking, koperasi akan lebih mampu melayani market dalam kapasitas yang lebih luas. Disamping itu, berjejaring juga  merupakan cara menciptakan efisiensi kolektif dalam banyak hal seperti dalam biaya pengiriman, packaging, kualitas produk dan lain sebagainya. Intinya, berjejaring akan membuat usaha koperasi menjadi lebih kuat. Bahkan, berjejaring bisa menjadi sarana bagi peningkatan kapasitas organisasi dan usaha masing-masing koperasi yang berhimpun di dalamnya.  

Me-refensi semangat diatas, Dinas Koperasi Jawa Tengah berinisiasi meng-gelar satu pertemuan dengan maksud  bisa meng-akselerasi peningkatan kapasitas usaha koperasi melalui jaringan dengan mengambil fokus bahasan “gula kelapa”.  Berkaitan dengan agenda tersebut, 7 (tujuh) kabupaten penghasil gula kelapa dihadirkan oleh Dinas Koperasi Jawa Tengah yaitu : Purworejo, Banjarnegara, Kendal, Kebumen, Banyumas, Purbalingga. Masing-masing Dinas Koperasi Kabupaten juga menyertakan beberapa koperasi yang memang concern bergerak di lini  bisnis gula kelapa. 

Dalam sambutan dan arahannya, Pak Bima selaku Kabid Koperasi Jawa Tengah meng-informasikan bahwa hanya beberapa negara di dunia yang memiliki potensi mengembangkan gula kelapa dan salah satunya adalah Indonesia. Namun demikian, persaingan di lini bisnis ini  tergolong ketat dimana pelakunya begitu banyak dan tidak semata-mata koperasi. Disisi lain, kebutuhan gula kelapa terus mengalami peningkatan. Beliau meng-informasikan ada buyer yang membutuhkan 100 ton/bulan.  Disamping itu, berdasarkan informasi Pak Nartam (ketua Koperasi Nira, Kec. Cilongok, Kab.Banyumas)  juga ada market dari Amerika dan German yang membutuhkan gula kelapa 150 ton/bulan. Hongkong juga meminta dalam kapasitas 20 ton/Bulan. 

Sementara itu, berdasarkan data, tidak satupun  koperasi di lingkungan Jawa Tengah yang memiliki kemampuan produksi sampai dengan jumlah itu. Untuk itu,  berjejaring” diantara koperasi merupakan solusi sehingga pelayanan market bisa dilakukan koperasi secara maksimal.

Sementara itu, dilapangan didapat informasi bahwa koperasi mengalami kesulitan dalam urusan ekspor. Oleh karena itu, pada kesempatan ini Dinkop Jateng juga menghadirkan PT Pos Indonesia yang kebetulan memiliki divisi pengiriman barang ke luar negeri. Dalam penjelasannya, PT Pos menginformasikan bahwa khusus untuk Sektor UMKM,  PT Pos Indonesia memiliki paket khusus pengiriman dengan berat 10 sampai dengan 300 kg dengan durasi pengiriman antara H+4 sampai dengan H+8 .  Untuk jenis produk ini, PT Pos Indonesia sudah bekerjasama dengan 215 negara tujuan. Sementara itu, untuk berat melebihi 300 bisa dilayanani dengan paket pos Express.  PT Pos Indonesia juga memberikan fasilitas kredit bagi koperasi-koperasi yang melakukan ekspor secara rutin dan memiliki likuiditas keuangan yang bagus. Di penghujung presentasi singkatnya, beliau memberikan jaminan tentang keamanan, kerusakan dan bahkan kehilangan atas setiap pengiriman.


B.  RESPON GERAKAN KOPERASI
Gagasan dan sekaligus peluang yang disampaikan oleh Pak Bima selaku Kabid. Koperasi Propinsi Jawa Tengah disambut baik oleh gerakan koperasi. Berdasarkan pemikiran yang berkembang disepanjang diskusi, segenap koperasi pelaku gula kelapa sangat mendukung dan bersepakat  membentuk satu jaringan dalam bentuk “assosiasi” yang diberi nama "Assosiasi Koperasi Gula Semut Jawa Tengah".  

Selaku pengurus inti, Mas Nartam Hehanusa dari  Koperasi Nira Satria, Cilongok, Kab. Banyumas dipercaya sebagai ketua assosiasi. Dalam menjalankan tugas-tugasnya Mas Nartam didampingi oleh  Mas Syamsul (koperasi dari Kab Purbalingga) yang bertindak sebagai sekretaris dan Bu Rusini ( dari Koperasi Nira Satria, Kec. Cilongok) yang bertindak sebagai bendahara assosiasi.

Sebagai deteksi awal, ada beberapa hal yang bisa menjadi fokus awal dari jaringan ini, antara lain:
1.      memperkuat kapasitas organisasi masing-masing anggota assosiasi.  
2.     media tukar informasi dan  pengalaman guna meng-akselerasi perkembangan perusahaan masing-masing koperasi.
3.    Bekerjasama dalam  menyelesaikan persoalan yang mewarnai perjalanan masing-masing koperasi.
4.      Bekerjasama dalam hal pemenuhan kebutuhan market dengan konsep “mutual partnership”.
5.      Bekerjasama dalam hal peningkatan kualitas produk sehingga memenuhi standar market.
6.      Bekerjasama dalam meningkatkan nilai tambah produk gula kelapa sehingga meningkatkan produktivitas koperasi.
7.    Bekerjasama dalam hal perolehan sertifikasi dan kelengkapan legalitas lainnya sehingga koperasi bisa menjadi pelaku langsung ekspor secara mandiri.


Dengan lahirnya jaringan koperasi pelaku usaha gula kelapa ini, maka diharapkan bisa berimplikasi nyata bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat peng-rajin gula kelapa, khususnya anggota koperasi. Disamping itu, persoalan keterjebakan  peng-rajin gula kelapa dengan rentenir harus di pandang sebagai persoalan serius yang memerlukan solusi integratif dari koperasi sehingga mereka merasa terlindungi dan terperhatikan.   

Di penghujung, Pak Bima menyemangati segenap koperasi yang hadir agar terus berproses dalam konsep learning by doing. Koperasi harus bekerja cerdas sehingga bisa memberikan kesejahteraan anggota. Pak Bima juga mengingatkan agar pendidikan anggota terus dilakukan sebagai cara efektif membangun modal sosial koperasi untuk bisa maju dan berkembang secara berkesinambungan. Akhirnya, Pak Bima berpesan Kepada Dekopinda Banyumas untuk aktif menggawangi jalannya Assosiasi ini. Pemilihan Dekopinda Banyumas atas pertimbangan kewilayahan dimana punggawa Assosisasi berdomisili di Kab. Banyumas dan Koperasi Nira Satria juga dipandag sebagai salah satu koperasi yang berhasil mengembangkan gula kelapa.
Share this article :

+ komentar + 1 komentar

8 Desember 2016 pukul 11.33

Nira satria apa ada hubunganya dengan pt sugar royal karena alamatnya kok sama tetapi beda nama

Posting Komentar

.

 
Copyright © 2015. ARSAD CORNER - All Rights Reserved