Catatan kecil sebagai pengantar tentang “SPRITUAL NARZIS”
A. Muasal
B. Strategi Sebagian Pesohor Agama dan Dinamika Penampilan Kaum Perempuan
“Spritual Narzis”
memang hanya sebentuk celetukan dari proses chatting tanpa tema, tetapi
realitas kekinian patut menjadi perhatian, khususnya dalam hal mensikapi
perkembangan peradaban. Saya tak terlalu menguasai ilmu agama, tetapi tulisan ini
berharap memiliki nilai edukasi dan motivasi serta berfungsi sebagai stimulan
bagi setiap orang (termasuk saya yang sedang belajar...) untuk mengambil tanggungjawab dalam mensikapi secara bijak dinamika peradaban
yang membutuhkan filter.
Dinamika pemikiran yang berujung pada kreativitas
berwujud karya, di satu sisi telah membawa semua orang pada peradaban modern,
tetapi disisi lain telah menjadi penyumbang suburnya budaya konsumtif atas nama
“menyesuaikan zaman”. Ini tak hanya mewabah di kalangan masyarakat, tetapi sudah
merambah sampai kalangan pesohor agama yang kesehariannya menyampaikan pesan-pesan
kebaikan berbasis ayat-ayat Tuhan.
Kian hari, fenomena modernisasi performance di kalangan pesohor
agama kian menjadi. Apakah ini cara baru meng-efektifkan ketersampaian
ayat-ayat itu untuk alasan lebih mendekat pada audience yang terjangkit penyakit
hedonisme???. Ironisnya, infotainment pun
selalu mengabarkan gaya hidup para pesohor itu yang jauh dari kesan sederhana.
Bahkan, para pesohor agama yang diyakini memiliki pengikut yang banyak dipilih
oleh beberapa perusahaan untuk menjadi bintang iklan sebuah produk. Bahkan sebagian produk tersebut sesungguhnya
bukan kebutuhan pokok, sehingga berpotensi mendorong ummat untuk lebih
konsumtif. Mungkin masih segar dalam
ingatan sebagian dari kita tentang pro-kontra saat kyai sejuta ummat (cq.alm.Zainuddin MZ) bersedia
membintangi sebuah film. Tetapi, hal itu
tak tampak lagi saat ini dimana sebagian dari pesohor agama telah menjelma menjadi ikon selebritis. Apakah masyarakat kita sudah lebih permisif??.
Ataukah hal ini keberhasilan dari rekayasa ekonomi untuk kepentingan
pihak-pihak tertentu ??. Semua hanya pra-duga, tetapi tulisan pengantar ini
hanya memantik kontemplasi.
Tak bijak kalau hanya pesohor agama saja yang di sorot tanpa memaparkan hal lain dari sedikit realitas masyarakat kekinian
yang sebagian terjangkit penyakit hedonisme
(jangan-jangan saya juga kali ya...ha222). Modernisasi performance juga sudah merambah masyarakat melalui perkembangan dibidang
fashion. Disatu sisi, adalah sebuah
pertanda baik angka yang berjilbab kian meningkat. Disisi lain, peningkatan angka ini telah menginspirasi
para kreator untuk memodernisasi model
pakaian muslimah. Tak jarang, hal inipun
membuat kaum muslimah tejangkit penyakit konsumerisme. Jangan-jangan ini juga
bagian dari Spiritual Narzis (SN)...ha222
C. Mengkampanyekan
Anti Spritual
Narzisme
Posting Komentar
.