(Memaknai Laporan Keuangan Dari Sudut Sederhana)
A. Pembuka
Dalam tinjauan operasional koperasi, laporan keuangan (LK) tidak hanya sebentuk laporan yang menyajikan Perhitungan Hasil Usaha (PHU), Perubahan Modal dan Neraca, tetapi juga merupakan referensi dalam mendeteksi efektivitas dari ragam aktivitas yang dijalankan sebuah koperasi, baik secara organisasi maupun usaha. Atas dasar itu, LK memiliki posisi sangat urgent dalam sebuah koperasi, sehingga ketersajian tepat waktu dan valid menjadi sebuah kebutuhan dan bukan lagi sekedar sebuah kewajiban.
Dalam tinjauan teknis laporan keuangan, ada 2 (dua) tahapan lazim yang difahami masyarakat, yaitu; (i) tahapan penyusunan dan; (ii) tahapan intrepretasi. Pada tahapan proses penyusunan, tentu prosesnya harus tunduk dan patuh pada prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku Sedangkan pada tingkat intrepretasi, harus mereferensi pada defenisi, nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang di kenal dengan istilah JATI DIRI Koperasi. Hal ini menjadi mutlak karena sesungguhnya koperasi bukanlah organisasi bebas nilai, tetapi ada nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang sudah menjadi acuan bersama.
B. Cara Mudah Memahami Laporan Keuangan
Dalam menyusun laporan keuangan, pengetahuan dan pemahaman ilmu akuntansi mutlak diperlukan. Kalau anda kebetulan bukan berprofesi sebagai akuntan atau berasal dari disiplin ilmu yang berbeda, tak perlu memaksakan diri untuk bisa menyusun laporan keuangan, tetapi tak ada salahnya berinisiatif mempelajari dan memahami laporan keuangan. Dengan demikian, sebagai aktivis gerakan koperasi, anda berkemampuan mengintrepretasinya ke ranah yang lebih luas kaitannya dengan pengembangan organisasi dan perusahaan secara menyeluruh.
B.1. Memaknai Neraca
B.1.1. Mendeteksi Sumber
Berbicara tentang SUMBER, kita mengenal istilah Modal Sendiri dan Modal Luar. Dalam konteks ideal berkoperasi, segala aktivitas yang dijalankan koperasi seharusnya di talangi sepenuhnya oleh modal sendiri. Kalau hal ini bisa tercapai, kondisi ini menggambarkan kualitas komitmen yang terbangun dan kepercayaan yang terpelihara di antara segenap unsur organisasi bisa dikategorikan sangat baik. Untuk sampai pada titik ini memang memerlukan proses pembangunan kesadaran lewat edukasi yang kontinue, sehingga ragam keinginan dan kebutuhan yang mengemuka di koperasi mengacu pada kemampuan untuk menopangnya.
Dari sisi operasional manajemen, mempertinggi modal sendiri bisa dilakukan melalui beberapa pendekatan yang antara lain di helaskan berikut ini, yaitu :
1. mempertinggi komitmen dan kepercayaan anggota untuk menabung atau menempatkan dananya di koperasi, baik yang bersifat rutin (simpanan wajib), maupun temporal (seperti simpanan sukarela). Hal ini bisa di tempuh melalui ketetapan RAT atau unit layanan yang diarahkan pada pembentukan trust anggota kepada koperasi secara kelembagaan.
2. memutar kembali SHU (sisa hasil usaha) untuk intensifikasi, ektstensifikasi dan atau diversifikasi pelayanan. Dalam cara ini, perolehan SHU baik dari transaksi anggota maupun non anggota tidak langsung dibagikan, tetapi dimanfaatkan untuk meningkatkan modal sendiri yang pada akhirnya akan memperluas kemampuan pelayanan koperasi.
3. Melalui pendekatan transaksi. Artinya, kunjungan anggota di unit layanan difungsikan tidak sebatas pada transaksi kebutuhannya, tetapi juga dijadikan sebagai media untuk menggalakkan kebiasaan menabung. Pendekatan ini juga efektif menjadi sarana edukasi dan pembentukan mental anggota.
Disamping modal sendiri, koperasi juga bisa menggunakan modal eksternal sepanjang tidak merusak otonomi pengelolaan sebagaimana didefenisikan dalam anggaran dasar (AD). Banyak pola yang tersedia dalam mengakses modal eksternal yang antara lain di jelaskan berikut ini :
1. Hutang. koperasi tidak mengharamkan Hutang, sepanjang hal ini menjadi kesepakatan bersama. Hutang bisa saja dijadikan salah satu sumber penopang aktivitas yang sedang dan atau akan di jalankan sebuah koperasi. Hanya saja, setiap hutang memiliki implikasi terhadap munculnya kewajiban mengembalikan pokok pinjaman sekaligus jasa pinjaman dalam kurun waktu yang diperjanjikan. Untuk itu, sebelum mengambil keputusan untuk ber-hutang, segenap unsur organisasi menyadari implikasinya bagi kehidupan organisasi dan perusahaan baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
2. Kemitraan mutualisme. Salah satu upaya mewujudkan pembangunan karya oleh koperasi adalah dengan menjalin kemitraan mutualisme (saling menguntungkan). Hal ini bisa disebabkan oleh keterbatasan modal sendiri dan atau sebagai bagian dari cara mengendalikan resiko.
3. Mengakses bantuan lunak. opsi ini sangat menarik namun sangat sulit di dapatkan walau beberapa koperasi mampu mewujudkannya, baik yang bersumber dari pemerintah maupun non pemerintah/NGO (non govertmen organization).
Satu hal yang menjadi catatan, idealnya koperaasi bergerak diatas kemandiriannya. Walaupun pelibatan modal eksternal tidak diharamkan, namun diharapkan keterlibatan modal eksternal hanya sebagai jembatan untuk menuju kemandirian.
B.1.2. Mendeteksi Bentuk
Dalam teknis laporan keuangan, pengintrepretasian atau pemanfaatan sumber-sumber yang tersedia dinyatakan kedalam 2 (dua )bentuk global , yaitu aktiva lancar dan aktiva tetap. Dalam bahasa lapangan, aktiva lancar identik dengan modal kerja yang secara umum terdiri dari; (i) kas atau setara dengan kas; (ii) piutang dan; (iii) persediaan. Sementara itu, aktiva tetap identik dengan sarana dan prasarana pendikung kerja, seperti peralatan, inventaris, gedung, tanah, kendaraan dan lain sebagainya.
Kedalam bentuk apapun pada akhirnya sumber modal di intrepretasikan sesungguhnya hanyalah persoalan pilihan. Namun demikian, efektivitas dari plihan harus menjadi perhatian. Sekedar untuk panduan dasar, berikut ini disajikan hal-hal yang perlu diperhatikan :
1. Relevansi pemanfaatan dengan tujuan-tujuan yang didefenisikan bersama.
2. Unsur efisiensi dan efektivitas, mengingat sangat dimungkinkan satu pilihan membawa efek jangka panjang pada kehidupan usaha dan organisasi.
3. Relevansi pemanfaatan dengan pembangunan trust dan sekaligus kesejahteraan anggota
B.1.3. Sesaat menelaah istilah SHU dan sedikit berfikir aneh
Dalam kacamata awam, Sisa Hasil Usaha (SHU) difahami sebatas pembeda antara koperasi dan non koperasi. Dalam tinjauan praktis, memang pendapat itu tak salah sepenuhnya. Apalagi didalam teknis perhitungan SHU (istilah koperasi) dan Laba (istilah non koperasi) sama-sama mengukur selisih antara pendapatan dan biaya.
Sebagai bahan kontemplasi dan menstimulasi pemikiran, dalam istilah SHU sesungguhnya terkandung nilai-nilai spirit kolektivitas yang menjadi ciri khas koperasi. Artinya, dalam hal pendapatan maupun biaya-biaya yang muncul di koperasi memuat nilai-nilai kesepakatan bersama. Hal ini berbeda dengan non koperasi dimana kendali pendapatan (misalnya penetapan margin) maupun biaya terletak pada kaum elite perusahaan (owner/pemilik dan manajemen), sementara konsumen adalah obyek yang dijadikan sumber pembentukan laba tanpa ada tanggungjawab untuk mengembalikan (re-fund).
C. Laporan Keuangan Sebagai Sumber Inspirasi dan Energi
Ketika laporan keuangan koperasi sudah tersaji baik berbentuk PHU (Perhitungan Hasil Usaha), Perubahan Modal maupun Neraca, selayaknya dijadikan sebagai sumber inspirasi dan energi dalam menyusun gagasan-gagasan yang lebih variatif demi perluasan kebermanfaatan berkoperasi.
Sebagai pemantik gairah berfikir, berikut ini disajikan beberapa hal tentang laporan keuangan :
2. LK bisa menjadi alat ukur obyektif tingkat konsistensi partisipasi anggota. Artinya, dari LK bisa dilakukan pendeteksian partisipasi masing-masing anggota dari apa-apa yang sudah dicapai. Hal ini penting menjadi perhatian kaitannya dengan efektivitas langkah-langkah pembangunan kualitas kolektivitas.
3. LK juga dapat dijadikan sumber semangat dalam merancang masa depan organisasi di masa mendatang. Pada kondisi partisipasi anggota yang terus meningkat, tentu akan lebih pantas optimis untuk memprogramkan sesuatu ketimbang dalam kondisi koperasi yang anggotanya cuek dan bahkan tidak peduli.
Atas penjelasan-penjelasan diatas, maka disamping berfungsi untuk mengukur realitas organisasi dan perusahaan dalam angka, LK juga sangat layak dijadikan sumber inspirasi dan energi dalam menumbukembangkan kebermanfaatan koperasi yang lebih luas.
D. Penutup
Posting Komentar
.