Seorang sahabat dan keluarganya yang sedang membesuk dirumah sakit meneleponku dan mengajak ketemuan di sebuah ruang perawatan, untuk membicarakan sesuatu yang berkaitan dengan perluasan kebermaknaan melalui upaya-upaya produktif dan empowering.
Segera ku bergegas menuju ruang perawatan...ku sapa sahabatku dan segenap keluarga pasien dengan bersalaman. Ku dapati seorang bocah tergolek di bangsal berbalut selimut, sehingga yang terlihat hanya wajahnya serta infus yang tergantung.
Sesaat kemudian, sahabatku mengajak untuk menepi ke halaman depan ruangan perawatan dan memulai berdiskusi. Sesudah menyelesaikan diskusi, kami kembali ke ruangan dan seketika aku terhenyak...mendapati sang pasien yang kemudian ku tahu bernama Yusuf berumur 5 tahun sedang ganti baju. Aku tertegun...yang ku lihat tubuh kurus dengan tulang rusuk yang tersaji seperti rangka. lengan Tangan itu begitu kurus, jemari itu begitu lunglai tak bertenaga...ku tahan air mataku...ku bangunkan semangat untuk sembuh pada anak itu dan keluarganya.
Ku mengajak sahabatku dan berinisiatif ke ruang kepala perawatan untuk memastikan Yusuf menderita penyakit apa.Ku dapat penjelasan bahwa Yusuf menderita kurang gizi,sakit mag kronis, anemia dan diare...ku terhenyak...dan pamitan kembali ke ruang perawatan mendapati Yusuf yang sudah kembali bertutupkan selimut.
Ku mohon perkenan sahabatku menjelaskan pada kedua orang tua Yusuf..sementara aku memilih untuk menyemangati yusuf sambil mengusap tangan, wajah dan kepalanya. Ku beri motivasi pada yusuf yang terkulai, keberikan rasa damai dengan mengusap tangan, kaki, kepala dan wajahnya. Ku sampaikan padanya dengan nada ceria (walau aku sedang perang bathin)kalau kata dokter dia pasti sembuh..kalau mau makan yang banyak dan teratur..ku motivasi dia untuk sembuh agar bisa main bola lagi dengan teman2 nya...akhirnya ku tak kuat menahan air mataku...ku bergegas pamit pada yusuf, keluarganya dan juga sahabatku....
Di sekembaliku..ku berjalan sambil menunduk...tak bisa kutahan tets air mataku. rasa berdosa begitu kuat atas kekurangan gizi yang dialaminya yang kemudian berefek pada timbulnya penyakit lainnya. Terasa apa yang ku makan menjadi haram. Aku malu pada Tuhan ketika belom bisa berbuat apa-apa. Bisa jadi di luar sana masih banyak yusuf-yusuf yang lain. Aku tak menggugat Tuhan..aku hanya bertanya apakah fakta gizi buruk gambaran mendarah dagingnya individualisme dan rendahnya spirit berbagi serta peduli satu sama lain..??. Aku bahkan tak berfikir menggugat negara, aku hanya malu pada diri sendiri mengapa belom bisa berbuat apa-apa...ataukah aku yang terlalu perasa..???...
Dipenghujung jalanku menuju kembali...terbersit tanya, mengapa Tuhan mempertemukanku pada seorang Yusuf dalam keadaan yang demikian??? Pesan apa yang Tuhan sampaikan padaku sesungguhnya???...ku tekatkan mencari jawabnya...
Semoga kamu cepet sembuh Yusuf...
Lam Sayang
untuk kesembuhanmu.....
(Titipan Tulisan dari seorang sahabat...)
Segera ku bergegas menuju ruang perawatan...ku sapa sahabatku dan segenap keluarga pasien dengan bersalaman. Ku dapati seorang bocah tergolek di bangsal berbalut selimut, sehingga yang terlihat hanya wajahnya serta infus yang tergantung.
Sesaat kemudian, sahabatku mengajak untuk menepi ke halaman depan ruangan perawatan dan memulai berdiskusi. Sesudah menyelesaikan diskusi, kami kembali ke ruangan dan seketika aku terhenyak...mendapati sang pasien yang kemudian ku tahu bernama Yusuf berumur 5 tahun sedang ganti baju. Aku tertegun...yang ku lihat tubuh kurus dengan tulang rusuk yang tersaji seperti rangka. lengan Tangan itu begitu kurus, jemari itu begitu lunglai tak bertenaga...ku tahan air mataku...ku bangunkan semangat untuk sembuh pada anak itu dan keluarganya.
Ku mengajak sahabatku dan berinisiatif ke ruang kepala perawatan untuk memastikan Yusuf menderita penyakit apa.Ku dapat penjelasan bahwa Yusuf menderita kurang gizi,sakit mag kronis, anemia dan diare...ku terhenyak...dan pamitan kembali ke ruang perawatan mendapati Yusuf yang sudah kembali bertutupkan selimut.
Ku mohon perkenan sahabatku menjelaskan pada kedua orang tua Yusuf..sementara aku memilih untuk menyemangati yusuf sambil mengusap tangan, wajah dan kepalanya. Ku beri motivasi pada yusuf yang terkulai, keberikan rasa damai dengan mengusap tangan, kaki, kepala dan wajahnya. Ku sampaikan padanya dengan nada ceria (walau aku sedang perang bathin)kalau kata dokter dia pasti sembuh..kalau mau makan yang banyak dan teratur..ku motivasi dia untuk sembuh agar bisa main bola lagi dengan teman2 nya...akhirnya ku tak kuat menahan air mataku...ku bergegas pamit pada yusuf, keluarganya dan juga sahabatku....
Di sekembaliku..ku berjalan sambil menunduk...tak bisa kutahan tets air mataku. rasa berdosa begitu kuat atas kekurangan gizi yang dialaminya yang kemudian berefek pada timbulnya penyakit lainnya. Terasa apa yang ku makan menjadi haram. Aku malu pada Tuhan ketika belom bisa berbuat apa-apa. Bisa jadi di luar sana masih banyak yusuf-yusuf yang lain. Aku tak menggugat Tuhan..aku hanya bertanya apakah fakta gizi buruk gambaran mendarah dagingnya individualisme dan rendahnya spirit berbagi serta peduli satu sama lain..??. Aku bahkan tak berfikir menggugat negara, aku hanya malu pada diri sendiri mengapa belom bisa berbuat apa-apa...ataukah aku yang terlalu perasa..???...
Dipenghujung jalanku menuju kembali...terbersit tanya, mengapa Tuhan mempertemukanku pada seorang Yusuf dalam keadaan yang demikian??? Pesan apa yang Tuhan sampaikan padaku sesungguhnya???...ku tekatkan mencari jawabnya...
Semoga kamu cepet sembuh Yusuf...
Lam Sayang
untuk kesembuhanmu.....
(Titipan Tulisan dari seorang sahabat...)
+ komentar + 3 komentar
bapak hbatttt...ya
pak ...ni q yg prnah ikut platihan MU D
CILACAP
Saudaraku Malik..yang hebat itu Allah...saya hanya terinspirasi dari realitas dihadapan saya. Ada prasaan berdosa tramat sangat ketika tak bisa berbuat apa2.
Posting Komentar
.