MAHADAYA CINTA 15 : TEGA | ARSAD CORNER

MAHADAYA CINTA 15 : TEGA

Kamis, 25 November 20100 komentar

MEMBIARKAN SEBAGAI SUMBER KEMAJUAN

Ketika seorang anak senantiasa didulang makan pagi, makan siang dan makan malam, Dia akan menjadi manja dan tak pernah terpikir untuk bisa mandiri. Dia akan merasa sangat kehilangan ketika  sang pendulang telah pergi atau sedang mempunyai kesibukan lain saat waktu menunjukkan dia seharusnya didulang. Ketika dia sudah didulang, maka yang akan dilakukannya adalah bermain, melakukan apa yang dia suka sampai dia lelah, tertidur pulas, terbangun dan merasa lapar dan minta didulang kembali. Terlalu jauh kita berharap dia akan menjadi pribadi yang mandiri, terlalu sulit  berharap dia berfikir bagaimana perjuangan yang harus dilakukan untuk bisa menampilkan sesuatu yang indah untuk didulangkan pada dirinya.

Itulah perumpamaan yang telah membelenggu koperasi tidak pernah bisa maju. Ketika dulangan diberhentikan karena keterbatasan sang pendulang, maka dia akan merasa lapar dan ironisnya, hal itu tak membuatnya semangat untuk menyelesaikan laparnya. Pilihan yang ada dihatinya adalah kematian akan segera datang.

Oleh karena itu pilihan terbaik untuk melahirkan koperasi yang tangguh adalah dengan cara membiarkan, membiarkan mereka berkumpul mendirikan koperasi dan juga membiarkan mereka berkumpul untuk membubarkan koperasi yang mereka bangun sendiri. Ketika mereka mengalami kesulitan dalam menciptakan makna kebersamaan lewat koperasi maka dipastikan secara perlahan kebosanan, kejenuhan, dan kefrustasian akan datang dan kematian hanya permasalahan waktu. Betapa banyak koperasi lahir karena sebuah stimulan tersedianya potensi bantuan dengan segala istilah.

Tanpa mengecilkan arti keberadaan dan niat sang pemberi, dimana didalam teknik menyentuhnya sering menggunakan pendekatan-pendekatan yang mengharapkan koperasi akan tumbuh dan berkembang. Mungkin, adalah hal terbaik untuk membiarkan saja.  Dengan demikian, mereka akan memahami dan memaknai bahwa maksud sang pemberi adalah baik. Adalah baik untuk membiarkan mereka, membiarkan mereka berkumpul dan mempertahankan kumpulan serta  menumbuhkembangkan kumpulan didasarkan atas satu kesadaran, didasarkan atas satu keyakinan, didasarkan satu harapan, yang lahir dari cara atau alur berfikir yang mereka temukan bersama-sama.

Adalah hasrat semua orang untuk bertahan, dan tidak mau mati.  Dengan demikian, ketika melihat orang-orang terkumpul dalam sebuah koperasi, artinya identik dengan berkumpulnya hasrat-hasrat untuk bertahan hidup. Mereka akan merasa perlu untuk mempertahankan keberadaan persatuan mereka, mereka akan merasa bahwa mempertahankan koperasi adalah suatu yang sangat diperlukan. Kesadaran muncul diinspirasi keyakinan bahwa sendiri adalah pilihan terburuk dan bersama-sama adalah bagian menyelesaikan masalah sekaligus membangun harapan. Hambatan dan permasalahan-permasalahan yang mucul didalam mencapai tujuan bersama, mereka akan berupaya menemukan solusi, mereka akan terus berinovasi karena dipaksa keadaan,

kita tidak berharap ketika strategi membiarkan ini dipandang sebagai suatu bentuk ketidakpedulian, tetapi membiarkan adalah suatu bentuk pendidikan yang luar biasa yang mampu menstimulan sebuah perubahan. Tidaklah selamanya mendidik, membina, identik dengan mendulang atau mendampingi, tetapi terkadang perlu dengan membiarkan. Membiarkan bukan bermakna lepas tanggungjawab, tetapi membiarkan mampu membangun kesadaran bahwa kebenaran niat untuk memberi adalah benar-benar tindakan suci yang harus dijaga.  Bisa saja, karena mereka diberi kemudahan  dan tanpa proses perjuangan panjang sehingga mereka lalai untuk menghargainya. Terkadang kita tahu sesuatu bermakna apabila sudah tidak didalam genggaman. Inilah satu hal yang harus dilakukan oleh sang pemberi terhadap koperasi untuk mendorong koperasi pada konsepsi yang sebenarnya, dari, oleh dan untuk anggota.

Terlalu buruk untuk melakukan langkah-langkah yang selama ini dilakukan, terlalu buruk untuk melakukan pembinaan-pembinaan yang cenderung melahirkan ketergantungan, terlalu buruk untuk melanjutkan program-program yang dianggap baik bagi mereka. Kita harus membiarkan, kita harus membiarkan alur pikir mereka berkembang, membiarkan perdebatan kepentingan menjadi diantara mereka sepanjang langkah-langkah mereka masih dalam koridor hukum yang berlaku dinegeri ini.

Saatnya kita hanya melihat dan menunggu.   keberadaan sang pemberi lebih tepat memfungsikan diri sebagai partner yang memperluas apa yang ada dan bukan memperbaiki apa yang ada. Ini sangat berbeda dalam makna Ketika  memperbaiki apa yang ada, maka koperasi tidak diberi kesempatan untuk menjadi dirinya sendiri. Langkah sang pemberi justru telah mengabaikan sebuah momentum menjadikan kegagalan sebagai inspirasi kemajuan. Sebab, percaya diri terkadang lahir dari rasa lelah. Dengan demikian ketika mereka mampu melewati fase perbaikan secara mandiri, maka sang pemberi bisa memasukkan perannya pada tingkat perluasan.  
Share this article :

Posting Komentar

.

 
Copyright © 2015. ARSAD CORNER - All Rights Reserved