PENINGKATAN PERTUMBUHAN
EKONOMI MELALUI PENGEMBANGAN UMKM dan PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PERTANIAN
A. Prolog
Kamis/24 Maret 2016, Purwokerto. Forum SKPD
tematik kali ini merupakan moementum eksplorasi gagasan dan usulan program
seputar upaya peningkatan pertumbuhan ekonomi melalui pengembangan UMKM dan
peningkatan produktivitas pertanian. Forum ini dihadiri SKPD di lingkungan
pemerintah Kabupaten Banyumas dan
segenap stake holder yang antara
lain; Bulog, BPS, Universitas-universitas di Lingkungan Kab.Banyumas, beberapa
organisasi ekonomi swadaya masyarakat, Kadin Banyumas dan BI (Bank Indonesia)
Purwokerto yang kali ini bertindak selaku tuan rumah. Pegelaran forum ini dalam rangka pemantapan penyusunan
bahan musrenbang yang akan difinalisasi
pada tanggal 28 Maret 2016 nanti. Lewat pegelaran forum semacam ini diharapkan
bisa memperkaya gagasan yang sudah ada tersusun dalam draft konsep yang dibagikan kepada seluruh peserta.
Dalam sambutannya, Pak Didik mewakili Sekda
Kabupaten Banyumas berharap forum ini menghasilkan pemikiran dan usulan program
yang rasional dijalankan serta membumi. Pencapaian ragam sasaran tersebut
sangat tergantung pada sinkronisasi semua aspek yang melingkupinya. Untuk itu,
perlu menyelaraskan dan men-sinergikan langkah-langkah yang akan dijalankan
masing-masing bagian. Di penghujung sambutannya, Pak Didik menyampaikan
bahwa Output terakhir dari pembangunan adalah kesejahteraan yang berkeadilan
dan keadilan yang men-sejahterakan.
Mewakili Tuan Rumah, Pak Fadhil Nugroho yang
juga menjadi salah satu narasumber pada forum ini menyampaikan beberapa hal seputar
pertumbuhan ekonomi, antara lain :
1.
Pertumbuhan ekonomi
di Kabupaten Banyumas masih merupakan yang tertinggi di banding 3 (tiga)
Kabupaten lainnya di eks Karesidenan Banyumas.
2.
DI tahun 2016 dan
2017 pertumbuhan ekonomi Kab. Banyumas diprediksi tumbuh tinggi di kisaran 5,8%
– 6,25%. Prediksi yang optimis ini antara lain dilatarbelakangi oleh tingginya
belanja dan dukungan pemerintah pada sektor pertanian yang memiliki pangsa
tinggi dalam PDRB. Selain itu, berdasarkan hasil liaison BI ke beberapa
perusahaan, diperoleh informasi akan dimulainya ekspansi dan investasi
perusahaan di tahun 2017.
3.
Pertumbuhan kredit
diprediksi akan mulai meningkat pertumbuhannya seiring dengan turunnya BI rate.
Sementara Itu, Pak Jaka dari Bappeda Banyumas
mempresentasikan tentang kondisi makro dan beberapa proyeksi pertumbuhan ke
depan. Beliau memaparkan beberapa data seputar capaian pertumbuhan ekonomi,
indeks Gini dan beberapa fokus pembangunan yang antara lain sebagai
berikut:
1.
Memantapkan pembangunan sektor-sektor
unggulan pedesaan
2.
Memenatapka pemerataan penyediaan
infrastrukut stratgis
3.
Menajamankan programm dan kegiatan
penganggulangan kemiskinan dan pengangguran
Dipenghujung presentasinya, beliau sangat berharap adanya
peningkatan kapasitas pelaku UMKM. Khusus komoditas gula kelapa, beliau
berharap para eksportir Banyumas bisa meningkat menjadi eksportir langsung
dalam arti bertransaksi dengan buyer dan tidak lagi memakai perantara.
Sementara itu, Kadin Banyumas memiliki beberapa gagasan
dan masukan kaitannya dengan upaya peningkatan pertumbuhan ekonomi Banyumas. Sebagian
besar gagasan dan masukan masih bersifat makro dan memerlukan tindaklanjut atau intrepretasi
ke dalam program-program turunannya. Adapun beberapa pemikiran Kadin dijelaskan
berikut ini:
1.
Ada 2 (dua) pendekatan yang bisa
dilakukan dalam memberdayakan UMKM yaitu; pendekatan evolusi dan pendekatan
revolusi. Pada pendekatan evolusi, para pelaku UMKM di didik dan di latih
dengan berbagai materi sehingga terjadi up-grade kapasitas dan pola pengelolaan
usaha yang dijalankan. Pada pendekatan revolusi, dilakukan distribusi peran dimana
pelaku umkm focus pada produksi dan hal lainnya (pemasaran dan pengembangan
produk serta pengembangan teknologi) menjadi
focus institusi yang bisa dibentuk sendiri oleh para pelaku UMKM dalam
bentuk koperasi atau lainnya. Campuran
dari kedua pendekatan itu juga sangat mungkin dilakukan.
2.
Gedung Pratistahasta
merupakan institusi bisnis yang strategis menjadi sentral UMKM. “magnet
Pratistahasta” selaku sentral produk UMKM perlu di rekayasa sedemikian
rupa sehingga lebih marketable dan
bernilai strategis bagi akselerasi pertumbuhan dan perkembangan UMKM.
3.
Tingginya Indeks Rasio GINI (0,43%) menandakan tingginya kesenjangan dan
berpotensi melahirkan ancaman stabilitas dan bahkan revolusi sosial. Hal ini
juga menandaskan bahwa kegiatan-kegiatan ekonomi dan putaran modal masih
tersentral pada beberapa orang saja. PR besarnya adalah bagaimana pemerataan kesempatan berusaha
baik melalui daya dukung regulasi maupun berbagai stimulan yang edukatif dna
motivational.
4.
Disamping penguatan kelembagaan
koperasi, perlu mendorong koperasi sebagai perusahaan yang mampu menampung
hasil-hasil pertanian. Koperasi juga harus meningkatkan kapasitasnya sehingga
melakukan pengelolaan hasil pertanian yang menghasilkan nilai tambah berujung pada
peningkatan kesejahteraan masyarakat.
5.
Style of Service. Perlu
dilakukan upaya-upaya peningkatan kualitas pelayanan publik khususnya di bidang
ekonomi dan investasi. Pelayanan yang diberikan harus mempunyai style edukatif, motivasional dan promotional. Hal
ini diharapkan akan menjadi daya tarik sendiri yang akan mendorong laju
pertumbuhan investasi, baik secara kualitas maupun kuantitas.
6.
Pendididikan dan Pelatihan tanpa
insentif peserta. Ragam pelatihan yang memberikan
insentif terjadap peserta pelatihan dinilai kurang edukatif dan motivasional
bagi keseriusan mengikuti pelatihan dan juga
motivasi untuk mengaplikasikannya. Ide ini terkesan radikal, namun
sangat efektif bagi peningkatan kapasitas UMKM.
BPS mengingatkan perlu
difikirkan bagaimana pertumbuhan ekonomi meningkat tetapi inflasi bisa
dkendalikan. Pertumbuhan ekonomi harus berkualitas dimana salah satu
indikatornya adalah bisa menampung penganggungan, kemiskinan dan menambah
pendapatan.
Lain-lain
1. Dari forum ini diperoleh informasi
menggembirakan dimana Pemkab Banyumas mendapat penghargaan Pangripta Abipraya
tingkat Propinsi Jawa Tengah.
Selanjutnya, Kabupaten Banyumas akan mewakili Propinsi Jawa Tengah pada
tingkat nasional di bidang “penyusunan perencanaan”. Pencapaian
ini menandakan bahwa dalam "bidang perencanaan" sudah on
the track, sehingga tantangannya berikutnya adalah bagaimana pada
tingkat implementasi bias meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
2. Dalam memajukan ekonomi UKMK,
Presiden Jokowi meminta para pelaku bisnis keuangan bisa membuka/memberikan akses
keuangan yang cepat sehingga roda ekonomi menjadi bergerak lebih cepat dan para
pelaku UMKM pun semakin cepat berkembang. Dalam mendukung hal itu, di Kabupaten Banyumas dibetuk Tim
Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPKAD). Kehadiran TPKAD ini
diharapkan berjalan efektif
3.
Kebetulan 1 mei 2016 akan dimulai
pelaksanaan sensus ekonomi, sehingga akan sangat bermanfaat dalam menghasilkan
data yg valid dan bisa dijadikan sebagai referensi dalam menentukan
kebijaksanaan, untuk itu, Pak Didik mewakili sekda banyumas berharap hasil
sensus ini dapat menjadi dasar dalan kebijakan publik dan strategi.
4. Selaku
institusi yang bertanggungjawab memproduksi kekinian data, BPS mengabarkan
bahwa setiap bulan melakukan press
reliase setiap bulannya. BPS terbuka kehadiran segenap stake holder dan
juga pemkab di agenda itu, sehingga bisa digelar diskusi dan intrepretasi
data.




Posting Komentar
.