SURAT TERBUKA KELUARGA BESAR dr. SOEKO MARSETIYO,
KORBAN KERUSUHAN DI WAMENA. PAPUA
UNTUK PARA
"PENG-KHILAF”
Sore
ini, 27 September 2019, tepatnya di Desa Jambon, Yogyakarta, keluarga besar kami berdiri terpaku disamping
peti jenazah buah karya kekhilafan dan emosi tak terkendali dari beberapa orang kurang bertanggungjawab
yang telah mengalami kehilangan akal sehat dan rasa kemanusiaan-nya. Kami sama sekali tidak kenal kalian secara fisik, tetapi kalian adalah tetap saudara karena kita semua terhimpun dan terpersatukan dalam satu kata heroik “Indonesia”. Namun, kekejaman yang kalian
Sore
ini, kaki terasa begitu lemas dan tak bertenaga untuk tetap berdiri saat sesi penyerahan peti jenazah berisi jasad orang yang begitu kami cintai
berlangsung di area Cargo, Bandara Adi Sutjipto, Yogyakarta. Kami hanya bisa tertunduk
dan terpaku diam, membiarkan air mata belinang dan tangis pecah sebagai ekspresi
kesedihan yang tak terlukiskan. Kami hanya bisa memeluk peti yang terkunci dan
terbungkus rapi.
Semua
dari kami mencoba menerima kenyataan sambil membangun bijak atas
ribuan tanya tak berjawab yang mem-benak. Dalam diam di tengah ramainya pen-takziyah,
kami berupaya keras menguatkan diri sambil mencoba mengingat memory pertemuan-pertemuan
sebelumnya, saat-saat terakhir bertegur sapa dan sikap-sikap almarhum yang abai
dikesadaran kami sebagai pertanda kepergiannya untuk selama-lamanya.
Kini..kami
dan segenap pen-takziyah yang hadir mengantar almarhum ke per-istarahatan
terakhirnya. Hati kami demikian tersayat saat tangis pecah tak terbendung
menyertai proses penimbunanan petih jenazah pada liang lahat. Lagi-lagi
kami berusaha kuat dan tegar serta membangun
ke-ikhlasan atas kepergiannya. Kami berusaha menerima peristiwa ini sebagai sebuah
kenyataan dan ketetapan Tuhan yang terbaik untuknya.

Disaat
bersamaan, segenap anggota keluarga kami juga harus menyemangati anak dan istri almarhum yang
tentu merasa kehilangan ter-amat sangat. Kami hanya bisa berpelukan dan saling
menguatkan. Kami mencoba menghibur hati dan membangunkan keyakinan bahwa mereka
tidak pernah sendiri dan kami akan selalu ada untuk mereka. Walau kami tidak
mungkin memerankan ayah sebagaimana almarhum lakukan, setidaknya terpastikan mereka
tidak merasa kesepian dalam menghadapi suasana yang sangat tidak mudah ini.
Kami pun menyuarakan semangat pada puteri sulungnya yang pasti tidak berkesempatan menunjukkan
kebanggaan pada sang ayah tercinta atas prestasinya sebagai calon wisudawati fakultas
kedokteran dengan predikat cumlaude. Kami menguatkannya untuk tetap
tegar dan membangunkan semangat untuk terus berjuang walau sang ayah pasti tak
hadir di prosesi wisuda nanti untuk menyaksikan
hasil kepatuhannya kepada sang ayah dan buah kesungguhannya dalam menuntut ilmu agar
menjadi manusia berkualitas dan berguna.
Saudara-saudaraku
para peng-khilaf…kami dan segenap keluarga besar menyadari sepenuhnya, amarah
tidak bisa mengembalikan nyawa. Dendam hanya akan memelihara kebencian yang
menjebakkan pada penyakit hati berkepanjangan. Memaki tidak pernah bisa
mengubah kenyataan dan hal itu hanya menandaskan kami sebagai insan yang seolah
tak percaya dan tak bisa menerima takdir Tuhan.
Oleh karena itu, bantu-lah kami dengan do’a saat kalian kembali berkomunikasi akrab dengan Tuhan agar
keikhlasan dan kerelaan hadir dan menentramkan
hari-hari kami berikutnya. Panjatkanlah pada-Nya agar kebijaksanaan hadir di hati dan
fikiran kami sebagai bekal menjalani hari-hari berikutnya. Sungguh berada di
situasi tidak wajar semacam ini sangat tidak mudah. Namun, hidup harus terus
berlanjut dan semoga waktu tidak menyisakan kenangan luka berkepanjangan.
Pinta
kami,
imajinasikan-lah sesaat ketika kalian harus kehilangan orang-orang yang sangat dicintai
dan begitu bermakna dalam hidup kalian. Kami tidak sedang ingin membawa
kalian pada situasi dan merasakan apa yang kami alami dan rasakan saat ini.
Kami hanya ingin berpesan untuk men-cukupkan segala kekhilafan yang menyesakkan dada dan
menyisakan kesedihan mendalam. Cukuplah kami yang berjuang meng-kungkung
emosi dan meng-kerangkeng amarah. Jangan
ada lagi kesedihan serupa akibat tindakan yang membabi buta dan tidak
berperikemanusiaan. Bayangkanlah betapa sulitnya menjelaskan pada seorang anak
kecil saat memanggil dan mencari ayahnya dimana karena rindu.
Apapun
hal dan misi yang melatarbelakangi tindakan khilaf kalian, menghadirkan amarah
dan kepiluan adalah tindakan yang tidak bisa dibenarkan untuk alasan apapun. Menghilangkan nyawa orang lain sungguh jauh
dari semangat kemanusiaan, persaudaraan, persatuan dan tidak dibenarkan oleh
agama manapun. Kita perlu menjaga kebijaksanaan dikebergaman dan senantiasa bergandengan
tangan dalam semangat kekeluargaan yang saling menguatkan.
Khusus kepada
masyarakat di pedalaman Kabupaten Tolikora tempat almarhum selama ini mengabdi
sebagai seorang dokter, kami ucapkan terima kasih telah menjadi bagian dari
hidup almarhum. Semoga kalian berkenan memberi maaf bila terdapat kesalahan almarhum
selama berinteraksi. Kami juga mohonkan perkenan untuk mendo'akan almarhum
ditempatkan Tuhan di sisi yang mulia.
Saudaraku Para
Pengkhilaf…walau begitu susah untuk melakukannya, dalam pilu menyayat hati yang
tengah berkecamuk hebat, kami tetap ber-do’a untuk kebaikan kalian agar tidak
terdengar lagi tangis kesedihan karena kehilangan dan tidak ada lagi korban berikutnya
yang mendatangkan kemirisan dan kesedihan berkepanjangan.
Sebagai
penghujung, kami mengucapkan apresiasi tinggi dan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada Pemerintah Republik Indonesia, Pemerintah Daerah Papua,
TNI-POLRI dan segenap lapisan masyarakat yang sudah ikhlas berupaya membantu dan mem-fasilitasi
pengurusan dan pengantaran jenazah dari Wamena ke tempat peristrahatan terakhir
almarhum di makam keluarga, di Desa Pejambon, Sleman,Yogyakarta.
Kami juga menyampaikan terima kasih kepada segenap pihak yang sudah bersimpati dan memberikan perhatian serta ikut memberikan penghormatan terakhir. Semoga segala kebaikan yang telah bapak/ibu/sdr/i berikan mendapat balasan dari Allah SWT. Aamiin
Kami juga menyampaikan terima kasih kepada segenap pihak yang sudah bersimpati dan memberikan perhatian serta ikut memberikan penghormatan terakhir. Semoga segala kebaikan yang telah bapak/ibu/sdr/i berikan mendapat balasan dari Allah SWT. Aamiin
Yogyakarta,
27 September 2019
Salam
Persaudaraan untuk Masyarakat Papua
Salam
Damai Indonesia-ku
link berita:
video prosesi pemakaman klik disini
berita seputar peristiwa :



+ komentar + 1 komentar
Selamat jalan saudaraku, dr. Soeko Marsetiyo
15 tahun Kau jalani hidup di tempat yg jauh dan terpencil. Jauh dari kampung halamanmu. Meninggalkan org2 yg Kau cintai dan mencintaimu.
Kau rela menghabiskan sebagian umurmu di tempat yg tak nyaman, rawan konflik. Pilihan yg bahkan tak pernah dibayangkan oleh kebanyakan org lain, kecuali oleh penduduk asli setempat.
Kami tau. Itu semua Kau lakukan bukan atas dasar mengejar harta atau gemerlap dunia. Tp krn rasa kepedulianmu yg besar terhadap kemanusiaan.
Dan...bakti tulusmu itulah yg akan jd kendaraan yg akan mengantarkanmu ke surga, wahai syuhada..
Aamiin ya Rabb
Posting Komentar
.