LPPM UNSOED
MENGGAGAS
PEMBENTUKAN KOPERASI BATIK PURBALINGGA
Purbalingga, 30/09/19. LPPM Unsoed menggelar FGD (Forum Group Discussion)
di RM Djoglo Purbalingga. Analisa Tantangan dan peluang Pembentukan Koperasi
Batik FPBP (Forum Pengrajin Batik Purbalingga) menjadi thema bahasan. FGD ini
dihadiri oleh Tim LPPM Unsoed (Ibu Dr. Siti
zulaikha wulandari, Ibu Drs Sri Murni Setyawati, MM,Phd dan ; Ibu Dra.
Titi Nurfitri ,MM), Pemkab dan SKPD Kab. Purbalingga, Deskranada, Pengrajin
Batik yang terhimpun dalam FPBP. FGD ini mneghadirkan 2 (dua) nara sumber,
yaitu; (i) Ibu Endang Kabid
Koperasi Dinas Koperasi dan UKM Kab Purbalingga dan ;
(ii) Bung Arsad Dalimunte dari Dekopinda Banyumas dan sekaligus mewakili
praktisi.
Dalam pengantarnya, Bu Siti Zulaikhah menjelaskan bahwa Tim Fakultas Ekonomi Bisnis sudah mem-bersamai
para pengrajin batik Purbalingga, mulai dari pelatihan dan pembentukan forum
batik sekitar 12 (dua belas) tahun lalu. Perkembangan FPBP yang menggembirakan
dan sudah beranggotaan sekitar 300-orang. Atas hal itu, ter-ide mendorong
penguatan kelembagaan forum menjadi koperasi sehingga memiliki lebih memberi
peluang untuk berkembang, khususnya bagi para pengrajin batik. Hasil kajian
terhadap kondisi terkini, dinilai perlu untuk melakukan pendampingan yang lebih
termasuk dalam hal penguatan pelembagaan. Mengetahui persepsi dan sikap
pemerintah, akademisi, pelaku usaha dan konsumen menjadi tujuan penyelenggaraan
FGD ini.
Bu Endang selaku Kabid Koperasi Kab.
Purbalingga menyambut baik dan meng-eparesiasi inisiasi Unsoed dalam mendorong
tumbuhkembang pembatik di lingkungan purbalingga. Pemilihan didasarkan pada
tujuan yang jelas dalam pembentukan koperasi. Dengan demikian, segenap yang
terlibat memahami dan terlibat aktif dalam kesehariannya. Dengan demikian,
keterbentukan tidak saja sampai di proses formalistic, tetapi di tindaklanjuti
dengan agenda-agenda peningkatan kualitas para pembatik sehingga lebih
produktif. Bu Endang optimis ketika FPBP
ini menjadi koperasi mengingat saat ini anggotanya sudah 300-an orang. Sebagai
dinas, dinkop belum akan mebantu permodalan, tetapi akan mendampingi proses
pendirian dan kelengkapan legalitasnya. Ketika di evalusasi menunjukkan
perkembangan yang baik, maka Dinkop siap meng-akseskan ke sumber-sumber
pendanaan yang sesuai dengan kebutuhan Koperasi. 3 R (pinteR, beneR dan kobeR) menjadi kunci sukses dalam ber-koperasi. Dari
sisi produk, Bu Endang pun optimis mengingat bahwa pengrajin purbalingga
memiliki varian produk yang banyak. Namun demikian, para pembatik perlu terus
melakukan inovasi sehingga adaptif terhadap dinamika konsumen, perkembangan
teknologi dan juga perubahan lingkungan. Secara umum, Bu Endang juga menyampaikan
komitmen tinggi Pemkab Purbalingga terhadap kerajinan batik dan saat ini juga
sedang sibuk mempersiapkan hari batik nasional.
“Koperasi adalah kumpulan orang yang
men-cerdaskan. Oleh karena itu, keterbentukan nilai tambah baru yang bisa dinikmati segenap unsur organisasi
menjadi kunci. Untuk itu, pendeteksian potensi nilai tambah perlu dilakukan
sejak dini sehingga akan sangat membantu dalam merumuskan aktivitas-aktivitas
produktif. Sejalan dengan itu, pendidikan berkelanjutan menjadi kunci sehingga
terbentuk peningkatan kualitas segenap unsur organisasi dan berpengaruh
signifikan terhadap gaagsan yang berkembang, tata kelola dan keterbangunan
kesadaran untuk senantiasa melibat di keseharian koperasi ”, demikian statemen
Bung Arsad selaku ketua Dekopinda Kab Banyumas dan juga mewakili praktisi
mengawali presentasinya.
Bapak Edhy dari Bidang Ekonomi mengapresiasi
kepedulian Unsoed (cq. Tim Fakultas Ekonomi) terhadap pengembangan Batik Banyumas.
Kami juga meng-apresiasi gagasan
penguatan kelembagaan FPBP menjadi koperasi, sebab hal ini sangat mendukung
bagi tumbuhkembang para pelaku batik. Pemasaran batik Purbalingga menjadi PR
yang terus dicarikan solusinya. Beliau juga men-sosialisasikan daya dukung dan
upaya serius Pemkab Purbalingga dalam menumbuhkembangkan batik Purbalingga, seperti : lomba batik cap, lomba design batik, ikut hari koperasi nasional, fashion show dan lain sebagainya.
upaya serius Pemkab Purbalingga dalam menumbuhkembangkan batik Purbalingga, seperti : lomba batik cap, lomba design batik, ikut hari koperasi nasional, fashion show dan lain sebagainya.
Bapak Solihkhin, mewakili Dekopinda Kab. Purbalingga,
menyampaikan apresiasi dan daya dukungnya terhadap gagasan penguatan
pelembagaan forum pengrajin batik melalui koperasi.
Mas Yoga, Ketua FPBP (Forum Pengrajin Batik
Purbalingga) menginformasikan bahwa forum ini sudah lama berdiri dan sering
melaksanakan kegiatan bersama seperti pelatihan produksi dan pemasaran. Secara
prinsip mereka ingin berkoperasi namun memerlukan pendampingan, baik dalam
penyesuaian dari forum menjadi koperasi, proses pembentukan dan juga proses
menjalankannya.
Bapak Wasis Pambudi dari Dinperindag Kab Banyumas menyampaikan siap
men-support gagasan mengkoperasikan FPBP sehingga lebih mendorong percepatan
tumbuhkembang para pengrajin batik. 13 sentra batik ada di Purbalingga sehingga
gagasan meng-koperasikan ini menjadi sangat berpotensi untuk segera di realisasikan.
Penyediaan alat-alat pendukung produksi, pelatihan peningkatan daya saing dan
peningkatan kualitas SDM merupakan beberapa bentuk fasilitasi yang diberikan
oleh Dinperindag Kab. Purbalingga.
Pada akhirnya, setelah melalui proses diskusi dan mendengar masukan serta aspirasi yang berkembang, tersimpulkan bahwa segenap stake holder yang hadir mendukung ide pembentukan koperasi
batik di Purbalingga. Bahkan, mayoritas yang hadir meminta pembentukannya dipercepat agar terbangun harapan-harapan baru bagi para pengrajin batik, khususnya di wilayah Kab. Purbalingga.
link video dokumentasi : klik disini
link video dokumentasi : klik disini





Posting Komentar
.